Agar Tidak Terjadi Fitnah: Menjawab Kemusykilan-kemusykilan Kitab Syi'ah dan Ajarannya

Buku Agar Tidak Terjadi Fitnah ditulis sebagai jawaban ilmiah terhadap berbagai kesalahpahaman dan pertanyaan yang sering diarahkan kepada ajaran Syi’ah Imamiyah dan kitab-kitab rujukannya. Ustadz Husein al-Habsyi, seorang ulama dan pendidik terkemuka di Indonesia, menghadirkan klarifikasi yang argumentatif namun komunikatif, agar dialog antarmazhab berlangsung secara damai dan berlandaskan ilmu.

Tentang Buku

Karya ini disusun untuk meluruskan isu yang beredar di tengah masyarakat mengenai ajaran Syi’ah—baik terkait akidah, fikih, maupun referensi hadisnya, seperti al-Kāfî, Nahjul Balāghah, dan literatur klasik lainnya.
Pendahuluan serta dua bab awal yang ditulis oleh Ali Umar al-Habsyi dan Agus Hidayat memberikan landasan metodologis bagi pembaca dalam memahami konteks perbedaan mazhab dan pentingnya sikap objektif.

Buku ini mengedepankan pendekatan tabyin (penjelasan terang), bukan polemik, sehingga ajaran yang sering disalahpahami dapat dipahami secara proporsional.

Apa yang Akan Anda Temukan

Dalam buku ini, pembaca akan memperoleh:

Penjelasan tentang isu-isu yang sering memicu kesalahpahaman terhadap Syi’ah.
Jawaban ilmiah berdasarkan dalil hadis, sejarah, dan metodologi keagamaan.
Klarifikasi terhadap tuduhan-tuduhan umum seputar akidah, imamah, taqiyah, mut’ah, dan hadis-hadis Ahlulbait.
Panduan untuk berdialog secara ilmiah, beradab, dan menghindari fitnah antarumat.
Penyajian bahasa yang ringkas dan mudah dipahami oleh pembaca awam.

Tentang Penulis

Ustadz Husein al-Habsyi (1937–1994) adalah ulama kharismatik, pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Al-Kautsar Al-Akhlaqiyah Bangil. Ia dikenal karena pendekatannya yang rasional, moderat, dan berorientasi pada persatuan umat, serta kontribusinya besar dalam pengembangan kajian Ahlulbait di Indonesia.

Untuk Siapa Buku Ini?

Buku ini sangat cocok untuk pelajar agama, mahasiswa studi Islam, para pendidik, pengkaji perbandingan mazhab, serta masyarakat umum yang ingin memahami perbedaan teologis secara jernih tanpa prasangka.