Buku Duka Padang Karbala adalah karya monumental yang menggambarkan tragedi agung yang terjadi di padang Karbala—peristiwa pengorbanan Imam Ḥusain ibn ʿAlī (ʿa) beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya demi menegakkan kebenaran dan keadilan. Disusun oleh ulama besar abad ke-7 H, Sayyid Ibnu Ṭāwūs, karya ini tidak hanya menyampaikan kisah sejarah, tetapi juga menuntun jiwa pembacanya untuk merenungi makna spiritual di balik setiap tetes darah yang tertumpah demi agama Allah.

<h3 data-start="837" data-end="855">Tentang Buku</h3>
Duka Padang Karbala merupakan terjemahan dari salah satu karya klasik Sayyid Ibnu Ṭāwūs yang terkenal karena kedalaman narasi dan kekuatan spiritualnya. Buku ini menyajikan kronologi tragedi Karbala dengan penuh empati, disertai kutipan doa, ziarah, dan renungan yang menumbuhkan kecintaan kepada Ahl al-Bayt (ʿa, an honorific meaning ʿalayhim al-salām — “peace be upon them”). Lebih dari sekadar catatan sejarah, karya ini adalah perjalanan batin menuju pemahaman tentang makna sabar, pengorbanan, dan cinta Ilahi yang memancar dari perjuangan Imam Ḥusain (ʿa).

<h3 data-start="1424" data-end="1456">Apa yang Akan Anda Temukan</h3>
<ul data-start="1457" data-end="1911">
 	<li data-start="1457" data-end="1532">
Rekonstruksi sejarah peristiwa Karbala berdasarkan sumber klasik Islam.
</li>
 	<li data-start="1533" data-end="1617">
Gambaran spiritual dan emosional perjuangan Imam Ḥusain (ʿa) dan para syahidnya.
</li>
 	<li data-start="1618" data-end="1720">
Penjelasan tentang nilai-nilai moral, keadilan, dan keberanian yang lahir dari pengorbanan mereka.
</li>
 	<li data-start="1721" data-end="1828">
Doa-doa dan renungan yang menghidupkan semangat ziyārah (ziarah suci) dan taʿziyah (duka religius).
</li>
 	<li data-start="1829" data-end="1911">
Pesan universal tentang cinta Ilahi, kebenaran, dan penolakan terhadap tirani.
</li>
</ul>
<h3 data-start="1913" data-end="1934">Tentang Penulis</h3>
Sayyid Radiyy al-Dīn ʿAlī ibn Mūsā ibn Ṭāwūs (1205–1266 M) adalah ulama, arif, dan sejarawan besar dari generasi awal pecinta Ahl al-Bayt (ʿa). Dikenal karena ketekunan spiritual dan kehalusan perasaannya, ia menulis banyak karya penting, seperti Iqbal al-Aʿmāl dan Luhūf, yang menjadi rujukan utama dalam tradisi keagamaan dan kesedihan atas tragedi Karbala. Tulisan-tulisannya selalu menggabungkan ketelitian sejarah dengan kelembutan jiwa dan kedalaman makrifat.

<h3 data-start="2408" data-end="2434">Untuk Siapa Buku Ini</h3>
Buku ini ditujukan bagi siapa pun yang ingin memahami tragedi Karbala bukan hanya sebagai peristiwa sejarah, tetapi sebagai sumber inspirasi spiritual dan moral yang abadi—bagi para pecinta Ahl al-Bayt (ʿa) dan semua pencari kebenaran yang ingin meneladani keberanian dan pengorbanan Imam Ḥusain (ʿa).

Author

Editor

Interpreter

Common title

Number of volumes

Persian Title

Publish location

Publication year

Publish number

Publisher

Qr Code

Sect

Scholar

ISBN

Source

Translated

Is this post suggested?

Rate

View

Votes

Duka Padang Karbala

Tragedi Karbala bukan sekadar peristiwa sejarah, tetapi gema abadi yang membangunkan nurani umat manusia. Buku Luhuf — salah satu karya paling masyhur tentang kesyahidan Imam al-Ḥusain ibn ʿAlī (ʿa) — menggambarkan dengan penuh keharuan pengorbanan agung demi mempertahankan kebenaran dan keadilan. Dalam setiap barisnya, pembaca diajak menyelami kesedihan, keberanian, dan keagungan spiritual yang terpancar dari peristiwa Asyura, ketika darah suci Imam al-Ḥusain (ʿa) menjadi cahaya penuntun bagi seluruh pencinta kebenaran.

<h3 data-start="868" data-end="886">Tentang Buku</h3>
Luhuf, yang juga dikenal dengan judul lengkap Al-Luhuf ʿalā Qatlā al-Ṭufūf, adalah karya klasik abad ketujuh Hijriah yang ditulis oleh Sayyid Ibnu Thawus — seorang ulama besar yang dikenal karena ketakwaan, kejujuran, dan kedalaman spiritualnya. Buku ini menyajikan riwayat-riwayat otentik tentang perjalanan Imam al-Ḥusain (ʿa) dari Madinah hingga Karbala, pertempuran heroik di Padang Ṭufūf, serta penderitaan keluarga Ahl al-Bayt (ʿa, an honorific meaning ʿalayhim al-salām — “peace be upon them”) setelah tragedi itu. Sebagai salah satu sumber tertua dan paling berpengaruh dalam literatur maqtal al-Ḥusain (riwayat kesyahidan Imam al-Ḥusain), Luhuf menjadi referensi utama bagi ulama dan penulis sejarah Islam dalam menggambarkan makna spiritual dan moral peristiwa Karbala.

<h3 data-start="1689" data-end="1721">Apa yang Akan Anda Temukan</h3>
<ul data-start="1722" data-end="2070">
 	<li data-start="1722" data-end="1805">
Narasi autentik dan menyentuh tentang perjalanan spiritual Imam al-Ḥusain (ʿa).
</li>
 	<li data-start="1806" data-end="1890">
Rekaman detail tentang peristiwa Asyura dan kesyahidan para sahabat suci beliau.
</li>
 	<li data-start="1891" data-end="1974">
Gambaran tentang penderitaan keluarga Ahl al-Bayt (ʿa) setelah tragedi Karbala.
</li>
 	<li data-start="1975" data-end="2070">
Refleksi mendalam tentang perbedaan abadi antara haq (kebenaran) dan batil (kesesatan).
</li>
</ul>
<h3 data-start="2077" data-end="2098">Tentang Penulis</h3>
Sayyid Radhiyyuddin ʿAlī ibn Mūsā Ibnu Thawus (589–664 H) adalah salah satu ulama, ahli doa, dan sufi besar dalam tradisi Islam Syiah. Ia dikenal karena kezuhudan, ketekunan ibadah, dan karya-karyanya yang menggabungkan kedalaman spiritual dengan ketelitian ilmiah. Selain Luhuf, ia juga menulis karya penting seperti Iqbal al-Aʿmal, al-Malahim wa al-Fitan, dan Saʿd al-Suʿūd. Dalam khazanah Islam, Ibnu Thawus dipandang sebagai sosok yang menjaga kemurnian spiritualitas Ahl al-Bayt (ʿa) melalui pena dan pengabdiannya.

<h3 data-start="2640" data-end="2666">Untuk Siapa Buku Ini</h3>
Buku ini ditujukan bagi pembaca yang ingin memahami makna spiritual, moral, dan historis dari tragedi Karbala, baik bagi peneliti sejarah Islam, pencinta Ahl al-Bayt, maupun siapa saja yang mencari inspirasi tentang keberanian dan pengorbanan dalam menegakkan kebenaran.
sumber buku : http://www.alhassanain.com/indonesian/

Translated Fields

LUHUF: Al-Luhuf ʿalā Qatlā al-Ṭufūf

Nama lengkap: 

Sayyid Radhiyuddin Ali bin Musa bin Ja'far bin Thawus (Terkenal dengan Saiyid Ibnu Thawus)

Riwayat keluarga:

Nasab Ibnu Thawus sampai kepada Imam Hasan al-Mujtaba as dengan 13 perantara. Ayahnya, Musa bin Ja'far juga termasuk salah seorang perawi hadis besar, yang telah menulis riwayat-riwayatnya dalam kertas dan setelah itu anaknya mengumpulkan tulisan-tulisan tersebut dan memublikasikannya dengan nama Firqah al-Nadzir wa Bahjat al-Khathir mimma Rawahu Walidi Musa bin Ja'far. Ibunya juga putri Warram bin Abi Farras, salah seorang pemuka ulama Imamiah. Neneknya dari pihak ayah juga merupakan cucu Syaikh Thawus dan karena inilah terkadang Sayid mengatakan, kakekku Warram bin Abi Farras dan terkadang mengatakan, Jaddi al-Syaikh al-Thusi, Syaikh Thusi memiliki dua putri; kakek Sayid Ibnu Thawus, suami salah satu dari mereka. Dengan bertolak dari sisi neneknya Ummul Kultsum putri Imam Sajjad as yang bersambung dengan Imam Husain as, maka ia juga disebut dengan Dzul Hasabain (orang yang memiliki dua silsilah mulia).

Pendidikan:

Sayid Ibnu Thawus memulai pendidikannya di kota Hillah, ia menimba ilmu-ilmu dasar dari ayah dan kakeknya sendiri, Warram bin Abi Farras. Sebagaimana yang telah ia tuturkan sendiri, dalam waktu singkat ia telah populer dalam ilmu fikih dan setelah dua setengah tahun menimba ilmu fikih, maka ia melihat dirinya tidak membutuhkan pengajar lagi. Setelah itu untuk beberapa waktu ia tinggal di Baghdad dan di sana, ia juga menimba ilmu dan belajar kembali.

Guru-guru:

Warram bin Abi Firas al-Hilli, Ibnu Nama al-Hilli, Fakhar bin Ma'd al-Musawi

Karya-karya:

Di antara karya-karyanya adalah: Al-Iqbal li Shalihi al-'Amal, Mahj al-Da'awat wa Manhaj al-Ibadat, al-Luhuf 'ala Qatla al-Thufuf, Al-Yaqin, Falah al-Sail.

Born

Death

Ibnu Thawus

Ibnu Thawus

Born:

Death:

Ibnu Thawus

Author Books