Hawa Nafsu
Hawa Nafsu
Author :
Editor :
Interpreter :
Publisher :
Publish number :
1
Publication year :
1997
Publish location :
Bangil
Number of volumes :
1
(0 Votes)
(0 Votes)
Hawa Nafsu
Dalam peristilahan Islami, susah-payah itu disebut ibtila' (penderitaan). Penderitaan ini selalu vis a vis hawa nafsu dan syahwat. Seandainya hawa nafsu dan naluri yang telaj diletakkan oleh Allah dalam jiwa kita tidak ada, dan sekiranya ketaatan kepada Allah tidak dilaksanakan dengan menentang hawa nafsu, maka suatu perbuatan tidak akan mempunyai nilai dan tidak akan menjadi faktor pendorong dan pendekat manusia kepada Allah. Perbedaan derajat penderitaan terjadi akibat perbedaan intensitas hawa nafsu dan syahwat. Jika hawa nafsu dan syahwat lebih menguat dan memaksa, maka penderitaan manusia dalam menahan, menentang dan menguasainya akan lebih besar. Selama perbuatan menuntut manusia untuk lebih bersungguh-sungguh dalam menentang hawa nafsu dan syahwat, maka selama itu pula perbuatan akan lebih besar nilainya dalam taqarrub manusia kepada Allah, dan lebih agung pula pahala yang Allah berikan kepadanya kelak di surga. Dengan demikian, jelaslah nilai hawa nafsu dalam menggerakkan manusia menuju Allah. Semua taqarrub mesti melewati hawa nafsu dan syahwat yang berada dalam jiwa. Nilai bipolar (berkutup ganda) hawa nafsu sebagai tangga kesempurnaan dan juga sebagai peluncur kesesatan ini merupakan salah satu pemikiran keislaman yang amat unik. Selamat membaca!