Manakala roh tercabut dari jasad, tak lagi tenggelam dalam hiruk pikuk dunia, lepas dari kungkungan hawa nafsu duniawi yang senantiasa memangsa dari segala penjuru, lantas ke mana dan di manakah dia kini, kesenangankah yang dia alami, atau berkubang dalam derita dan nestapa di 'alam sana' di alam yang sunyi dan mencekam? Kini siapa yang setia menemaninya? MAsihkah orang-orang dengan siapa saling berbagi cinta, saling nasihat-menasihati, saling berbagi derita, saling bergandeng tangan saat menaati perintah-Nya, ataukah sahabat dalam harta jarahan, dalam nista dan maksiat, dalam kemewahan dan kelalaian, dalam kemurtadan dan kemusyrikan ketika di dunia ini? Yang jelas, pasti ada yang menemani, namun siapa?

Dalam buku ini, dengan gamblang digambarkan bagaimana dan apa saja yang dialami oleh roh pada saat menempuh perjalanan akhirat yang panjang, melewati 'pos' alam maut, kubur, barzakh, kiamat, dan surga atau neraka, Setiap perbuatan yang dilakukan semasa hidup di dunia akan menentukan kondisi seseorang pada setiap 'pos' tersebut. Juga dijelaskan bahwa sesungguhnya roh orang yang meninggal ternyata masih mengadakan kontak dengan jasadnya di dunia ini, dan betapa orang-orang mati mengharapkan amal saleh orang yang masih hidup, serta sangat bergantung kepada orang yang masih hidup, terutama keluarganya. Betapa dahsyatnya hari kiamat disertai derita yang tak terperikan, bahkan malaikat pun gentar menghadapinya. Betapa surga menjadi tempat puncak kenikmatan yang tiada tara, dan neraka demikian murka pada kaum pendosa. Lalu, apakah Allah swt menciptakan 'pos-pos' akhirat itu tanpa memberitahu bagaimana cara mengantisipasinya ketika masih hidup di dunia? Tentu Tidak!

BUku ini menjelaskan pula amalan apa saja yang bisa dilakukan oleh orang yang masih hidup agar dirinya bisa mulus menjalani setiap 'pos' yang akan dilaluinya di akhirat, dan amalan apa saja yang berguna untuk orang yang sudah meninggal dunia. Buku ini semakin menarik karena dilengkapi dengan berbagai kisah sejati yang sangat menggugah dari orang-orang yang sangat terpercaya, yang membuat kita dapat meneladaninya.

Selamat membaca!

Author

Editor

Interpreter

Common title

Number of volumes

Persian Title

Publish location

Publication year

Publish number

Publisher

Qr Code

Sect

Scholar

ISBN

Source

Translated

Is this post suggested?

View

Menelusuri Alam Akhirat

Tidak sedikit orang yang meremehkan doa. Mereka menganggap, segala masalah bisa diselesaikan dengan usaha sendiri, tidak perlu doa. Doa dianggap sebagai sesuatu yang sia-sia dan tidak ada gunanya, sekadar ilusi, berharap pada sesuatu yang tidak ada wujudnya.

Berbeda dengan usaha, yang jelas ukuran dan targetnya. Ada masalah, dicarikan solusinya, dan masalah dapat dipecahkan, atau target bisa didapatkan. Pendek kata, mereka merasa tidak penting untuk berdoa, cukup dengan usaha.

Meremehkan, apalagi mengabaikan doa, bukanlah sikap seorang Mukmin sejati yang meyakini adanya Allah yang mengatur segala sisi kehidupan manusia dan alam semesta. Seorang Mukmin akan selalu menyertakan Allah dalam setiap usaha yang dilakukan.

Segala persoalan atau masalah hidup akan selalu dicarikan solusinya untuk dipecahkan, sembari diiringi doa. Doa adalah kekuatan dahsyat yang bermanfaat dan bisa membantu menyelesaikan persoalan hingga tuntas.

Rasulullah saw menyuruh orang mukmin untuk banyak berdoa dalam segala kondisi, baik saat lapang maupun sempit. Terkadang, berdoa dilakukan pada saat kondisi sempit, susah, dan berat.

Doa itu senjata orang mukmin, juga pilar agama dan cahaya langit dan bumi. Rasulullah bersabda, "Doa adalah senjata seorang Mukmin dan tiang (pilar) agama serta cahaya langit dan bumi.

Buku ini adalah terjemahan dari kitab al-Baqiyat al-Shalihat yang berisi kumpulan amalan-amalan, solat-solat dan do'a-do'a mustajab Nabi saw dan keluarganya yang dikumpulkan dengan kitab Mafatih al-Jinan karya Syaikh Abbas al-Qummi. Dalam buku ini penulis menyusunnya menjadi enam bab. Amalan-amalam malam dan siang hari (bab I), salat-salat sunnah (bab II), Do'a-do'a perlindungan berbagai penyakit, penyakit aggota tubuh, demam dan selainnya (bab III), beberapa do'a pilihan dari kitab al-Kafi (bab IV), beberapa hiriz dan do'a-doa pendek yang dikutip dari kitab Muhaj al-Da'awat dan al-Mujtaba (bab V), beberapa pengaruh surah dan ayat al-Quran dan doa' do'a untuk berbagai macam persoalan (bab VI). Dan sebagai penutup, penulis menjelaskan tatacara penanganan mayit dan hukum-hukumnya.

Semoga bermanfaat.

Source Address

Al-Baqiyat al-Shalihat Koleksi Doa Mustajab Rasulullah Saw dan Keluarganya

<div align="left">Daftar Isi:</div>
Pengantar penerjemah
Pengantar peneliti
Sekilas riwayat hidup Syaikh Abbas Al-Qummy
Mukadimah penulis
Pelajaran pertama: Khauf dan khasyyah
Pelajaran kedua : Al-Raja' (Harapan)
Pelajaran ketiga : Girah dan Himyah (Cemburu dan Memelihara)
Pelajaran keempat : Tercelanya tergesa-gesa
Pelajaran kelima : Ghadab (Marah)
Pelajaran keenam : Al-Hilmu (Lembut)
Pelajaran ketujuh : Al-'Afwu (Memaafkan)
Pelajaran kedelapan : Al-Rifqu (Lemah lembut)
Pelajaran kesembilan : Akhlak Buruk
Pelajaran kesepuluh : Permusuhan dan Caci Maki
Pelajaran kesebelas : Ujub (Bangga diri)
Pelajaran kedua belas : Takabbur (Angkuh) dan
Tawadhu (Rendah Hati)
Pelajaran ketiga belas : Al-Qasawah (Keras hati)
Pelajaran keempat belas : Asy-Syarrah (Keburukan)
Pelajaran kelima belas : Hubb ad-Dunya (Cinta dunia)
Pelajaran keenam belas : Al-Faqr (Fakir)
Pelajaran ketujuh belas : Memohon
Pelajaran kedelapan belas : Al-Hirsh (Rakus)
Pelajaran kesembilan belas : Tamak (Serakah)
Pelajaran kedua puluh : Bakhil (Kikir)
Pelajaran kedua puluh satu : As-Sakho (Murah hati)
Pelajaran kedua puluh dua : Menghindari harta haram
Pelajaran kedua puluh tiga : Percakapan yang Tidak Bermanfaat.
Pelajaran kedua puluh empat : Hasad (Iri hati)
Pelajaran kedua puluh lima : Merendahkan orang lain
Pelajaran kedua puluh enam : Dzalim dan kasar
Pelajaran kedua puluh tujuh : Memenuhi hajat muslimin
Pelajaran kedua puluh delapan : Membahagiakan hati mukmin
Pelajaran kedua puluh sembian: Amr ma'ruf dan nahi munkar Pelajaran ketiga puluh : Kekeluargaan
Pelajaran ketiga puluh satu : Silaturahmi
Pelajaran ketiga puluh dua : Menyakiti kedua orang tua
Pelajaran ketiga puluh tiga : Perhatian kepada tetangga
Pelajaran ketiga puluh empat : Mencari aib orang lain
Pelajaran ketiga puluh lima : Menjaga rahasia
Pelajaran ketiga puluh enam : Menggunjing
Pelajaran ketiga puluh tujuh : Kegirangan
Pelajaran ketiga puluh delapan : Bertengkar dan berdebat
Pelajaran ketiga puluh sembilan : Mengolok-olok dan mengejek
Pelajaran keempat puluh : Berlebihan dalam bercanda
Pelajaran keeempat puluh satu : Ghibah
Pelajaran keempat puluh dua : Bohong
Pelajaran keempat puluh tiga : Bahaya lisan
Pelajaran keempat puluh empat : Hubburiyasah
(Cinta Kekuasaan)
Pelajaran keempat puluh lima : Khumul (Tak ingin dikenal)
Pelajaran keempat puluh enam : Riya' (Pamer)
Pelajaran keempat puluh tujuh : Panjang angan-angan
Pelajaran keempat puluh delapan : Ridha
Pelajaran keempat puluh sembilan : Sabar
Pelajaran kelima puluh : Syukur
Penutup

Akhlak Mulia

Nama lengkap: 

Abbas bin Muhammad Ridha al-Qummi.

Riwayat keluarga:

Ayahnya adalah Muhammad Ridha Qummi, seorang agamawan dan marja' bagi masyarakat dalam masalah-masalah syar'i. Ibunya bernama Banu Zainab juga merupakan seorang perempuan yang teguh menjalankan ketentuan agama dan bertakwa. Muhaddits Qummi terkait dengan ibundanya berkata: “Kesuksesan yang kuraih berkat air wudhu ibuku, karena ibuku selalu berwudhu ketika memberikan ASI kepadaku”. Pernikahan pertama Syaikh Abbas terjadi ketika ia kembali dari Najaf ke Qom. Ia memilih putri Sayyid Zakariya Qazwini, seorang ulama Qom sebagai istrinya dan bercerai setelah beberapa lama. Pernikahan keduanya ketika ia tinggal di Masyhad. Ia memilih putri Ayatullah Haji Sayid Ahmad Thabathabai sebagai istrinya.

Pendidikan:

Untuk menyempurnakan pengetahuan-pengetahuannya tentang ilmu dan pengetahuan, ia melakukan perjalanan ke berbagai daerah yang dihuni oleh umat Islam. Syaikh Abbas al-Qummi pada tahun 1316 H/1898 ketika tengah berusia 22 tahun melakukan safar ke kota Najaf dan menimbah ilmu di kota tersebut. Pada tahun 1322 H/1905, setelah meninggalnya Muhaddits Nuri, Muhaddits Qummi meninggalkan Najaf dan kembali ke Iran.

Guru-guru:

Sayyid Muhammad Kazhim Thabathabai Yazdi (pengarang kitab fikih al-Urwah al-Wutsqa), Mirza Husain Nuri (terkenal dengan Muhaddits Nuri pengarang kitab al-Mustadrak), Mirza Muhammad Taqi Syirazi, Sayyid Hasan Shada Kazhimi, Sayyid Abul Hasan Naqawi Laknahui, Mirza Muhamad Arbab al-Qummi, Syaikh Abul Qasim al-Qummi, Sayyid Ahmad Thabathabai al-Qummi (ayah mertua beliau), Syaikh Muhammad Husain al-Qummi, Ustad Khath Nasta'liq, Agha Buzurg Hakim Syahidi, Mirza Muhammad Khurasani putra Akhund Khurasani, Syaikh Murtadha Asytiyani, Agha Husain Qummi, Mirza Abdul Jawad Adib Naisyaburi.

Karya-karya:

Syaikh abbas al-Qummi memiliki karya yang banyak, yang terpenting dan paling terkenal diantaranya adalah kitab Mafatih al-Jinan yang merupakan kumpulan doa-doa, ziarah-ziarah dan munajat-munajat yang berasal dari Nabi Muhammad Saw dan para Imam As.

Born

Death

Abbas al-Qummi

Abbas al-Qummi

Born:

Death:

Abbas al-Qummi

Author Books