Bagaimana Tuhan memanifestasikan diri-Nya dalam wujud ciptaan? Pertanyaan mendasar ini telah menggetarkan jiwa para pencari hakikat sepanjang sejarah Islam. Buku Teosofi Islam: Manifestasi-manifestasi Ilahi mengantar pembaca ke jantung filsafat ilahiah Islam melalui pemikiran mendalam Mulla Ṣadrā, sang filsuf besar Persia yang menjembatani akal, wahyu, dan intuisi spiritual.
Tentang Buku  Buku ini merupakan terjemahan dari karya monumental berbahasa Arab Al-Mazhāhir al-Ilāhiyyah fī Asrār al-ʿUlūm al-Kamāliyyah karya Mulla Ṣadrā (Ṣadruddīn Muḥammad asy-Syīrāzī), seorang tokoh utama dalam tradisi filsafat Islam (ḥikmah mutaʿāliyah — “kebijaksanaan transendental”). Naskah ini telah diverifikasi secara ilmiah oleh Sayyid Jalāluddīn al-Ashtiyānī dan diterbitkan oleh Markaz Intisyārāt Daftar Tablighāt Islāmī di Hauzah ʿIlmiyyah Qum, Republik Islam Iran. Terjemahan bahasa Indonesia oleh Irwan Kurniawan dan penyuntingan oleh Ahsin Mohammad menghadirkan teks yang kaya dengan nilai intelektual dan spiritual. Karya ini menyatukan rasionalitas filsafat, kedalaman mistisisme, dan kekuatan wahyu dalam satu kerangka teosofi Islam yang utuh.
Apa yang Akan Anda Temukan Dalam buku ini, pembaca akan menemukan:

<ul data-start="1541" data-end="2073">
 	<li data-start="1541" data-end="1623">
Penjelasan filosofis tentang hubungan antara Tuhan, akal, dan wujud (wujūd).
</li>
 	<li data-start="1624" data-end="1727">
Konsep manifestasi ilahi dalam seluruh tingkatan realitas, dari alam ketuhanan hingga dunia materi.
</li>
 	<li data-start="1728" data-end="1821">
Pandangan Mulla Ṣadrā tentang perjalanan ruh menuju kesempurnaan dan pencapaian makrifat.
</li>
 	<li data-start="1822" data-end="1951">
Integrasi antara filsafat Aristotelian, iluminasi Suhrawardī, dan ajaran para Imam (ʿa) dalam satu sistem pemikiran harmonis.
</li>
 	<li data-start="1952" data-end="2073">
Tafsir mendalam terhadap konsep tajallī (penampakan Ilahi) sebagai rahasia penciptaan dan sumber keindahan semesta.
</li>
</ul>
Tentang Penulis Mulla Ṣadrā (Ṣadruddīn Muḥammad asy-Syīrāzī, 1572–1640 M) adalah salah satu filsuf terbesar dalam sejarah Islam dan pendiri mazhab ḥikmah mutaʿāliyah (“filsafat transendental”). Pemikirannya menggabungkan rasionalisme filsafat, spiritualitas ʿirfān (mistisisme Islam), dan kedalaman tafsir Al-Qur’an. Karya-karyanya, seperti Al-Asfār al-Arbaʿah dan Al-Mazhāhir al-Ilāhiyyah, menjadi tonggak utama studi metafisika Islam hingga kini.
Untuk Siapa Buku Ini Buku ini ditujukan bagi mahasiswa dan peneliti filsafat Islam, para pencinta ʿirfān, serta pembaca yang ingin memahami bagaimana intelektualitas dan spiritualitas bersatu dalam pandangan teosofis Islam tentang manifestasi Ilahi.

Author

Editor

Interpreter

Common title

Number of volumes

Persian Title

Publish location

Publication year

Publish number

Publisher

Qr Code

Sect

Scholar

ISBN

Source

Translated

Is this post suggested?

Rate

View

Votes

Teosofi Islam: Manifestasi-manifestasi Ilahi

Dalam sejarah filsafat Islam, sedikit tokoh yang pengaruhnya sedalam Mulla Ṣadrā, sang perintis al-ḥikmah al-mutaʿāliyah (filsafat transendental). Dalam Kearifan Puncak, pembaca diajak menyelami puncak pemikiran filosofis dan spiritual Islam yang menggabungkan wahyu, rasio, dan intuisi. Buku ini membuka cakrawala baru bagi mereka yang ingin memahami bagaimana akal dan iman berpadu dalam perjalanan menuju Kebenaran Mutlak.

<h3 data-start="578" data-end="596">Tentang Buku</h3>
*Kearifan Puncak* adalah terjemahan dari karya klasik Hikmah al-ʿArshiyyah, salah satu risalah penting Mulla Ṣadrā yang menggambarkan puncak pemikirannya tentang realitas wujud (al-wujūd), jiwa, dan pengetahuan Ilahi. Diterjemahkan oleh Dr. Ir. Dimitri Mahayana, M.Eng. dan Ir. Dedi Djuniardi, buku ini diterbitkan pada Cetakan Pertama, Maret 2001. Pengantar ditulis oleh Dr. Jalaluddin Rakhmat dan James Winston Morris, yang menjelaskan konteks historis dan filosofis karya ini dalam tradisi hikmah Islam. Buku ini tidak sekadar teks filsafat, tetapi juga refleksi spiritual yang mengajak pembaca merenungkan perjalanan jiwa menuju sumber segala wujud.

<h3 data-start="1259" data-end="1291">Apa yang Akan Anda Temukan</h3>
<ul data-start="1292" data-end="1681">
 	<li data-start="1292" data-end="1374">
Penjelasan mendalam tentang konsep wujud (eksistensi) dan kesatuan realitas.
</li>
 	<li data-start="1375" data-end="1448">
Pembahasan tentang hubungan antara akal, jiwa, dan pengetahuan Ilahi.
</li>
 	<li data-start="1449" data-end="1517">
Uraian tentang perjalanan spiritual manusia menuju kesempurnaan.
</li>
 	<li data-start="1518" data-end="1603">
Analisis tentang kesatuan antara filsafat, teologi, dan irfan (mistisisme Islam).
</li>
 	<li data-start="1604" data-end="1681">
Penjelasan filosofis mengenai hakikat Tuhan, penciptaan, dan kebangkitan.
</li>
</ul>
<h3 data-start="1683" data-end="1704">Tentang Penulis</h3>
Mulla Ṣadrā (Ṣadr al-Dīn Muḥammad al-Shīrāzī, 1571–1640) adalah filsuf, teolog, dan sufi terkemuka dari Persia yang mereformulasi tradisi hikmah Islam dengan sintesis antara rasionalisme, gnosis, dan teologi. Karyanya, terutama al-Asfār al-Arbaʿah dan Hikmah al-ʿArshiyyah, menjadikan beliau tokoh utama dalam filsafat Islam pasca-Avicenna. Pemikirannya tentang “keutamaan wujud atas mahiyyah” membentuk fondasi bagi tradisi filsafat Islam modern.

<h3 data-start="2160" data-end="2186">Untuk Siapa Buku Ini</h3>
Buku ini ditujukan bagi mahasiswa filsafat, teolog, dan pencari spiritual yang ingin memahami kedalaman hikmah Islam dan menyelami pandangan Mulla Ṣadrā tentang kesatuan antara pengetahuan, iman, dan pengalaman mistik.
&nbsp;

Kearifan Puncak

Nama lengkap: 

Sadruddin Muhammad bin Ibrahim Syirazi (Terkenal dengan Mulla Sadra)

Riwayat keluarga:

Ayahnya adalah seorang yang saleh bernama Ibrahim bin Yahya Qawami. Dikatakan, ayahnya adalah salah seorang menteri pada pemerintahan Persia yang berpusat di Shiraz, Ayahnya termasuk keluarga terhormat Qawami namun bertahun-tahun belum memiliki anak, akhirnya dia bernadzar, bila Allah Swt mengaruniakan padanya anak laki-laki saleh dan bertauhid, maka ia akan banyak membantu orang-orang fakir dan ahli ilmu.

Pendidikan:

Dia menamatkan jenjang pendidikan awalnya di sisi ayahnya sendiri. Setelah ayahnya wafat, ia hijrah ke Isfahan. Saat itu, Isfahan menjadi ibu kota kerajaan Safawiyah yang ramai dengan ilmu-ilmu rasional ('aqli) dan tekstual (naqli). Dia belajar ilmu-ilmu 'aqli dari Sayyid Muhammad Baqir Mir Damad (wafat th.1041 H) dan ilmu-ilmu naqli dari Syaikh Bahauddin Amili (wafat th. 1030 H), dan mendapatkan ijazah ijtihad dari mereka. Setelah Isfahan, ia kembali lagi ke Shiraz. Di sana, ia mengajar di Madrsah Khan. Namun, karena sebagian ulama di sana kurang merespon, akhirnya ia meninggalkan Shiraz dan pergi ke Kahak, salah satu desa di pinggiran kota Qom, dan bertahun-tahun hidup menyendiri melakukan riyadah dan penyucian diri. Setelah periode ini, ia mulai membangun dan merintis maktab filsafatnya, dan hingga akhir hayatnya sibuk dengan itu. Menurut sebagian data, ia menjalani babak akhir hidupnya di Qom.

Guru-guru:

Muhammad Baqir Mir Damad, Syaikh Bahauddin Amili (Syaikh Bahai)

Karya-karya:                                                                          

Di antara karya-karyanya adalah Al-Hikmah al-Muta'aliyah fi al-Asfar al-'Aqliyah al-Arba'ah, al-Mabda' wa al-Ma'ad, Syarh Usul Kafi, (buku ini terbit secara tidak lengkap dalam 7 jilid), al-Syawahid al-Rububiyah, Kasr al-Ashnam al-Jahiliyyah, al-Masya'ir, al-Hikmah al-'Arsyiyah, Iksir al-'Arifin fi Makrifah al-Haq wa al-Yaqin, Risalah Tashawwur wa Tashdiq.

Born

Death

Mulla Shadra

Mulla Shadra

Born:

Death:

Mulla Shadra

Author Books