Fitrah manusia cenderung kepada kesempurnaan. Manusia yang menghendaki kesempurnaan tentunya tidak akan berhenti pada satu titik kebenaran. Dia akan terus mencari dan membandingkan argumrntasi mana yang lebih kokoh untuk dia ikuti. Karena Islam mengajarkan kepada manusia untuk pandai-pandai menyimak dan mengambil argumentasi yang paling kokoh dalam hal keyakinan atau akidah, maka tidak mengherankan kian banyak orang yang awalnya nonmuslim menjadi muslim setelah mendapat taufik dari Allah Swt.

Demikian juga menjadi muslim bukan perjalanan terakhir ketika dirasa ada sejumlah keyakinan yang berlawanan dengan al-Quran dan Sunnah. Dan itulah yang dialami oleh Syeikh Mu'tashim Sayid Ahmad, penulis buku ini. Semula, ketertarikannya untuk menelaah Islam secara lebih mendalam karena faktor Sayid Jamaluddin Asadabadi al-Afghani, seorang pembaharu Islam abad ke-19. Akan tetapi, perkenalannya lebih lanjut dengan gerakan Wahabi di Sudan, akhirnya membawa sang penulis kepada topik-topik keagamaan lain yang seakan-akan tersembunyi.

Buku The Hidden Truth: Menyibak Fakta-fakta Kebenaran yang Hilang merupakan buah penelitian dan dialog penulis dengan berbagai pihak terkait tema-tema yang dianggap mutlak kebenarannya seperti hadis "Dua Belas Khalifah". hadis "Tsaqalain" dan lain-lain. Termasuk di dalamnya, penulis mengandar sedikit akidah Ahlussunnah dan fikih empat mazhab Sunni.

Buku yang disusun dalam sembilan bab ini mengajak pembaca untuk lebih memahami akidah-akidah yang ada di akalngan muslim. Dengan demikian, jika muncul perbedaan, tidak segera memvonis sesat. Akan tetapi, jika ada argumentasi yang kokoh dan gamblang, manusia yang berakal pasti akan memilih yang terbaik dan orang lain tidak berhak menagtur keyakinannya.

&nbsp;

Author

Editor

Interpreter

Common title

Number of volumes

Persian Title

Publish location

Publication year

Publish number

Publisher

Qr Code

Sect

Scholar

ISBN

Source

Translated

Is this post suggested?

Rate

View

Votes

Kebenaran yang Hilang

Fitrah manusia cenderung kepada kesempurnaan. Manusia yang menghendaki kesempurnaan tentunya tidak akan berhenti pada satu titil "kebenaran". Dia akan terus mencari dan membandingkan argumentasi mana yang lebih kokoh untuk dia ikuti.

Buku yang ada di hadapan Anda ini merupakan buah penelitian dan dialog penulis dengan berbagai pihak terkait tema-tema yang dianggap mutlak kebenarannya seperti hadis "Dua Belas Khalifah" hadis "Tsaqalain" dan lain-lain. Termasuk didalamnya penulis mengandar sedikit akidah Ahlusunah dan fikih empat Mazhab sunni.

Buku yang disusun dalam sembilan bab ini mengajak pembaca untuk lebih memahami akidah-akidah yang ada di kalangan muslim. Dengan demikian, jika muncul perbedaan, tidak segera memvonis sesat. Akan tetapi, jika ada argumentasi yang kokoh dan gamblang, manusia yang berakal pasti akan memilih yang terbaik dan orang lain tidak berhak mengatur keyakinannya.

&nbsp;

The Hidden Truth: Menyingkap Fakta-fakta Kebenaran yang Hilang

Nama Lengkap:

Mu'tashim Sayyid Ahmad Sudani

Riwayat:

Mu'tashim adalah seorang mustabshir dari Sudan, ia lahir di desa Nadi di tepian sungai Nil, Sudan Utara. Ia dibesarkan dalam keluarga muslim Syafi'i.

Pendidikan:

Sejak kecil, Mu'tashim memiliki komitmen yang kuat terhadap agama. Jadi dia menunjukkan semua kecenderungannya ke arah ini dan pergi mencari orang yang patut diteladani dan layak untuk diikuti. Di sekolah menengah, melalui pelajaran sejarah, ia berkenalan dengan sejarah pemerintahan Mahdawi di Sudan. Di sanalah dia dipengaruhi oleh salah satu pemimpin tentara Sudan, Mehdi Sudani; Jadi dia mulai mengungkapkan aspirasinya ke arah ini dan memutuskan untuk memimpin gerakan jihad melawan pemberontak dan penindas. Dia tahu bahwa satu-satunya cara untuk mencapai tujuan ini adalah memasuki akademi militer dengan mempelajari teknik perang dan penggunaan senjata. Maka dengan keinginan ini, dia menghabiskan sebagian waktu hidupnya sampai dia mencapai sekolah menengah.

Mu'tashim, meski belum condong ke arus tertentu, terkadang mendekati Wahhabisme dan terkadang menjauhkan diri darinya. Sampai dia menyadari bahwa satu-satunya solusi untuk masalah ini adalah belajar di perguruan tinggi Islam, bukan di perguruan tinggi tentara; Karena ia merasa dirinya membutuhkan peningkatan tingkat pengetahuan di bidang agama. Alhasil, ia mengabdikan usahanya untuk bergabung dengan salah satu universitas Islam. Mengikuti cita-citanya, ia diterima di Fakultas Studi Islam dan Arab di Universitas Wadi Al-Nil di Sudan.

Di sana ia meneliti dan memperdalam serta mencari pandangan dan prinsip-prinsip agama Islam. Akhirnya, ia mampu lulus dengan gelar sarjana ekonomi Islam.

Menolak  Wahabisme:

Mu'tashim menganggap pemikiran Wahabisme adalah kaku dan tidak memiliki refleksi jelas tentang kehidupan manusia dan interaksinya dengan dunia. Menurutnya, Pemikiran Wahabisme menjadikan manusia terisolasi dari masyarakat

Kecendrungan kepada Syiah

Mu'tashim mulai mendengar kata Syi'ah Ketika ia mendengar perdebatan salah satu kerabatnya dengan temannya yang mengatakan bahwa Syi'ah itu sesat dan kafir. Ia yang penasaran dengan Syi'ah mulai meneliti dan emncari semua hal terkait dengan Syi;ah, hingga akhirnya ia menemukan kebenaran dalam mazhab Syi'ah.

Karya-karya:

Kebenaran yang Hilang Kisah Perjalanan Menuju Mazhab Ahlulbait as.

Born

Death

Mu'tashim Sayid Ahmad

Mu'tashim Sayid Ahmad

Mu'tashim Sayid Ahmad

Author Books