Islam datang memberikan pencerahan dengan membebaskan manusia dari sesatnya kesyirikan, perbudakan manusia atas manusia, dan budaya yang merendahkan martabat insaniyah dengan cahaya tauhid, syariat, dan akhlak mulia yang mengantarkan mereka pada puncak peradaban.

Era modern kehidupan manusia kembali dirundung nestapa. Krisis spiritual dan kemanusiaan melanda manusia di barat maupun timur. Tingginya angka kejahatan, bunuh diri, perzinaan, stress, maupun pelecehan hukum adalah pertanda nyata krisis tersebut. Keterasingan Islam pada akhir zaman yang dialami manusia modern termasuk sebagian umat muslim adalah karena tidak lagi menyandarkan kepada agama Allah yang universal menyangkut seluruh sisi kehidupan mereka.

Islam telah diperlakukan sepotong-sepotong terkait dengan ritual semata. Padahal kesempurnaan Islam telah disiapkan oleh Allah untuk mengentaskan manusia dari gelapnya akidah yang menyimpang, memperbaiki akhlak manusia yang mengalami degradasi, serta menegakkan hukum dan keadilan yang tidak lagi dihargai. Dengan sandaran yang tidak pernah kering yaitu Al-Qur’an, As-Sunnah, dan ijtihad para ulama yang lurus, Islam telah membuktikan ketahanannya menghadapi perubahan tantangan zaman.

Manusia modern harus membayar mahal sikap mereka yang telah mengasingkan Islam dari kehidupan mereka. Kehadiran buku “Inilah Islam” adalah berupaya menunjukkan agar kehidupan modern kembali menatap Islam yang utuh, baik menyangkut sumber ajaran maupun metode, sehingga benar-benar berpijak kepada Islam yang sebenarnya. Inilah satu-satunya jalan jika era modern ingin terbebas dari nestapanya. Selamat membaca!

Author

Editor

Interpreter

Common title

Number of volumes

Persian Title

Publish location

Publication year

Publish number

Publisher

Qr Code

Sect

Scholar

ISBN

Source

Translated

Is this post suggested?

View

Inilah Islam: Upaya Memahami Seluruh Konsep Islam Secara Mudah

Salah satu hal yang pasti terjadi dan diyakini oleh hampir setiap orang adalah kematian. Namun, anehnya kematian pula banyak dilupakan atau bahkan luput dari perhatian kebanyakan manusia. Betapa tidak, jika memang seseorang meyakini akan kepastian datangnya kematian dan apa-apa yang terjadi sesudahnya, tentu setiap saat ia akan disibukkan dengan upaya mempersiapkan diri dan mencari bekal untuk negeri keabadian itu.

Buku ini membahas tentang manusia sebelum hadir ke dunia, ketika di dunia, dan setelah kehidupan dunia. Namun bagian terbesar dari buku ini membicarakan ihwal manusia setelah kematiannya; sejak masalah kematian dan ajal, seluk-beluk alam barzakh, tentang tiupan sangkakala, hari kebangkitan, sirath, timbangan, perhitungan amal, tentang para saksi, syafaat hingga masalah surga danneraka. Semua itu dibahas dengan merujuk kepada Al-Quran dan Hadis-hadis NAbi saw, serta ucapan para Imam. Di sela-sela pembahasannya, banyak rahasia baru yang terungkap mengenai alam akhirat. Ayat-ayat yang dikutip penulisnya sebagian besar adalah ayat-ayat yang biasa kita baca, namun penafsiran yang diberikan atasnya merupakan pemahaman yang jarang kita dapatkan.

&nbsp;

Tafsir Ayat-ayat Kematian

Perhatian terhadap Islam Syi'ah sebagai mazhab kelima di Tanah Air mulai muncul sejak Revolusi Islam Iran tahun 1979. Berbagai respon dan apresiasi menghiasi langit intelektual Islam di Indonesia sejak itu. Sayangnya, hal ini tidak disertai dengan kajian yang memadai dan komprehensif sehingga sebagian masyarakat masih mudah terprovokasi untuk menyesatkan dan bahkan mengkafirkan salah satu mazhab utama Islam ini, selain Islam Sunni.

Secara umum buku ini membahas soal latar belakang historis kelahiran Syiah, perkembangan cabang aliran dalam tubuh SYiah, akidahnya, berikut ushuluddin.

Ciri khas pemikiran Allamah Thabathabai sangat kentara dalam buku ini, ada dua keunggulan buku yang Ada dihadapan Anda ini. Pertama, selain menggunakan dalil-dalil primer nash al-Quran dan Hadis, baik dari sumber Syiah maupun Sunni, penulis sangat piawai menyandarkan argumennya dengan filsafat. Hebatnya, jika argumen filsafat seringkali terjebak pada penggunaan bahasa berat dan sulit dipahami pembaca awam, dalam buku ini, Allamah mampu memakai bahasa sederhana. Yang Kedua adalah adanya bab khusus yang membahas cabang-cabang aliran dalam Syiah. Allamah memberikan deskripsi singkat namun padat soal sejarah dan ciri-ciri berbagai sub-aliran dalam Syiah.

&nbsp;

Mazhab Kelima, Sejarah, Ajaran dan Perkembangannya

Doa adalah salah satu wahana spiritual yang terpenting bagi manusia untuk mencapai hajat-hajatnya, duniawi dan ukhrawi. Tentu setiap manusia ingin mencapai hajatnya, tapi tidak sedikit mereka yang putus asa dan kecewa, karena hajatnya tidak tercapai dan doanya tidak diperkenankan. Untuk itulah renungi firman Allah SWT: "Berdoalah kepada-Ku, pasti Kuperkenankan bagimu."

Dalam firman inilah rahasia doa terkandung dan dari sini pula hakikat doa terpancar. Allah SWT hanya memperkenankan hakikat doa. Dengan hakikat doa sebab-sebab lahiriah tidak berpengaruh kepada diri seorang hamba, dan dengannya pula hukum takwiniyah terhenti sejenak. Mukjizat sebagai bukti dan salah satu realisasi dari hakikat doa.

Lalu apakah hakikat doa itu? Dan bagaimana cara mencapainya? Dalam buku inilah Anda akan memperoleh jawabannya

Tafsir Al-Mizan: Menyingkap Hakikat Doa

Surat Al-Fatihah merupakan salah satu syarat sahnya salat. Bagaimanakah dengan kalimat "Bismillahi Ar-Rahmani Ar-Rahim", apakah ia termasuk syarat sahnya juga? Dalam buku ini, rahasianya dikupas. Benarkah Allah Azza wa Jalla dapat disifati? Apa atau siapakah Asmaul Husana itu? Dalam buku ini Anda akan menemukan jawabannya. Penulis juga mengungkap rahasia makna Shirathal Mustaqim, dan memaparkan makna Ibadah dari sudut pandang Al-Quran, Hadis dan Filsafat.

&nbsp;

Tafsir Al-Mizan: Mengupas Surat Al-Fatihah

Manusia lahir di dunia iniyang terbelenggu dalam dimensi ruang dan waktu tidak untuk hidup kekinian dan kedisinian. Menurut kaum sufi dan Arif billah, dalam menapaki hidupnya, manusia pasti menginginkan sesuatu yang lebih agung dan kudus ketimbang apa yang diperolehnya secara material selama ini. Namun, renjana spiritual yang mekar berkembang dengan segera diserbu dengan jejaring godaan dari berbagai sudut. Akibatnya, proses sayr wa suluk (perjalanan rohani) manusia semakin sulit ditempuh. Padahal, tidak ada pilihan bagi manusia selain membawa kesucian ruhani ke hadirat Allah. Hal ini jelas menuntut keseriusan dan kesengguhan dari seorang pesuluk.

Dalam konteks tersebut, buku Menapak Jalan Spiritual ini menduduki arti pentingya bagi para pesuluk. Alasannya, buku ini memaparkan masalah-masalah penyucian diri, pengenalan godaan setan, dan cara-cara menanggulangi rintangan-rintangannya. Penulis menekankan bahwa menjalankan jalan spiritual tidak berarti mengabaikan dimensi sosial si pesuluk. Bahkan mengabaikan matra sosial insan akan menghalangi percepatan jalan spritiual yang ditempuh.

&nbsp;

Walhasil, dengan membaca petunjuk-petunjuk dalam buku ini, seseorang yang ingin berhasil dalam bersua dengan Tuhannya tidak akan merawak rambang lagi untuk menempuh jalan spiritual. Itulah tradisi para nabi, wali, dan insan-insan suci lainnya.

Menapak Jalan Spiritual

Nikah mut'ah adalah pernikahan yang dipertentangkan oleh pendapat ulama', apakah ia termasuk pernikahan atau perzinahan. Apakah nikah ini pernah dilakukan oleh para sahabat pada zaman Nabi Saw dan Abu Bakar? Benarkah nikah ini telah dihapus oleh Allah dan Rasul-Nya? Siapakah sebenarnya yang menghapus dan meniadakan nikah ini? Apa sebenarnya kasus yang terjadi sehingga ulama' berbeda pendapat tentangnya? Benarkah nikah ini tidak membawa maslahat bagi perkembangan masyarakat?

Semua pertanyaan ini dijawab oleh buku ini secara rinci. Di samping itu, untuk melengkapi rujukan kitab-kitab hadis, penerjemah menambahkan setelah bab terakhir, terjemahan dari kitab An-Nash Wal-Ijtihad karya Allamah Syarafuddin Al-Musawi (Penulis Buku Dialog Sunni-Syi'ah).

Membahas Nikah Mut'ah

Nama lengkap: 

Sayyid Muhammad Husain Thabathabai (terkenal dengan Allamah Thabathabai)

Riwayat keluarga:

Para leluhur Allamah Thabathabai merupakan anak keturunan Imam Hasan Mujtaba as .Ibrahim bin Ismail Dibaj hingga 14 generasi dibelakangnya adalah para ulama dan ilmuan. Nenek moyangnya dari jalur ibu berasal dari anak-anak keturunan Imam Husain as. Ibu Sayid Muhammad Husain meninggal pada saat ia berusia 5 tahun dan pada usia 9 tahun ayahnya juga meninggal. Saudaranya yang lebih muda adalah Sayid Muhammad Hasan terkenal dengan Sayid Muhammad Hasan Ilahi. Istri Allamah, Qamar Sadat Mahdawi, merupakan keluarga Sadat Thabathabai. Tiga putra pertama Allamah bersama Qamar Sadat meninggal di Najaf. Putra-putri selanjutnya, seorang laki-laki diberi nama Abdul Baqi sesuai dengan saran sang guru, Qadhi Thabathabai. Sayid Abdul Baqi dan Najmah Sadat adalah putra-putri Allamah Thabathabai dan Qamar Sadat Mahdawi. Pada tahun 1965 M, istri pertama Allamah meninggal dunia dan setelah beberapa lama, Allamah menikah dengan Manshurah Ruzbeh.

Pendidikan:

Setelah menyelesaikan pelajarannya di madrasah Thalibiyah, Tabriz, bersama saudaranya pergi ke Najaf dan di sana selama 10 tahun belajar menimba ilmu-ilmu agama (1925 sampai 1935 M). Pada tahun 1935 M kembali ke Tabriz dan sampai tahun 1946 M ia menetap di sana dan tidak mempunyai kelas khusus akan tetapi ia sibuk melakukan penulisan dan penelitian. Ia pergi ke Qum pada tahun 1946 M dan menetap di sana hingga akhir hayatnya dan sibuk melakukan pengajaran, penulisan dan penelitian.

Guru-guru:

Ayatullah Sayid Ali Qadhi Thabathabai, Sayid Abul Hasan Isfahani, Sayid Husain Badkubehi, Sayid Abul Qasim Khansari Riyadhi, Muhammad Husain Gharawi Isfahani, Mirza Husain Naini, Murtadha Thaliqani, Hujjat Kuhkamari.

Karya-karya:

Di antara karya-karyanya: Tafsir Al-Mizan, Ushul Falsafah wa Rawisye Realism, Khasyiyah bar Asfar Shadruddin Syirazi, Sunan Nabi Saw, Mushahibat ba Ustad Corbin, Syiah dar Islam, Khasyiyah bar Kifayah al-Ushul, Risalah dar Quwah wa Fi’l, Risalah dar Itsbat Dzat, Risalah dar Shifat, Risalah dar Af’al, Risalah dar Wasaith, Al-Insan Qabla Dunya, Al-Insan fi Dunya, Risalah dar Nubuwat, Risalah dar Wilayat, Risalah dar Musytaqat, Risalah dar Burhan, Risalah dar Mughalathah, Risalah dar Tahlil, Risalah dar Tarkib, Risalah dar I’tibarat, Risalah dar Nubuwat wa Maqamat, Mandhumah dar Rasm Nasta’liq, ’Ala wa al-Falsafah al-Ilahiyah, Quran dar Islam, Risalah dar Hukumat Islami.

Muhammad Husain Thabathabai

Born:

Death:

Muhammad Husain Thabathabai

Author Books