Nabi saw bukan filsuf, karena Nabi saw tidak hanya mengajarkan kebenaran, tetapi hidup dengan kebenaran itu, meruahkan kesucian dan kegairahan, sehingga menghasiklkan orang-orang yang rela berkorban demi diri dan ajarannya dengan penuh semangat.

Di sepanjang dakwah dan perjuangannya, orang-orang yang berhimpun di sekelilingnya telah membuktikan kenyataan ini. Abu Dzar al-Ghifari, Salman al-Farisi, Ammar bin Yasir, hanyalah sedikit diantaranya.

Kenali mereka lebih ajuh dan lebih banyak lagi dalam buku ini, agar lebih mengenali siapa sesungguhnya teladan dan pendidik mereka.

Selamat meneladani!

&nbsp;

Author

Editor

Interpreter

Common title

Number of volumes

Persian Title

Publish location

Publication year

Publish number

Publisher

Qr Code

Sect

Scholar

ISBN

Source

Translated

Is this post suggested?

View

KIsah-kisah Terpuji Sahabat Nabi

Empat belas sahabat Nabi Muhammad saw. dan keluarganya yang dikisahkan dalam buku ini merupakan para sahabat pilihan, yang keimanan dan kesetiaannya pada Islam serta Nabi saw. dan keluarganya tidak diragukan lagi. Mereka merupakan orang-orang yang sangat berjasa dalam membantu perjuangan Nabi Muhammad saw. dan keluarga beliau dalam menegakkan pilar-pilar Islam.Mereka sangat mencintai Nabi saw. dan keluarga beliau, begitu pula sebaliknya. Alangkah indahnya cinta mereka, cinta yang didasari pada keimanan kepada Allah SWT.

Mereka benar-benar telah memberikan makna yang agung bagi kata persahabatan.Sifat-sifat mulia serta perjuangan suci mereka patut kita teladani. Mereka rela mempertaruhkan segalanya bagi Islam; jangankan harta, jiwa dan keluarga mereka pun mereka pertaruhkan demi lestarinya agama Allah. Tak ada sahabat yang sebaik para sahabat Nabi Muhammad saw. dan keluarga beliau. Semoga dengan membaca buku ini kita dapat mengambil pelajaran dari mereka, agar kita juga dapat menjadi orang-orang yang benar-benar mencintai dan dicintai Nabi Muhammad saw. dan keluarga beliau.

Kisah 14 Shabat Nabi SAW dan Keluarganya

Dia terbaring sakit ketika sang ayah tengah berjuang menegakkan agama kakeknya, Ali bin Abi Thalib, dan sunnah datuknya, Rasulullah saw. Dia hanya mampu berteriak parau ketika menyaksikan kepala sang Ayah terpisah dari jasadnya.

10 Muharam 61 H..
Padang Karbala..

Bak Ya'qub teringat Yusuf, dia masih mengingat kesyahidan sang Ayah di tempat itu, pada tanggal itu, yang mengenaskan sekaligus membernaskan manusia untuk bangkit, berjihad melawan kezaliman. Dengan tangisan, ia melawan rezim hawa nafsu di zamannya. Melaluinya, tangisan bukanlah ekspresi cengeng, tetapi senjata paling bertuah. Kepada pecinta dan pengikutnya, ia ajarkan cinta tanpa alang kepalang, bukan dendam kesumat tanpa alasan syariat.

Ia wariskan kepada umat Muhammad gita cinta Ilahi, al-Shahifah al-Sajjadiyyah. Ia wasiatkan kepada pecinta Ali bagaimana menghormati hak-hak seluruh eksistensi, dari yang tertinggi hingga yang terendah, dalam Risalat al-Huruqnya. Ia didik para pejalan ruhani untuk selalu bershalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad sebagai syarat berwilayah kepadanya.

Ia adalah Tiara para pesuluk.
Ia adalah Zainal Abidin.
Ia adalah Ali bin Husain Al-Sajjad..

Tiara Para Pesuluk

"Fatimah adalah belahan jiwaku, Apapun yang menyebabkan dia sakit, amaka akan meyakiti aku pula. Apapun yang membuat dia bahagia, maka aku pun merasa bahagia." (Hadis)

Gaya bicaranya, diamnya, cara berjalannya, cahaya matanya, saat sibuknya, cara menghirup nafas, atau ketika beristirahat, putri bungsu ini amat mirip dengan sang ayah. Pantaslah kalau Rasul mengatakan dewi surgawi ini sebagai belahan jiwanya.

Inilah buku yang mengisahkan perjuangan hidup puteri Rasul dalam bentuk kisah naratif. Disajikan dengan bahasa yang ringan dan puitis dengan tuturan singkat yang tak membuat kening berkerut. Selamat menikmati!

Surga Merah:  Kisah Kehidupan Fatimah Az-Zahra

Sang Dewi telah memperagakan busana takwa di atas cat walk Karbala, tidak dengan lenggak lenggok mekanik, namun dengan serangkaian kata yang menghujam ulu hati para penyembah tuhan-tuhan bertulang.

"Tuhan, terimalah bingkisan kecil ini," rintihnya seraya menggenggam tanah bercampur darah.

&nbsp;

Sang Dewi

Al-Quran mengandung banyak sekali hikmah dan pelajaran yang bisa dipetik. Termasuk hikmah dan pelajaran dari kisah-kisah para nabi serta orang-orang saleh yang terdapat di dalamnya.

Para nabi dan orang-orang saleh sesungguhnya bagaikan mata air hikmah yang tak akan pernah surut. Banyak hal yang bisa kita petik dari kisah kehidupan mereka.

Buku ini memuat kisah-kisah terbaik para nabi dan orang-orang saleh yang diambil dari al-Quran. Dengan mengetahui kisah-kisah hidup mereka, kita dapat menghadirkan semangat keimanan mereka dalam kehidupan kita sehari-hari.

Pelajaran dan keteladanan, itulah yang cona disampaikan oleh buku ini. Dan karena disampaikan dalam bentuk kisah, insya Allah pelajaran dan keteladanan tersebut akan lebih mudah dicerna dan diresapi bahkan oleh orang awam sekalipun. Selamat membaca.

Kisah-kisah Terbaik Al-Quran

Kibarkan bendera. Gelar permadani merah. Ia bersiap memecah Eufrat dan mengukir punggung sahara dengan jejak-jejak nan bersinambung. Kelana panjang Pangeran tanpa mahkota dari riuh pesta para bromocorah dan bising tawa para penari istana. Menyongsong selaksa harapan di seberang, nun jauh disana. Angin berdesau dan ia pun tinggakan Basrah, melintas Qom, lalu Neysyapour menuju khorasan. Ada apa di Khorasan. Mari ke Khorasan. Selamat datang di Khorasan.

Jalan Menuju Khorasan

Nama Lengkap:

Sayid Abbas Hasab Ali Musawi (terkenal dengan Kamal Seyed)

Riwayat:

Kamal El-Sayed lahir di Bagdad pada tahun 1959. Saat usia enam tahun, ia masuk sekolah dasar di daerah Batavin. Ia menyelesaikan pendidikan menengah dan umum di SMA Al-Musthafa dan Sekolah Ja'fari dan menerima diploma teknis. Namun dia tidak melanjutkan pendidikan universitasnya, karena ketertarikannya pada ilmu-ilmu hauzah, dia banyak membaca buku-buku hauzah.

Dia ditangkap pada tahun 1977 karena berhubungan dengan ulama dan revolusioner. Kemudian, berita kesyahidan Ayatollah Seyyed Mohammad Baqir Sadr dan saudara perempuannya Bint al-Huda memiliki pengaruh mendalam pada dirinya.

Memperoleh kewarganegaraan Iran

Pada tahun 1981, dia diam-diam melarikan diri ke Iran. Setelah itu, di Iran, ia terus bekerja dan menulis fiksi dan biografi  para Imam Ma'sum as.

Reza Amirkhani, penulis dan presiden Asosiasi Pena Iran, setelah bertemu dengannya selama acara tahunan buku Razavi, menyadari ketertarikan Kamal Seyed pada Iran dan ia ingin memiliki kewarganegaraan Iran. Reza Amirkhani menulis surat kepada Pemimpin Tertinggi meminta memberikan kewarganegaraan Iran kepadanya.

kegiatan

Dia telah melakukan banyak pekerjaan selain belajar. Berbagai kegiatan sastra membawanya untuk menulis, sehingga ia mencurahkan seluruh waktu dan tenaganya untuk menulis, dan sekarang Kamal Seyed yang sebelumnya ingin menjadi dokter telah menjadi penulis.

Karya-karya:

Diantara karya-karyanya: Kisah 14 Sahabat Nabi dan Keluarganya, Tiara Para Pesuluk, Surga Merah: Kisah Kehidupan Fatimah az-Zahra, Sang Dewi, Kisah-kisah Terbaik Al-Quran, Jalan Menuju Khorasan, Kisah-kisah Terpuji Sahabat Nabi saw, Cinta Kedelapan, Senjata Tangisan.

Kamal Seyed

Born:

Kamal Seyed

Author Books