Sebuah teks tajam dan berapi‑api yang merekam kegelisahan politik-ekonomi masa revolusi—menggugat realitas kompromi politik, fragmentasi wilayah, dan perubahan militer yang menggerus kedaulatan rakyat.

Tentang Buku
Buku GERPOLEK: Gerilya - Politik - Ekonomi menyajikan analisis kritis atas hasil‑hasil perundingan politik yang berlangsung lebih dari dua tahun, dan dampaknya terhadap posisi rakyat serta kedaulatan nasional. Dengan bahasa yang lugas dan bernuansa protes, naskah ini menggambarkan bagaimana persatuan rakyat melemah, wilayah terpecah menjadi zona pengaruh boneka, perekonomian hancur, dan tentara republik berisiko berubah menjadi alat represi. Teks ini berfungsi baik sebagai catatan sejarah politik maupun seruan moral bagi aktivis dan pembaca yang peduli nasib bangsa.

Yang Akan Anda Temukan
<ul>
 	<li>Gambaran kronologis tentang mundurnya posisi politik rakyat setelah perundingan panjang.</li>
 	<li>Analisis mekanisme politis yang memungkinkan terbentuknya negara‑negara boneka dan kembalinya daerah‑daerah di bawah pengaruh kolonial.</li>
 	<li>Uraian tentang konsekuensi ekonomi dan keuangan yang membawa kekacauan pada wilayah republik sisa.</li>
 	<li>Kritik terhadap proses reorganisasi dan rasionalisasi militer yang berujung pada pemisahan tentara dari rakyat.</li>
 	<li>Seruan untuk mengembalikan persatuan, kesadaran politik, dan strategi perlawanan yang berlandaskan kepentingan rakyat.</li>
</ul>
Tentang Penulis
Penulis adalah pengamat politik yang akrab dengan dinamika perjuangan kemerdekaan dan pasca‑kolonial, atau kolektif penulis yang berasal dari lingkungan aktivis. Kali ini suara penulis tampil dengan nada urgensi moral dan historis—mendokumentasikan kekalahan strategis yang mengancam masa depan kedaulatan nasional.

Untuk Siapa Buku Ini?
Buku ini cocok bagi mahasiswa sejarah dan ilmu politik, aktivis sosial‑politik, peneliti kolonial‑postkolonial, serta pembaca umum yang ingin memahami bagaimana negosiasi politik dan keputusan militer‑ekonomi dapat mereduksi ruang hidup rakyat dan membentuk ulang peta kekuasaan negara.

Author

Editor

Interpreter

Common title

Number of volumes

Persian Title

Publish location

Publication year

Publish number

Publisher

Qr Code

Sect

Scholar

ISBN

Source

Translated

Translated Fields

Is this post suggested?

Rate

View

Votes

GERPOLEK Gerilya - Politik - Ekonomi

Nama lengkap: 

Sutan Ibrahim (Terkenal dengan Tan Malaka)

Riwayat keluarga:

Ayah dan Ibunya bernama HM. Rasad, seorang karyawan pertanian, dan Rangkayo Sinah, putri orang yang disegani di desa. Hingga akhir hayatnya, Tan Malaka dikabarkan tidak penah menikah, tetapi Tan Malaka dikabarkan pernah menjalin hubungan dengan gadis Belanda bernama Fenny Struyvenberg, mahasiswi kedokteran yang kerap datang ke kosnya. Sementara di Filipina, ia jatuh hati kepada seorang gadis bernama Carmen, puteri bekas pemberontak di Filipina dan Rektor Universitas Manila. Sedangkan saat ia masih di Indonesia, Tan pernah jatuh cinta kepada satu-satunya siswi perempuan di sekolahnya saat itu, yakni Syarifah Nawawi.

Pendidikan:

Pada tahun 1908, ia didaftarkan ke Kweekschool (sekolah guru negara) di Fort de Kock. Menurut GH Horensma, salah satu guru di sekolahnya itu, Tan Malaka adalah murid yang cerdas, meskipun kadang-kadang tidak patuh.Di sekolah ini, ia menikmati pelajaran bahasa Belanda, sehingga Horensma menyarankan agar ia menjadi seorang guru di sekolah Belanda. Pada bulan Oktober 1913, ia meninggalkan desanya untuk belajar di Rijkskweekschool (sekolah pendidikan guru pemerintah), dengan bantuan dana oleh para tengku dari desanya. Sesampainya di Belanda, Malaka mengalami kejutan budaya dan pada tahun 1915, ia menderita pleuritis. Selama kuliah, pengetahuannya tentang revolusi mulai muncul dan meningkat setelah membaca buku de Fransche Revolutie yang ia dapatkan dari seseorang sebelum keberangkatannya ke Belanda oleh Horensma. Setelah beberapa waktu kemudian, ia bertemu Henk Sneevliet, salah satu pendiri Indische Sociaal Democratische Vereeniging (ISDV, yakni organisasi yang menjadi cikal bakal Partai Komunis Indonesia). Ia lalu tertarik dengan tawaran Sneevliet yang mengajaknya bergabung dengan Sociaal Democratische-Onderwijzers Vereeniging (SDOV, atau Asosiasi Demokratik Sosial Guru). Lalu pada bulan November 1919, ia lulus dan menerima ijazahnya yang disebut hulpactie

Karya-karya:

Parlemen atau Soviet (1920), SI Semarang dan Onderwijs (1921), Dasar Pendidikan (1921), Tunduk Pada Kekuasaan Tapi Tidak Tunduk Pada Kebenaran (1922), Naar de Republiek Indonesia (Menuju Republik Indonesia) (1924), Semangat Muda (1925), Massa Actie (1926), Local Actie dan National Actie (1926), Pari dan Nasionalisten (1927), Pari dan PKI (1927), Pari International (1927), Manifesto Bangkok(1927), Aslia Bergabung (1943), Muslihat (1945), Rencana Ekonomi Berjuang (1945), Politik (1945), Manifesto Jakarta (1945), Thesis (1946), Pidato Purwokerto (1946), Pidato Solo (1946), Madilog (1948), Islam dalam Tinjauan Madilog (1948), Gerpolek (1948), Pidato Kediri (1948), Pandangan Hidup (1948), Kuhandel di Kaliurang (1948), Proklamasi 17-8-45 Isi dan Pelaksanaanya (1948), Dari Pendjara ke Pendjara (1970).

Born

Death

Tan Malaka

Tan Malaka

Born:

Death:

Tan Malaka

Author Books