Manusia unggul memang banyak, dari mulai para nabi, imam, sampai manusia-manusia yang dianggap tuhan oleh umat agama tertentu. Namun kalau kita bertanya: Siapa manusia ideal sepanjang sejarah yang selalu berusaha diteladani dari ujung rambut sampai ujung kakinya, dari mulai tatacara ibadah sampai aktifitas kehidupan duniawi sehari-harinya, yang besar dan utama maupun yang kecil dan sepele, dari tidur sampai bangun lalu tidur lagi, bahkan juga dalam urusan pemerintahan, perang dan damai? Maka pasti kita sepakat bahwa dia adalah Muhammad Rasulullah saw. Bukan karena keyakinan dan subyektifitas, tapi juga karena fakta dan realita yang diakui oleh kawan maupun lawan.

Buku karya Maulana Sayid Sulaiman Nadwi ini menyuguhkan sebuah deskripsi gamblang tentang ketokohan Muhammad sebagai sosok ideal. Analisisnya dilengkapi dengan berbagai argumentasi dari banyak ulama besar dan tokoh orientalis non-Islam yang secara jujur mengakui kelayakan dan kesempurnaan Muhammad saw. Yang menarik, penulis menunjukkan betapa sepanjang sejarah kehidupannya, Muhammad mampu mewujudkan ideal-ideal Islam, melahirkan sebuah revolusi peradaban dan tingkah-laku yang menjadikan manusia benar-benar sebagai manusia sejati. Umat manusia mencatat dan menyaksikan realita bersejarah ini, dan ingat bahwa, para malaikat pun turun bersaksi.

&nbsp;

Author

Editor

Interpreter

Common title

Number of volumes

Persian Title

Publish location

Publication year

Publish number

Publisher

Qr Code

Sect

Scholar

ISBN

Source

Translated

Is this post suggested?

View

Muhammad Nabi yang Ideal

Nama Lengkap:

Sulaiman Nadwi

Riwayat Hidup:

Sulaiman Nadvi Nadvi lahir pada 22 November 1884 di Desna, Bihar, sebuah desa di Patna , sekarang Distrik Nalanda (saat itu di British India ). Ayahnya, Hakeem Sayyed Abul Hasan adalah seorang sufi.

Sulaiman Nadvi dipengaruhi oleh Shibli Nomani di Lucknow. Pada tahun 1906, ia lulus dari Nadva. Pada tahun 1908, Nadvi diangkat sebagai pengajar Bahasa Arab dan Teologi Modern di Dar-ul-Uloom Nadva. Sezamannya di Nadva adalah Abul Kalam Azad yang datang dari Kalkuta dan juga bergabung dengan Nadva. Baik Sulaiman Nadvi maupun Abul Kalam Azad adalah murid favorit Maulana Shibli Nomani. Sulaiman Nadvi menjadi salah satu penulis biografi Nabi Islam dan sejarawan selama hidupnya.

Universitas Muslim Aligarh menganugerahkan kepadanya gelar kehormatan Doktor Sastra (DLitt) pada tahun 1941.

Pada tahun 1933, ia menerbitkan salah satu karya utamanya, Khayyam. Inti dari buku ini adalah sebuah artikel tentang sarjana dan penyair Persia terkenal Omar Khayyam.

Sulaiman Nadvi, bersama dengan orang lain yang lebih menyukai persatuan Hindu-Muslim di India Britania, menyarankan agar istilah "Urdu" ditinggalkan demi " Hindustani " karena yang pertama memunculkan citra penaklukan militer dan perang sedangkan yang terakhir tidak memilikinya. bagasi simbolis.

Sulaiman Nadvi mendirikan Darul Musannifeen (Akademi Penulis), juga dikenal sebagai Akademi Shibli, di Azamgarh. Buku pertama yang diterbitkan di sana adalah Ard-ul-Quran (2 jilid).

Kehidupan dan kematian kemudian [

Pada Juni 1950, Nadvi pindah ke Pakistan dan menetap di Karachi. Dia diangkat sebagai Ketua Dewan Taleemat-e-Islami untuk memberi nasihat tentang aspek-aspek Islam dari konstitusi Pakistan. Ia meninggal pada 22 November 1953 di Karachi pada usia 69 tahun.

Karya-karya:
<ul>
 	<li>Ahl-us-Sunnah-wal-Jama'ah</li>
 	<li>Navigasi Arab , kuliah disampaikan di Bombay selama Maret 1931.</li>
 	<li>Khayyam (tentang kontribusi Omar Khayyam , diterbitkan pada tahun 1933)</li>
 	<li>Khutbat-e-madrasah</li>
 	<li>Rahmat-e-Aalam</li>
 	<li>Seerat-e-Aisha</li>
 	<li>Sirat-un-Nabi (Kehidupan Nabi) oleh Shibli Nomani pertama , guru Sulaiman Nadvi. Shibli mulai menulis buku ini, yang kemudian diselesaikan oleh Sulaiman Nadvi setelah kematian Shibli pada tahun 1914.</li>
</ul>
&nbsp;

Born

Death

Sulaiman Nadwi

Sulaiman Nadwi

Born:

Death:

Sulaiman Nadwi

Author Books