Hikmah dan Makna Haji

Hikmah dan Makna Haji

Hikmah dan Makna Haji

Author :

Jawad Amuli

Editor :

M. Jawad

Publisher :

Cahaya

Publish number :

1

Publication year :

2003

Publish location :

Bogor

Number of volumes :

1

ISBN :

979-3259-18-3

(0 Votes)

QRCode

(0 Votes)

Hikmah dan Makna Haji

Satu hal yang kerap diajukan sebagai keheranan oleh para pengkritik Islam adalah ibadah haji. Bagaimana mungkin, sebuah agama yang mengaku paling monoteis malah mengajarkan sebuah ritual yang sama sekali bertentangan dengan semangat tauhid dan malah memelihara tradisi kaum pagan (penyembahan berhala)! Titik yang paling krusial (sebagai sasaran kritik) tentu saja adalah Ka'bah dan batu hitam (Hajarul Aswad) di salah satu sudutnya. Para jamaah yang datang dari segenap penjuru dunia telah mementaskan sebuah ritus yang telah mendarah-daging pada suku-suku Arab pra-Islam; berkeliling mengitari Ka'bah sambil sesekali mencium, memeluk, atau melambaikan tangan kepada batu hitam tersebut. Benar, mengelilingi Ka'bah (thawaf) tanpa memahami apa yang terkandung di balik perbuatan tersebut tidaklah berbeda sama sekali dengan thawaf yang dilakukan oleh orang-orang Jahiliah. Dan, mencium Hajar Aswad tanpa pemahaman akan sesuatu di balik perbuatan tersebut adalah serupa dengan tradisi menyembah batu yang dilakukan orang-orang barbar tersebut. Juga, menyembelih kurban, sama dengan apa yang dilakukan orang-orang biadab itu! Ya, ibadah haji mengandung makna dan rahasia terpendam, yang sulit digali oleh orang-orang biasa, yang tidak pernah meretas jalan spiritual menuju haribaan Ilahi. Meminjam istilah al-Quran, masalah ini tidak akan tersentuh kecuali oleh orang-orang yang disucikan. Lantas, siapakah mereka itu dan apa sebenarnya yang terkandung di balik ritus-ritus tersebut? Sisi-sisi apakah dari ibadah ini yang sesuai dengan nilai-nilai tauhid? Atau, apakah ia memang mengajarkan inti dari semangat tauhid itu sendiri? Pertanyaan-pertanyaan inilah yang akan dijawab oleh Prof. Jawad Amuli, penulis buku ini, seorang yang dibesarkan dalam madrasah keilmuan dan spiritual, yang melanjutkan tradisi orang-orang yang disucikan. Selamat mereguk kesegaran batiniahnya!