Author

Editor

Interpreter

Common title

Number of volumes

Persian Title

Publish location

Publication year

Publish number

Publisher

Qr Code

Sect

Scholar

ISBN

Source

Translated

Is this post suggested?

View

Nabi SAW Bermuka Manis TIdak Bermuka Masam

Buku ini adalah hasil dialog antara Al-Ustadz Husein Al-Habsyi dengan mahasiswa universitas Gajah Mada (UGM) dan Universitas Islam Yogyakarta (UIY) di Solo.

Dalam dialog tersebut para mahasiswa menanyakan beberapa masalah tentang Mazhab Imamiyah, antara lain:

Benarkah Syiah kafir? Bagaimana pendirian Mazhab Syiah tentang sahabat Nabi? Benarkah Syiah berpendapat bahwa Khalifah Abu Bakar, Umar dan Usman tidak sah? Benarkah Syiah meragukan hadis yang diriwayatkan Abu Hurairah dan bahkan tidak menggunakannya? Apakah dengan membuang hadis-hadis riwayat Abu Hurairah, Islam ini akan lenyap? Dan bagaimana akhirnya nanti? Bagaimana penjelasan tentang hadis Tsaqalain? Apakah Itrah itu? Dimana turunnya ayat tentang Ghadie Khum dan berkaitan denga peristiwa apa? Apakah tuduhan Syiah menambah dan mengurangi Al-Quran adalah benar? Mengapa Syiah Imamiyah salat hanya tiga waktu? Bagaimana masalah Raj'ah? dan Apa itu Rafidah?

Ustadz Husein menjawab semua pertanyaan-pertanyaan itu menggunakan pendapat Ahlussunnah, dengan maksud agar serangan yang dilemparkan kepada Mazhab Syiah Imamiyah dapat dihentikan karena kedua Mazhab itu tidak berbeda dalam masalah-masalah pokok.

Selamat menyimak jawaban0jawaban ustad Husein Al-Habsyi!

&nbsp;

Sunnah-Syiah dalam Dialog

Kitab Al-Kafi adalah salah satu kitab hadis Syiah yang menjadi rujukan utama, paling penting dan paling muktabar di antara empat kitab standar dan primer umat Muslim Syiah yang dikenal dengan sebutan Kutub Arba'ah. Kitab ini ditulis oleh Tsiqat al-Islam Muhammad bin Ya'qub al-Kulaini (w. 329 H). Ia dari kalangan ulama ahli hadis pada kurun Ghaibat Sughra (masa kegaiban pertama Imam Mahdi as).

Kitab ini merupakan rujukan utama dari kalangan ulama dan cendekiawan Muslim Syiah yang terdiri dari 3 bagian pembahasan, yaitu, Ushūl, Furū' dan Raudhah. Hadis-hadis yang dikumpulkan didasarkan pada kandungannya yang tidak memiliki pertentangan dengan Al-Qur'an dan kesesuaiannya dengan ijma'.

Al-Kulaini karena kedekatan masanya dengan Imam Maksum as dan sahabat-sahabatnya serta wakil Imam Zaman as yang empat, menjadikan riwayat-riwayat yang dituliskan dalam kitab ini, memiliki rantaian sanad perawi yang paling sedikit. Kehati-hatian dan perhatiannya yang besar dalam menerima nukilan hadis membuat sebagian orang berpendapat akan kesahihan semua riwayat yang terdapat dalam kitab ini.

Buku kecil ini, adalah kempulan hadis-hadis tentang akal yang tercantum dalam kitab Al-Kafi serta penjelasan-penjelasan tentang hadis-hadis tersebut.

Di awal pembahasan, Ustadz Husein al-Habsyi memperkenalkan tentang kandungan hadis-hadis dalam kitab Al-Kafi serta menjelaskan perihal kesahihan sanadnya. Kemudian, penulis menjelaskan hadis-hadis tentang akal yang tercantum dalam kitab tersebut dengan pembahasan yang mendetail.

Selamat membaca!

Akal dalam Hadis-hadis Al-Kafi

Benarkah para Imam Ahlul-Bayt asalah Al-Matsaani, Wajah Allah, dan Asmaulhusna? Benarkah karena para Imam Ahlul-Bayt Allah ditauhidkan? Benarkah, ada Hadis-hadis dari para sahabat, tabiin dan Ahlul-Bayt yang membolehkan nikah Mut'ah? Benarkah, kaum Syi'ah Imamiyah tidak memakai HAdis-hadis kalangan Ahlu Sunnah? Benarkah, keyakinan ajaran SYi'ah meninggalkan ajaran Islam yang dianut oleh sebagian besar kaum Muslimin Ahlu SUnnah Wal-Jamaah (kajian Salafus Shaleh)?.

Kemusyrikan-kemusyrikan tersebut di atas ditemukan oleh seorang mahasiswa Brawijaya Malang dari hasil kajiannya tentang kitab al-Kafi (kitab hadis Syi'ah).

Bagaimana jawaban Ustadz Husein al-Habsyi terhadap kemusyrikan mahasiswa tersebut?. Anda akan mengetahuinya dengan membaca buku kecil ini!

Selamat membaca.

Agar Tidak Terjadi Fitnah: Menjawab Kemusykilan-kemusykilan Kitab Syi'ah dan Ajarannya

Riwayat keluarga:

Ayah beliau, Sayid Abu Bakar al-Habsyi yang mempunyai garis keturunan dengan Sayid Ali al-‘Uraidy putra Imam Ja’far Shodiq as. Selanjutnya beliau diasuh, dididik dan ditempa oleh pamannya yang ‘alim dan wara’, yakni Ustaz Muhammad Baraja’.

Pendidikan:

Pada umurnya 10 tahun beliau sudah aktif mengikuti pengajian rutin yang membahas masalah-masalah fiqih, tauhid dan lainnya. Kemudian pada usia 12 tahun beliau sudah mampu membaca kitab-kitab berbahasa Arab. Setelah lulus akhirnya mengajar di Madrasah al-Khoiriyah, bersama kakaknya, Ustaz Ali al-Habsyi yang kemudian bersama-sama hijrah ke Pinang Malaysia. Beliau juga pernah berguru kepada Ustadz Abdul Qadir Balfaqih (seorang ulama besar dan ahli hadis), Syeh Muhammad Robah Hassuna (seorang ulama dari Qolili, Palestina yang berkhidmat mengajar di madrasah al-Khairiyah), al-Habib Alwi bin Thahir Al-Haddad (seorang ulama besar dan terkenal dengan analisa-analisa yang sangat dalam, beliau adalah mufti kerajaan Johor Baru, Malaysia di masanya), Assayid Muhammad Muntasir Al-Kattani (Ulama’ Maghribi, Maroko) dan lain-lain. Pada tahun 1971 beliau mendirikan Pondok Pesantren di kota Bondowoso Jatim. Setelah dari Bondowoso, karena berbagai hal, akhirnya beliau hijrah dan mendirikan Yayasan Pesantren Islam ( YAPI ) Bangil.

Guru-guru:

Ustadz Abdul Qadir Balfaqih, Syeh Muhammad Robah Hassuna, al-Habib Alwi bin Thahir Al-Haddad, Assayid Muhammad Muntasir Al-Kattani

Karya-karya:

Di antara karya-karyanya yang telah diterbitkan: Agar Tidak terjadi Fitnah,

Born

Death

Husein al-Habsyi

Husein al-Habsyi

Born:

Death:

Husein al-Habsyi

Author Books