Menjawab 110 Isu Akidah

Menjawab 110 Isu Akidah

Dalam era yang dipenuhi pertanyaan kritis dan perdebatan ideologis, Menjawab 110 Isu Akidah hadir sebagai panduan komprehensif untuk memahami fondasi keyakinan Islam secara logis dan argumentatif. Buku ini menunjukkan bahwa akidah bukan sekadar warisan tradisi, tetapi hasil pencarian intelektual yang berakar pada wahyu dan rasionalitas.

Tentang Buku

Buku ini disusun berdasarkan karya dan pelajaran Ayatullah Makarim Syirazi, seorang ulama besar dan mufasir kontemporer dari Iran, yang terkenal karena gaya penjelasannya yang rasional dan dialogis. Dalam edisi Indonesia ini, naskah aslinya disadur oleh Muhammad Husaini Husaini dan tim, kemudian diterjemahkan dengan cermat oleh Akmal Kamil.
Karya ini membahas 110 persoalan mendasar dalam teologi Islam: mulai dari konsep Ketuhanan, keadilan Ilahi (ʿadl), wahyu dan kenabian, otoritas spiritual (imāmah), hingga tanda-tanda Hari Kiamat. Setiap topik dikaji dengan pendekatan ilmiah, berlandaskan Al-Qur’an, hadis (tradisi kenabian), dan nalar filosofis yang kokoh.

Apa yang Akan Anda Temukan

• Jawaban sistematis terhadap isu-isu akidah klasik dan kontemporer.

• Penjelasan rasional tentang sifat-sifat Tuhan dan prinsip keadilan Ilahi.

• Uraian tentang kenabian dan kesinambungan hidayah melalui para Imam Ahl al-Bayt (ʿa, an honorific meaning ʿalayhim al-salām — “peace be upon them”).

• Kajian Al-Qur’an sebagai mukjizat abadi dan pedoman kehidupan rasional.

• Pembahasan ilmiah mengenai kehidupan akhirat, keadilan kosmik, dan tanggung jawab moral manusia.

Tentang Penulis

Ayatullah Nāsir Makarim Syirāzī adalah ulama dan mufasir terkemuka dunia Islam, lahir di Syiraz (Iran) pada 1927. Ia dikenal sebagai penulis produktif dengan lebih dari 100 karya, termasuk Tafsīr al-Amthāl dan Anwār al-Fiqh. Gaya penulisannya menekankan keseimbangan antara argumentasi rasional dan kedalaman spiritual, menjadikan karyanya rujukan penting bagi studi akidah dan tafsir kontemporer.

Untuk Siapa Buku Ini

Buku ini ditujukan bagi para pelajar, guru agama, dan pencari kebenaran yang ingin memahami Islam melalui lensa akal dan wahyu — mereka yang tidak puas dengan jawaban dogmatis, tetapi menginginkan fondasi keyakinan yang kokoh, logis, dan penuh hikmah.