Tafsir Doa Kumayl Berguru Kepada Nabi Khidir

Tafsir Doa Kumayl Berguru Kepada Nabi Khidir

Tafsir Doa Kumayl Berguru Kepada Nabi Khidir

Interpreter :

Muhammad Babul Ulum

Publisher :

Penerbit Marja'

Publish number :

1

Publication year :

2009

Publish location :

Bandung

Number of volumes :

1

ISBN :

979-9482-87-9

(0 Votes)

QRCode

(0 Votes)

Tafsir Doa Kumayl Berguru Kepada Nabi Khidir

Doa Kumail  adalah doa yang diriwayatkan Kumail bin Ziyad Nakha'i dari Imam Ali as. Doa ini memiliki makna yang sangat tinggi tentang pengenalan kepada Allah swt dan permohonan ampunan akan dosa-dosa. Allamah Majlisi meyakini Doa Kumail sebagai doa yang terbagus. Doa ini termasuk dari doa masyhur yang dibaca oleh orang-orang Syi'ah setiap malam pertengahan Sya'ban dan malam-malam Jum'at. Kumail bin Ziyad bin Nahik Nakha'i berasal dari kabilah Nakha', ia termasuk sebagai Tabi'in dan sahabat Rasulullah saw dan sahabat khusus Imam Ali as dan Imam Husain as. Dia menghabiskan umurnya selama 18 tahun dimasa Rasulullah saw. Ia tergolong sebagai orang-orang Syi'ah yang berbaiat kepada Imam Ali as diawal kekhilafahannya dan ikut serta dalam peperangan-peperangannya seperti perang Shiffin. Ia diyakini sebagai sahabat rahasia Amirul Mukminin as. Kumail termasuk dari 10 orang yang diasingkankan ke Syam pada zaman Utsman . Kumail terbunuh pada tahun 82 H/701 atas perintah Hajjaj bin Yusuf Tsaqafi.  Karena Kumail meriwayatkan doa ini dari Imam Ali as maka doa ini dikenal dengan Doa Kumail. Doa Kumail berisi kandungan-kandungan tinggi mengenai pengenalan kepada Allah swt dan permohonan ampunan dosa-dosa. Imam Ali as memulai doa ini dengan nama Allah swt, kemudian pada beberapa penggalannya, ia bersumpah kepada Allah swt dengan rahmat, kekuatan, keperkasaan, kemuliaan, keagungan, kekuasaan, asma', ilmu dan cahaya wajah-Nya. kemudian beliau menyeru Allah swt dengan; "Wahai Cahaya, Wahai Zat Yang Mahasuci,Wahai Yang Awal dari segala yang awal , Wahai Yang Akhir dari segala yang akhir", dan mengingat-ingat efek-efek dan akibat-akibat perbuatan manusia, lalu meminta ampunan kepada-Nya. Pada penggalan berikutnya, Imam as mendekatkan diri kepada Allah swt dengan berzikir kepada-Nya, menjadikan Allah swt sebagai pemberi syafaatnya, memohon kepada-Nya supaya didekatkan kepada haribaan-Nya, diajarkan kepadanya bagaimana cara bersyukur, dan diberikan ilham untuk berzikir kepada-Nya. Beliau memohon kerendahan dan kekhusyuan hati kepada-Nya dan mengekpresikan rasa rindunya yang amat dalam kepada-Nya dengan beberapa untaian kalimat. Kemudian beliau mengisyaratkan kepada perintah Allah swt yang meliputi semua alam semesta dan dengan beberapa ungkapan memperkenalkan Allah swt sebagai Dzat Yang Maha Pemaaf dan Penutup kesalahan. Pada penggalan lain, dengan bahasa pujian, beliau menjelaskan bahwa Allah swt penutup segala cela, penolak segala bencana dan penjaga segala ketergelinciran dan menyampaikan ketidakberhakan hamba. Juga beliau menunjuk kelemahan, kekurangan, keburukan kondisi, beratnya bencana dan ujian, kesalahan, kegagalan dll...., berikut mengeluhkan semua itu kepada Allah swt dan memohon bantuan dari kemurahan dan kedermawanan-Nya supaya membenahi semuanya dan dengan bertawasul kepada kemulian Allah swt, beliau menyampaikan berbagai keinginan dan menunjukkan kehinaan jiwa dan indahnya rayuan setan. Dengan menunjuk kepada anugerah-Nya yang azali ia menyatakan bahwa Allah swt tidak akan membakar orang-orang yang bertauhid dan menyembah kepada-Nya dengan api neraka. Kemudian beliau mencoba membandingkan bencana-bencana dunia dengan siksa akhirat, seraya berkata: "Tuhanku! Sekiranya aku dapat bersabar menanggung siksa-Mu, mana mungkin aku mampu bersabar berpisah dengan-Mu?". Lalu dengan harapan bisa menjadi hamba yang beriman menunjuk rahmat Allah swt, seraya berkata: "Apakah sama antara orang mukmin dan kafir?", dan di akhir doa, dengan memanggil Allah swt melalui sifat-sifat-Nya, beliau memohon kepada-Nya supaya hajat-hajatnya dikabulkan.