Mengungkap makna, kandungan, dan hikmah Al-Quran, sungguh merupakan suatu pekerjaan yang tidak mudah. Menyampaikan pesan Allah yang merupakan Dzat Yang Tak Terbatas ke dalam pemahaman manusia yang sangat terbatas tidak saja memerlukan suatu kearifan, ilmu, ketulusan hati, dan kebersihan jiwa, tetapi lebih dari itu, menuntut adanya kedekatan antara makhluk dengan Khaliq-nya.

Meski begitu, tidak berarti bahwa upaya tersebut harus terhenti. Terbukti, bahwa sejak dulu hingga sekarang, upaya penafsiran Al-Quran masih terus berlangsung.

Murtadha Muthahhari, salah seorang ulama terkemuka abad ini, yang tidak diragukan, memiliki semua syarat tersebut, menyumbangkan pemikirannya yang sangat berharga bagi kita. Buku ini, Tafsir Surat-surat Pilihan; Mengungkap Hikmah Alquran, merupakan karya Muthahhari yang sangat berharga.

Menampilkan beberapa surat pendek dalam Al-Quran, Muthahhari secara menarik berhasil mengurai kandungan ayat-ayat Qurani surat-surat: Al-Fatihah, Al-Baqarah 01-24), Al-Insyirah, Al-Qadr, Az-Zilzal, Al-'Adiyat, Al'Ashr.

&nbsp;

Author

Editor

Interpreter

Common title

Number of volumes

Persian Title

Publish location

Publication year

Publish number

Publisher

Qr Code

Sect

Scholar

ISBN

Source

Translated

Is this post suggested?

View

Tafsir Surat-surat Pilihan

&nbsp;
<div>Bagi para pemikir dan filsuf, cara seseorang menyikapi seluruh fenomena eksistensi bergantung pada pandangan dunianya. Tentang ini, pandangan-dunia terbagi menjadi pandangan- dunia Ilahiah dan pandangan dunia materialisme.</div>
Yang pertama, melihat seluruh fenomena-eksistensi bermuara pada Tuhan, sementara yang kedua berporos pada materi. Manifestasi dari dua jenis pandangan-dunia tersebut tampak pada cara pandang terhadap konsep ketuhanan, agama, kenabian, sejarah, alam semesta, hingga kehidupan setelah mati. Sampai sekarang dua pandangan-dunia ini saling bertarung untuk mencari kostituennya. Beruntunglah bagi kita, seorang Ulama-filsuf legendaris, Murthadha Murthahhari, memberikan kepada kita perihal karakteristik dua pandangan-dunia tersebut dalam " Tafsir Holistik " : Kajian Seputar Relasi Tuhan, Manusia dan Alam ini. Sehingga, dengan paparannya, yang terdiri dari 39 pembahasan dalam 7 Bagian, Kita dituntun secara kritis dalam holistik untuk " menafsirkan " relasi Tuhan, manusia, dan alam. Dari sana, kita dapat menyimpulkan bahwa sesungguhnya relasi diantara mereka sangatlah integratif, tidak dapat dipisahkan. Yang satu berpengaruh pada yang lain. Bagi pembaca yang merindukan pemikiran mendalam dan kritis, buku ini layak dijadikan "asupan gizi rohani" Anda. Dan, jangan heran, bila setelah menyimak buku ini, Anda harus membuang sebagian Folder pemikiran Anda yang usang dan tidak logis!

Rate

Votes

Tafsir Holistik: Kajian Seputar Relasi Tuhan, Manusia dan Alam

Di antara berbagai konsepsi islam yang ada, konsepsi tentang perempuan bisa disebut yang paling sering dibicarakan. Berbagai buku dan artikel telah diterbitkan untuk membahasnya. Namun, ini pulalah konsepsi islam yang sering di salah tafsirkan, di salah pahami, bahkan diserang, terutama oleh para orientalis. Dalam hal ini tak jarang propaganda para orientalis menimbulkan keraguan dan kebingunganaum muslim.

Melalui buku ini, Murtadha Muthahhari menyajikan tema tersebut dengan gaya yang khas; Komperhensif, Kritis, dan Akurat. Dengan penuh semangat, beliau menelusuri latar belakang di balik hampir setiap aturan islam tentang perempuan (soal warisan, lamaran, pertunangan, mahar, nafkah, poligami, dan sebagainya), untuk kemudian menunkukkan betapa ajaran islam benar-benar sesuai dengan kodrat dan martabat manusia.

Perempuan & Hak-haknya dalam Pandangan Islam

Ilmu-ilmu Islam adalah, pertama, serangkaian ilmu yang membahas seputar agama Islam, pokok maupun cabangnya, sekaligus hal-hal yang menjadi pendahuluan bagi pokok dan cabang tersebut, ditambah serangkaian ilmu yang menjadi pendahuluan baginya. Kedua, ilmu-ilmu Islam juga mencakup disiplin-disiplin ilmu yang mempelajarinya termasuk dalam kewajiban agama, walau sekadar wajib kifayah.Buku ini berisi telaah yang inklusif tentang pokok-pokok berbagai cabang ilmu Islam dalam pengertiannya yang pertama. Karya Syahid Muthahhari ini merupakan sebaik-baik buku pengantar ilmu-ilmu Islam. Karya ini patut direkomendasikan sebagai teks utama bagi pengkaji studi Islam. Juga sangat bermanfaat bagi nonspesialis yang ingin mengetahui Islam.Syahid Murtadha Muthahhari, dalam memaparkan dan mengevaluasi beragam teori, bersikap objektif dan tidak berprasangka. Pemahaman Syahid Muthahhari yang sangat mendalam tentang ilmu-ilmu Islam, objektivitasnya, dan pemikirannya yang terbuka, membuat karyanya ini dapat dianggap sebagai yang terbaik di antara buku-buku lain yang sejenis. Siapa pun yang hendak mengenal ilmu-ilmu Islam, hendak menyibak mutiara Islam yang cemerlang, wajib membaca buku ini.

Pengantar Ilmu-ilmu Islam

Alam semesta merupakan ciptaan Tuhan, yang diciptakan melalui kehendak Tuhan. Ia menolak pandangan dari apa yang disebut sebagai “Negative Theology” yang menurutnya tidak punya gambaran yang jelas tentang Tuhan, yang disebutnya “the Unknown Cause.” Menurutnya Islam merujuk dengan jelas Tuhannya yang berdiri sebagai Pencipta.

Pendapat Mutahhari yang menarik adalah tentang kesatuan alam. Karena Tuhan adalah satu dalam esensi, sifat dan agensinya, maka alam semesta sebagai karyanya juga menikmati kesatuannya yang organik. Mutahhari mengatakan bahwa dalam anotasi pada Prinsip Filsafat jilid 5 ia telah menunjukkan bagaimana alam itu merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan tanpa menimbulkan kegoncangan secara keseluruhan. Juga ditunjukkan di sana bagaimana hilangnya satu bagian dari alam akan sama dengan hilangnya keseluruhan.

Bahkan lebih dramatis lagi, ia mengatakan betapa hilangnya “kejahatan-kejahatan” dari alam ini akan berarti hilangnya semua yang ada di alam raya ini. Bahkan ia menyatakan bahwa filosof seperti Hegel juga mengakui prinsip kesatuan organik dari alam semesta ini. Hubungan organik ini sering diumpamakan oleh Mutahhari dengan hubungan antara anggota badan dengan badannya itu sendiri.

Dengan demikian dapat dimengerti mengapa ia menolak penjelasan kaum Materialis yang menurut hematnya hanya bisa menggambarkan hubungan tersebut secara mekanik, bukan organik. Tetapi para teosofer (‘urafa’) dan pemikir-pemikir kuno sering menggambarkan dunia sebagai “Manusia Besar” dan manusia sebagai “Dunia kecil.” Jadi para teosofer dan bukan para filosof (falasifa) yang lebih dekat pada pandangan dunia organik.

Tentu saja kalau kita kaitkan dengan perkembangan fisika baru yang lebih melihat alam sebagai hubungan-hubungan yang saling terkait, maka pandangan Mutahhari tentang kesatuan organik ini lebih maju dibanding dengan para filosof yang berpandangan dunia mekanistik.

Manusia dan Alam Semesta

Buku ini terdiri dari enam artikel dalam berbagai topik yang berbeda, yang merupakan buah karya Murtadha Muthahhari. Dalam buku ini kita akan memperoleh pemahaman dan wawasan baru dari tema-tema berbobot, yang termasuk jarang dikemukakan oleh para ulama dan penulis terkemuka. Sebagaimana karya-karyanya yang lain, dalam buku ini Murtadha Muthahhari memberikan uraiannya dengan gamblang, jitu, dan mudah dicerna. Buku ini sangat bermanfaat bagi para pemerhati masalah-masalah keislaman.

&nbsp;

Kumpulan Artikel Pilihan

Kebebasan Individual dan masyarakat demokrasi adalah dua konsep yang amat menentukan sejak dahulu, apalagi di zaman serba boleh (permisif) seperti sekarang ini. Masalah ini tidak hanya melulu masalah kebebasan manusia, tetapi menembusi sosiologi, filsafat, sains, system dan budaya. Di tengah kebebasan berfikir dan berpendapat dalam Islam yang ditawarkan para pemikir masa kini, Murtadha Muthahhari berupaya menggugat persoalan ini, dan sudah merupakan ciri khas untuk menyajikannya dalam perspektif yang baru.

Sebagai seorang ulama pemikir yang akrab dengan informasi-informasi dan problem-problem kontemporer, Muthahhari meninjau persoalan ini dalam berbagai dimensi. Meski demikian penguasaan mendalam atas ilmu-ilmu keislamannya, seperti biasa membuat kukuh dan tegar atas bobot karyanya ini.

Lebih dari itu, Muthahhari juga berhasilo memberikan jawaban atas berbagai pertanyaan dalam masalah-masalah praktis, yaitu dalam suatu forum dialog terbuka di TV dengan seorang Profesor dan Dr. Sorousy. Misalnya saja cuplikan keyika ia menjawab pertanyaan sang Profesor tentang kritik rapuhnya kebebasan ala barat.

Ia mengetengahkan kisah mulla Nashiruddin yang ketika suatu hari saat ia menunggang keledai, dia ditanya orang, "Hendak kemana engkau hai Nashiruddin?", dan dia menjawab, "Ya...kemana keledai ini berjalan!". Kalau kita bertanya, kemana masyarakat yang dibangun atas nilai-nilai demokrasi barat itu berjalan? jawabannya tentu: Kemana saja yang diinginkan suara mayoritas!.

&nbsp;

Kebebasan Berfikir dan Berpendapat dalam Islam

Nama lengkap: 

Ayatullah Syahid Murtadha Muthahhari

Riwayat keluarga:

Ayahnya adalah Muhammad Husein Muthahhari, salah seorang rohaniawan yang menonjol di kota tersebut. Ayatullah Muthahhari menikah pada tahun 1952 M dan memiliki tiga putra serta empat putri. Putra beliau yang paling masyhur adalah Ali Muthahhari yang pernah menjabat anggota Majlis Syuro Islami selama dua periode. Putra beliau yang lain adalah Muhammad Muthahhari yang pernah belajar di hauzah ilmiyah Qom yang kemudian mendapat gelar doktoral di universitas Toronto Kanada dalam bidang filsafat.

Pendidikan:

Mulai dari umur tiga belas tahun (tahun 1932 M) ia sudah belajar di hauzah ilmiyah Masyhad dan setelah empat tahun menjalani pendidikan di hauzah ilmiyah Masyhad (tahun 1936 M), ia masuk Hauzah Ilmiyah kota Qom dan tinggal disana sekitar lima belas tahun. Di hauzah ilmiyah Qom, ia belajar kepada Ayatullah Burujerdi, Imam Khomaini dan Allamah Thabathabai. Dalam perjalanan safarnya ke kota Isfahan, ia berkenalan dengan Hajj Mirza Ali Agha Syirazi (tahun 1941 M). Hubungan ini menjadi awal kajiannya yang lebih meluas tentang buku Nahjul Balaghah sehingga ia menyelesaikan penulisan buku Seiri dar Nahjul Balaghah.

Guru-guru:

Imam Khomeini, Ayatullah Burujerdi, Allamah Thabathabai, Ayatullah Muhammad Saduqi, Ayatullah Sayid Syihabuddin Mar'asyi Najafi, Ayatullah Sayid Sadruddin Sadr, Ayatullah Sayid Muhammad Reza Gulfaegani, Ayatullah Sayid Ahmad Khansari, Ayatullah Sayid Muhammad Taqi Khansari, Ayatullah Sayid Muhammad Hujjat, Ayatullah Sayid Muhammad Muhaqqiq Damad, Mirza Mahdi Ashtiyani, Mirza Ali Agha Shirazi Isfahani.

Karya-karya:

Di antara karya-karyanya adalah Asynai ba Ulum-e Islami (Mengenal Ilmu-ilmu Islam), Ilal-e geroyesy be Madigari (Faktor Kecenderungan Kepada Materialisme), Asynai ba Quran (Mengenal Alquran), Akhlake Jinsi (Etika Sesksual), Islam wa Muqtadhiyāt-e Zaman (Islam dan Tuntutan Masa), Ushul-e Falsafeh wa Rawesy-e Realism (Dasar Filsafat dan Metode Realisme), Al-Tahshil Bahmaniyar, dia mengoreksi, memperbaiki dan mengomentari buku ini, Al-Ghadir wa Wahdat-e Islami (dalam kitab mengenang Allamah Amini), Imamat wa Rahbari (Imamah dan Kepemimpinan), Imdadha-e Ghaibi dar Zendegi-e Basyar (Bantuan Gaib Dalam Kehidupan Manusia), Insan Kamil (Manusia sempurna)

Murtadha Muthahhari

Born:

Death:

Murtadha Muthahhari

Author Books