Salat merupakan salah satu ekspresi kehambaan di hadapan Sang Pencipta sebagaimana telah ditetapkan. Berbagai macam agama bahkan mazhab menawarkan konsep salat yang berbeda-beda. Kita, di Indonesia, mengenal beberapa bentuk konsep. Buku yang Anda pegang ini menggelar konsep salat yang diajarkan oleh salah satu mazhab Islam, yaitu Mazhab Ahlul Bait.

Buku ini tidak hanya mengajarkan salat, sebagaimana lazimnya buku-buku yang sering Anda temukan, tapi lebih dari itu; ia menyingkap dalil-dalil yang melandasi konsep salat versi Ahlul Bait.

Buku ini juga menjawab beberapa fenomena yang timbul dimasyarakat tentang salat yang hanya tiga waktu, tidak wajibnya salat Jum'at, sujud di atas tanah dll. Jika Anda ingin tahu salat secara ilmiah, jangan lewatkan buku ini!

Author

Editor

Interpreter

Common title

Number of volumes

Persian Title

Publish location

Publication year

Publish number

Publisher

Qr Code

Sect

Scholar

ISBN

Source

Translated

Translated Fields

Is this post suggested?

Rate

View

Votes

Sholat dalam Mazhab Ahlul Bait

Dalam paparan beberapa agama dan sekte dunia, disebutkan secara gamblang tentang munsulnya sosok manusia sempurna di akhir masa. Semisal Kristus dalam agama Kristen, Uzair dalam agama Yahudi, Zoroaster dalam agama Majusi dan banyak lagi yang lainnya dari berbagai agama dan sekte dunia.

Di bumi Nusantara kita pun pernah tumbuh satu keyakinan yang sama dengan nama figur yang berbeda yaitu yang dikenal dengan nama Ratu Adil. Bahkan dalam rentang sejarah perjuangan bangsa Indonesia mengusir kaum Imperialis Eropa dari Tanah Air kita, muncul suatu kelompok perjuangan dengan menamakan diri mereka Pasukan Perang Ratu Adil. Dan dalam pemikiran sejarah Indonesia belum diungkap secara pasti oleh pakar sejarah tentang siapakah sosok Ratu Adil tersebut. Jelas dikalangan para sejarawan Indonesia bahwa ratu disini tidak bermakna pemimpin perempuan, tetapi menunjukkan makna kiasan yang bererti pemimpin laki-laki. Namun secara jelas bahwa beliau adalah sosok yang dinantikan kemunculannya di muka bumi sebagai figur revolusioner yang mampu merubah wajah dunia yang sudah carut marut ini.

Dan Islam, sebagai sebuah agama yang universal dan fitri telah memuat keyakinan ini dan menjadikannya sebagai sebuah keniscayaan. Bagaimanapun, kemurnian fitrah manusia telah menyingkap sebuah pemikiran tentang kemunculan manusia mulia ini dengan berbasis penantian dan pengharapan. Penyibak tirai kegelapan dan kelaliman, terbang menuju angkasa cerah penuh keadilan, karena habis gelap terbitlah terang.

Dialah figur mulia Imam Al-Mahdi as, sosok yang dikenal di kalangan kaum muslimin apapun mazhab dan alirannya. Meskipun di antara mereka memaparkan interpretasi yang berbeda, namun mereka berdiri sama dalam menyakini bahwa figur revolusioner ini akan mencul di akhir zaman.

Buku ini merupakan rangkuman tulisan dan kajian dari berbagai ulama Ahlusunnah dan Syi'ah terkemuka yang kebanyakan seluruh hidupnya hanya dibaktikan untuk berjuang di jalan Allah swt semata.

Sayyid Muhammad Husaein Thabathaba'i adalah seorang ulama besar penulis buku tafsir al-Mizan yang terkenal, dan merupakan guru dari beberapa ulama besar lainnya, seperti Sayyid Husein Nasr dan Murtada Muthahhari.

Sayyid Abdul La'la Maududi adalah seorang ulama terkemuka di Pakistan yang karya-karyanya banyak diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, Eropa, Afrika dan Asia.

Sayyid Muhammad Baqir Sadr adalah seorang Marja' taqlid di Irak dan ahli dalam bidang ilmu ekonomi dan filsafat Islam, karya-karyanya yang terkenal antara lain Iqtishaduna dan Falsafatuna.

Apa dan Siapa Imam Mahdi

Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang tobat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri, (QS.Al-Baqarah : 222).

Kata para ahli makrifat, keyakinan akan adanya hari kebangkitan dan penghitungan di akhirat mendorong seseorang untuk menghindari perbuatan dosa atau menyesalinya bila telah dilakukan.

Jangan Tobat Bila Tak Percaya Akhirat

Kelebihan manusia atas binatang terletak pada akal dan pengetahuannya. Semakin banyak manusia memiliki pengetahuan semakin tinggi pula nilai dirinya. Dengan kata lain, nilai seseorang berbanding lurus dengan seberapa besar ilmu yang dimilikinya.

Pada saat yang sama, nilai pengetahuan ditentukan oleh objek pengetahuan yang bersangkutan. Semakin tinggi nilai objek pengetahuan semakin tinggi nilai pengetahuan yang bersangkutan. Atas dasar ini, maka tidak ada pengetahuan yang lebih tinggi dan mulia dibandingkan pengetahuan tentang Allah SWT. Karena Dia adalah kesempurnaan mutlak, dan segala sesuatu memerlukan kepada-Nya di dalam menggapai kesempurnaan.

Penulis buku ini adalah seorang ulama besar mazhab Ja'fari, yang terkenal dengan karya-karyanya yang berbobot, diantaranya adalah kitab Tafsir Al-Amtsal yang terdiri dari dua puluh jilid. Buku ini termasuk  salah satu yang penting untuk dikaji. Pemaparannya sedemikian sistematis dan disampaikan dengan bahasa yang sederhana sehingga mudah dicerna. Kita akan banyak memperoleh manfaat bila kita membaca buku ini dengan seksama.

Inilah Aqidah Syi'ah

Buku kecil ini adalah kumpulan hadis-hadis untuk remaja penuntut ilmu yang berdasarkan riwayat empat belas manusia suci, Nabi Muhammad saw beserta keluarganya. Buku ini ditulis untuk menghadirkan cahaya Islam pada remaja, sebagaimana sabda Nabi saw, "Ilmu itu adalah cahaya".

Diharapkan para remaja dapat merenungkan dan memaknai hadis-hadis tersebut sehingga dapat mengikuti jejak langkah manusia-manusia suci tersebut.

Hadis untuk Remaja Penuntut Ilmu

Sejarah menggelar drama nyata...

"Pesta darah" di bulan Muharram...

pasir sahara goreng kaki

hujan mentari guyur paras

kafilah kematian

berderak membelah angin

menggoyang fatamorgana

melukis kanvas syahadah

meneguk arak sorgawi

di 'Duka Bencana'.

Tragedi 10 Muharram

Buku ini isinya meliputi penjelasan pentingnya taklid dan merujuk marja taqlid atau mujtahid mutlak, uraian thaharah terdiri dari mandi kemudian wudhu dan tayamum, shalat meliputi fardhu dan mustahab serta furada dan jamaah, puasa dan aneka jenisnya, khumus dan ketentuannya, dan amar maruf nahi munkar. Hanya itu secara umum yang tercantum dalam buku yang saya baca satu pekan hingga tuntas.

Seperti biasa, buku yang dibaca tidak begitu melekat dalam benak saya. Yang saya tangkap bahwa buku ini sebuah fatwa dan panduan ibadah dari seorang mujtahid sekaligus marja taqlid (ulama yang dirujuk dalam urusan fikih oleh Muslim Syiah pengikut Duabelas Imam).

Begini singkatnya, setelah Nabi Muhammad Saw wafat bahwa otoritas ajaran Islam dipegang oleh Imam dari Ahlulbait yang duabelas orang.  Imam yang Keduabelas yang disebut Al-Mahdi mengalami kegaiban dan umat Syiah tidak bisa akses dalam urusan keagamaan kecuali melalui perantara wakilnya. Dan wakilnya pun sudah wafat, sehingga didasarkan pada riwayat agar umat Syiah merujuk pada ulama Syiah yang keilmuan agamanya tinggi dan mengetahui kondisi kekinian yang dihadapi oleh umat.  Tidak sembarang ulama dirujuk, sehingga umat harus mengetahui kriterianya. Dalam buku Daras Fikih Ibadah ini diuraikan pada bagian awal terkait syarat seorang marja/mujtahid dan kriteria seorang muqalid. Kemudian selain muqalid dan mujtahid, terdapat muhtath. Tiga istilah tersebut bisa dipelajari dalam buku Daras Fikih Ibadah.

Perlu diketahui, tidak hanya Imam Khamenei yang dirujuk oleh umat Muslim Syiah. Di antaranya ada sosok (almarhum) Sayyid Muhammad Husein Fadhlullah di Lebanon dan Sayyid Ali Husain Sistani di Irak serta lainnya. Marja atau mujtahid tersebut dirujuk pula oleh kaum Muslim Syiah dan setiap individu Syiah punya marja sendiri-sendiri. Yang banyak dirujuk oleh umat Syiah ialah Imam Khamenei, yang kini berkedudukan sebagai Rahbar (pemimpin tertinggi) di Republik Islam Iran. Kaum Muslim Syiah Indonesia banyak yang mengikuti fatwa-fatwa Khamenei, sehingga buku risalah amaliyah pun diterbitkan di Indonesia.

Saya menikmati buku Daras Fikih Ibadah ini. Saya tertarik dengan fikih Khamenei ini dari bacaan shalat yang sangat pendek dan mudah dihafal. Cocok untuk orang Islam yang ingin praktis dalam ibadah. Ketentuan dan aturan terkait fikih sangat detil dan mengulas persoalan yang ditanyakan tentang ibadah. Hampir semua fasal fikih yang disebutkan di atas diuraikan dengan detil dan banyak alternatif saat ada kendala dalam pelaksanaannya. Apalagi tentang puasa, ada beberapa yang beda dengan fikih Sunni tentang waktu imsak dan ifthar (buka puasa) serta ketentuan safar. Silahkan baca, pasti akan ditemukan bedanya dengan pemahaman umum.

Yang menarik bagi saya dalam buku Daras Fikih Ibadah ini bahwa Imam Khamenei menekankan dalam pelaksanaan ibadah harus dijalani dengan ketenangan dan keyakinan serta adab (akhlak) kepada Allah dengan niat mendekat kepada Allah. Aspek ini saya setuju dan memang haruslah demikian.

Terakhir, buku Daras Fikih Ibadah ini tidak dilengkapi dengan teks dalil Alquran dan hadis-hadis. Setiap fasal fikih dalam buku ini benar-benar murni penjelasan dari Imam Khamenei (serta penyusunnya) untuk para pengikutnya (muqalid) di kalangan Muslim Syiah. Yang berbeda dari tradisi penulisan buku fikih di kalangan Sunni, level ulama atau mujtahid masih mencantumkan dalil Alquran dan hadis-hadis saat membahas fasal fikih. Bisa cek buku Fikih Sunnah karya Sayyid Sabiq, Bidayatul Mujtahid karya Ibnu Rusyd, dan lainnya.

Daras Fikih Ibadah: Ringkasan Fatwa Imam Ali Khamenei

Sudah banyak telaah kasus ditulis orang mengenai gerakan-gerakan Islam di berbagai belahan dunia Islam, termasuk Ikhwan al-Muslimin, Jamaat Islami, dan lain-lain.

Kenyataan bahwa pada umumnya gerakan-gerakan tersebut tidak berhasil mewujudkan konsepnya, tak ayal mengundang perhatian banyak ilmuwan Islam.

Seakan menjawab tantangan tersebut, buku ini, mencoba mengajukan konsep-konsep Islam sebenarnya tentang hal tersebut. Dimulai dengan mendefinisikan gerakan ISlam itu sendiri, ia kemudian menyajikan analisis tentang sumber-sumber politik Islam, hubungannya dengan konsep kepemimpinan dalam Islam. Karenanya, buku ini menjadi yang pertama, yang mengajukan analisis paling lengkap dan mendalam tentang gerakan Islam.

&nbsp;

Gerakan Islam: Sebuah Analisis

Hijrah menuju Allah, Bimbingan Islam untuk membina kepribadian merupakan sebuah perjalanan spiritual menuju kesempurnaan diri. buku rujukan utama Tazkiyatun Nafs (Penyucian Jiwa) ini sangat direkomendasikan kepada siapapun yang dalam hatinya benar-benar ingin hijrah kepada Allah.

Buku ini seolah menuntun kita kepada sebuah jalan spiritual menuju Allah dengan gaya sastra sufistiknya menjelaskan tentang penyucian jiwa, bagaimana mengatasi dosa-dosa yang menjadi penyebab munculnya penyakit-penyakit psikologis, membuka tabir terhijabnya kita dengan sang Khalik serta meghindari noda-noda maksiat.

Hijrah Menuju Allah: Bimbingan Islam untuk Membina Kepribadian

Humanisme adalah sebuah pemikiran filsafat yang mengedepankan nilai dan kedudukan manusia serta menjadikannya sebagai kriteria dalam segala hal. Humanisme telah menjadi sejenis doktrin beretika yang cakupannya diperluas hingga mencapai seluruh etnisitas manusia, berlawanan dengan sistem-sistem beretika tradisonal yang hanya berlaku bagi kelompok-kelompok etnis tertentu.

Humanisme modern dibagi kepada dua aliran. Humanisme keagamaan/religi berakar dari tradisi Renaisans-Pencerahan dan diikuti banyak seniman, umat Kristen garis tengah, dan para cendekiawan dalam kesenian bebas. Pandangan mereka biasanya terfokus pada martabat dan kebudiluhuran dari keberhasilan serta kemungkinan yang dihasilkan umat manusia.

Ali Syariati dengan gayanya yang khas memaparkan hampir semua teori humanisme Barat berikut kelemahan-kelemahannya dan menghadapkan semua teori itu dengan pandangan dunia islam.

Humanisme Antara Islam dan Mazhab Barat

Daftar Isi:
Pendahuluan.
Wahju.
Mu'djizat.
Isi Al-Qur'an.
Nasrani dan Ilmu Kalam.
Jahudi dan Ilmu Kalam.
Pengertian Ilmu Kalam.
Djabarijah dan sifat Tuhan.
Sji'ah.
Mu'tazilah.
Charidjijah.
Achmadijah.
Aliran-Aliran lain.
Dja'farijah.
Pengaruh mu'tazilah dan Fiqh.
Sebab pertikaian dalam Islam.
Perpetjahan dalam Islam.
Aliran salaf.
Ibn Taimijah.
Wahabi dan Tauhid.

Ilmu Ketuhanan (Ilmu Kalam)

Terkait dengan Syi'ah Dua Belas Imam, atau Syi'ah Imamiyah, sesungguhnya ulama mereka telah banyak melakukan upaya-upaya pendekatan dengan ulama Sunnah. Salah satunya adalah Imam Borujerdi.

Imam Borujerdi, mempunyai nama lengkap Sayid Husain Thabathaba'i Borujerdi, beliau adalah senior Imam Musa Shadr, yang sama-sama memiliki perhatian dalam hal pendekatan antarmazhab di dalam Islam. Korespondensinya dengan ulama Sunnah Mesir, patut dijadikan teladan bagi kita, muslim Indonesia yang relatif heterogen.

&nbsp;

Imam Borujerdi: Faqih Perintis Persatuan Muslimin

Buku ini menguraikan penjelasan komprehensif tentang tanda-tanda akhir zaman, peristiwa-peristiwa yang menyertainya, proses gerakan kebangkitan Imam Mahdi, para pendukung dan musuhnya, berbagai peperangan yang akan diarunginya, era pemerintahannya. Buku ini telah diakui oleh sejumlah peneliti Islam sebagai paparan paling menyeluruh dan akurat tentang Imam Mahdi dan segala hal yang menyertai kebangkitannya. Dalam buku ini, Anda juga akan diajak untuk menguak sejarah masa depan dengan penuturan yang mengalir indah. Inilah buku yang memuat pelbagai nubuat Baginda Nabi Saw dan Ahlulbait beliau yang suci tentang penegakan Kerajaan Ilahi di muka bumi melalui Imam Mahdi.

&nbsp;

Imam Mahdi Dari Proses Gerakan Hingga Era Kebangkitan

Buku ini mengandung pembahasan singkat namun padat mengenai permasalahan Imamah dan Kepemimpinan dalam Islam. bahwasanya benarkah kepemimpinan itu mesti dan wajib dalam Islam atau tidak? Kalau wajib apa syarat-syaratnya? Sejak kapan mesti dimulai? Berapa orang mereka itu? Dan masalah-masalaj menarik lainnya.

Mengenai pembahasan Imam Mahdi itu sendiri, Anda bisa mendapatkan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan semacam siapa dia, dari mana, keturunan siapa, kapan lahirnya, kapan datangnya, apa tanda-tanda kedatangannya, dan lain-lain.

Buku ini juga memberikan jawaban terhadap orang-orang dan kelompok yang tidak percaya akan adanya Imam Mahdi.

Yang membuat buku ini menarik adalah, tidak dimuatnya hadis-hadis dan pendapat-pendapat ulama kecuali dari kalangan Ahlussunnah wal jamaah, hanya ada satu hadis saja yang diambil dari Biharul Anwar, itupun dimuat karena tidak bertentangan dengan hadis-hadis Ahlussunnah.

Imam Mahdi Menurut Ahlussunnah Wal Jama'ah

Imam Mahdi: Penerus Kepemimpinan Ilahi

Dasar-dasar falsafah mahdawiyah (penantian Imam Mahdi) dapat dilihat dari dua sisi; dari sisi illat gha’i (sebab akhir) dan dari sisi illat fa’ili (sebab pelaku). Yakni, dari satu sisi tujuan adanya penciptaan dan kemustahilan menafikan tujuan keharusan adanya kehadiran insan sempurna. Dan manusia sempurna itu merupakan matarantai illat gha’i (sebab akhir) penciptaan alam semesta ini. Dari sisi lain jika dilihat dari sudut illat fa’ili (sebab pelaku) harus dikatakan bahwa sinkhiyyah (kesesuaian) antara illat dan ma’lul (sebab dan akibat) meniscayakan bahwa illat pertama alam semesta mesti satu dari semua sisinya, artinya tidak ada sisi katsrat (keragaman) padanya. Dan juga ma’lul-ma’lul alam yang bersifat mutakatsirah (banyak dan beragam) menuntut adanya sisi wahdat (kesatuan, kesesuaian), artinya dari satu sisi mereka (ma’lul-ma’lul) tersebut memiliki hubungan erat dengan wahdatul kul (kesatuan universal) dan dari sisi lain memiliki kesesuaian dan keserasian dengan alam katsrat (alam ciptaan). Dan hal ini hanya bisa terealisasi pada alam nafs (alam ruh, malakut), yaitu nafs dan ruh manusia sempurna yang dapat menerima alam katsrat (alam semesta). Dan manusia sempurna adalah Nabi Muhammad Saw dan para Imam suci Ahlulbait as.

Buku karya Sayid Mujtaba Musawi Lari ini, mengupas tuntas permasalahan yang berkaitan tentang Imam Mahdi dari segi historis, Teologis dan filosofisnya.

Selamat Membaca!

Imam Mahdi Penerus Nabi Muhammad SAW

Sebelum mendirikan suatu bangunan, siapapun akan memylainya dengan membangun fondasi yang kokoh. Semakin fondasi itu kokoh dengan menyertakan berbagai variable seperti batu yang dipakai, pemakaian dan adukan semen tertentu, sehingga penambahan beberapa elemen lain maka semakin kuat pula bangunan itu berdiri. Demikian pula, bangunan agama pun harus didasarkan pada fondasi yang kokoh sehingga celah- celah yang mungkin rawan untuk diserang, ditutup dengan fondasi yang tangguh. Persoalan relevansi agama terhadap kehidupan dunia modern, misalnya, semakin dipertanyakan mengingat fenomena dunia yang karut marut ini. Jika fondasi agama tidak kokoh, maka bersiap-siaplah untuk mengucapkan wasalam pada agama.

Berangkat dari kesadaran akan pentingnya fondasi inilah, Prof. Muhammad Taqi Mishbah Yazdi mengeluarkan karyanya Iman Semesta: Merancang Piramida Keyakinan. Penulis mengawali pembahasannya dari persoalan agama dan relevansinya dengan kehidupan (Bab 1), seputar persoalan ketuhanan (Bab 2), keadilan Tuhan (Bab 3), kenabian dan persoalan al-Quran (Bab 4), kepemimpinan Ilahi atau imamah (Bab 5), eskatologi atau hari akhirat (Bab 6), dan berbagai masalah seperti syafaat, niat (Bab 7).

Pembahasan yang semula cukup pelik, di tangan ulama-filsuf muslim kontemporer ini menjadi sesuatu yang renyah dicerna. Untuk mereka yang ingin menginginkan senam otak, buku ini adalah jawabannya. Bacalah, niscaya pemikiran Anda akan tetap sehat dan waras dalam menghadapi berbagai gempuran pemikiran yang menyesatkan!

Iman Semesta: Merancang Piramida Keyakinan

Islam datang memberikan pencerahan dengan membebaskan manusia dari sesatnya kesyirikan, perbudakan manusia atas manusia, dan budaya yang merendahkan martabat insaniyah dengan cahaya tauhid, syariat, dan akhlak mulia yang mengantarkan mereka pada puncak peradaban.

Era modern kehidupan manusia kembali dirundung nestapa. Krisis spiritual dan kemanusiaan melanda manusia di barat maupun timur. Tingginya angka kejahatan, bunuh diri, perzinaan, stress, maupun pelecehan hukum adalah pertanda nyata krisis tersebut. Keterasingan Islam pada akhir zaman yang dialami manusia modern termasuk sebagian umat muslim adalah karena tidak lagi menyandarkan kepada agama Allah yang universal menyangkut seluruh sisi kehidupan mereka.

Islam telah diperlakukan sepotong-sepotong terkait dengan ritual semata. Padahal kesempurnaan Islam telah disiapkan oleh Allah untuk mengentaskan manusia dari gelapnya akidah yang menyimpang, memperbaiki akhlak manusia yang mengalami degradasi, serta menegakkan hukum dan keadilan yang tidak lagi dihargai. Dengan sandaran yang tidak pernah kering yaitu Al-Qur’an, As-Sunnah, dan ijtihad para ulama yang lurus, Islam telah membuktikan ketahanannya menghadapi perubahan tantangan zaman.

Manusia modern harus membayar mahal sikap mereka yang telah mengasingkan Islam dari kehidupan mereka. Kehadiran buku “Inilah Islam” adalah berupaya menunjukkan agar kehidupan modern kembali menatap Islam yang utuh, baik menyangkut sumber ajaran maupun metode, sehingga benar-benar berpijak kepada Islam yang sebenarnya. Inilah satu-satunya jalan jika era modern ingin terbebas dari nestapanya. Selamat membaca!

Inilah Islam: Upaya Memahami Seluruh Konsep Islam Secara Mudah

Sistem Khilafah Islamiyah dalam sejarah politik Islam pernah mengalami masa-masa keemasan. Namun, pasang-surut perjalanannya sejak pasca kenabian tak urung telah menimbulkan pro-kontra di kalangan politisi dan ulama Islam tentang harus dipertahankan atau tidaknya sistem ini.

Islam & Khilafah di Zaman Modern

Tuntunan Praktis Haji

Cahaya Islam telah menerangi dan terus akan menerangi ke setiap penjuru dunia dan para pencari kebenaran terkait erat dengan Alquran yang membawa Sabda Allah (SWT) kepada umat manusia. Dengan meningkatnya fokus dan perhatian pada Alquran, berbagai upaya telah dilakukan untuk memberikan terjemahan yang murni, benar dan akurat dari kitab suci ini. Namun terkadang sulit bagi pembaca untuk memahami semua makna yang tampak dan tersembunyi dan merupakan kewajiban setiap Muslim, pria atau wanita, untuk membaca, memahami dan merenungkan Al-Qur'an sesuai dengan kapasitasnya sendiri.

Oleh karena itu, kebutuhan akan penjelasan yang tepat menjadi jelas dan perlu. Buku berjudul, “Tafsir Nurul Quran” yang disusun oleh sekelompok ulama, di bawah arahan Ayatullah Allamah Al-Hajj Sayyid Kamal Faqih Imani merupakan upaya berharga yang menyajikan tafsir menyeluruh tentang Al-Quran yang tersedia dalam 20 jilid.

Books

Books