Paradigma Holistik
Paradigma Holistik
Author :
Publisher :
Publish number :
1
Publication year :
2003
Publish location :
Jakarta
Number of volumes :
1
(1 Votes)
(1 Votes)
Paradigma Holistik
Dialog filsafat dengan sains dan (pelbagai aspek) kehidupan dunia semakin urgen dikembangkan mengingat kian menganganya ketimpangan antara wilayah pemikiran filsafat dengan sains dan dinamika praksis kehidupan. Perkembangan sains mutakhir yang sedemikian pesat, tanpa menafikan pelbagai manfaatnya, justru makin menyulitkan manusia untuk memahami dan memaknainya. Begitu pula, perkembangan global dengan segenap kompleksitas dan problem yang diciptakannya menuntut visi, dan paradigma yang lebih mampu memahami kesemuanya itu sebagai bersifat kompleks, saling tergantung, dan saling mempengaruhi. Buku ini menawarkan alternatif paradigma holistik, sebagai ganti paradigma Cartesian-Newtonian yang telah mendominasi filsafat, sains, dan teknologi selama lebih dari tiga abad. Dirumuskan berdasar filsafat proses Alfred North Whitehead dan filsafat wujud Mulla Shadra, inilah alternatif yang mementingkan relasi ketimbang penonjolan identitas diri, proses ketimbang struktur, sintesis ketimbang keterpilahan dan gradasi ketimbang dikotomi. Husain Heriyanto adalah Master Filsafat Universitas Indonesia. Saat ini ia mengajar di Universitas Indonesia, Universitas Paramadina, dan Sekolah Tinggi Madina Ilmu. Selain itu, dia adalah anggota Dewan Redaksi Seri Filsafat Islam Mizan, nara sumber Program Siaran Kajian Filsafat di Radio KIS 107, 1FM, dan penulis di pelbagai jurnal ilmiah dan media nasional. "Ini adalah karya yang cukup representatif. Ia mengulas secara ekstensif pengaruh paham dualisme dan sains mekanistik terhadap problem dan krisis global." Prof. Dr. Toeti Heraty Noerhadi, Mantan Direktur Program Pascasarjana Jurusan Filsafat UI "Karya ini termasuk langka. Ia membahas dua filsuf besar yang masih jarang ditelaah; Mulla Shadra dan Whitehead. Konvergensi pemiiran kedua filsuf ini telah memberikan sumbangan yang berharga bagi pemahaman yang lebih baik tentang realitas." Dr. Agus Nugroho, Dosen Filsafat Barat Unika Atmajaya Jakarta "Buku yang Anda pegang ini memilih satu bentuk filsafat perennial yang melihat gradasi ontologis itu bersifat kontinu membentuk jenjang-jenjang eksistensi, yang tak terhindar tak terhitung, membentang dari Ketiadaan hingga Ada Sempurna."