Iran dan Kebangkitan Peradaban Islam

Iran dan Kebangkitan Peradaban Islam

    Dalam tulisan singkat ini akan dibahas sekilas mengenai kemajuan sains dan teknologi Republik Islam Iran. Menuntut ilmu memiliki posisi khusus dalam agama Islam. Pentingnya menuntut ilmu sangat ditekankan dalam Islam, bahkan Allah Swt dalam Surat az-Zumar Ayat 9 berfirman, "…Katakanlah, `Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?` Sesungguhnya orang yang dapat menerima pelajaran hanyalah orang-orang yang berakal."       Nabi Muhammad Saw selalu menegaskan kepada umat Islam untuk menuntut ilmu.Ketika masyarakat Barat masih di dalam masa kegelapanpada abad pertengahan, umat Islam telah mengalami kemajuan besar di bidang ilmu pengetahuan. Kemajuan menakjubkan umat Islam di berbagai bidang ilmu seperti  sastra, akhlak, hukum, kedokteran, fisika, kimia, astronomi, biologi, sejarah, geografi, ekonomi, seni dan bidang-bidang ilmiah lainnya menunjukkan kebesaran peradaban Islam.       Produksi kertas, penemuan kaca dan sabun, penemuan bahan-bahan dan formula baru di bidang kimia seperti alkohol, sulfur, asam nitrat, asam sulfat dan lain sebagainya, serta penggunaan bahan-bahan itu di bidang farmasi adalah bagian dari hasil penemuan dan hasil ciptaan para ilmuwan Muslim.       Penggunaan obat bius dalam operasi, operasi katarak dan berbagai cara operasi dan pengobatan lainnya merupakan bukti dari kemajuan besar ilmiah umat Islam di masa kejayaan peradaban Islam. Sejarah Islam telah mencatat ilmuwan-ilmuwan besar Muslim seperti Jabir ibn Hayyan, Muhammad ibn Zakariya al-Razi, Ibnu Sina, Ibnu Haitham, Abu Raihan Biruni dan banyak ilmuwan lainnya yang berperan dalam kemajuan peradaban Islam. Mereka adalah para ilmuwan terkemuka di dunia Islam yang pandangan-pandangan dan penemuan mereka hingga sekarang diajarkan di berbagai universitas penting dunia.       Sayangnya dalam abad-abad terakhir, umat Islam ketinggalan "kafilah ilmu"akibat kelengahan mereka dan dominasi penjajahan Barat . Namun sekarang, tanda-tanda kebangkitan peradaban besar Islam sudah mulai tampak kembali, di mana peran dan saham Iran sangat besar dalam proses tersebut.       Bertepatan dengan Hari Penemuan Internasional ini, akan dijelaskan singkat mengenai sejumlah prestasi Republik Islam Iran di bidang sains dan teknologi. Kemajuan Iran berawal dari kemenangan Revolusi Islam. Berkat kemenangan revolusi agung tersebut, terbentuklah konsep model baru dari kemajuan yang bersandar pada prinsip rasa percaya diri dan usaha tak kenal lelah. Transformasi itu telah mendorong Iran untuk mengambil langkah-langkah besar guna menggapai semua cita-citanya.       Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei sebagai penerus pemikiran Pendiri Republik Islam Iran Imam Khomeini ra, sangat memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan di Iran. Beliau sangat menekankan perlunya investasi di bidang ilmu dan memperhatikan paraahli dan peneliti lokal.       Ayatullah Khamenei dalam sebuah pidatonya mengatakan, "Fakta bahwa `kami mampu` menggelora dalam jiwa para pemuda di negara ini (Iran). Anda harus memperkuat gelora yang menggembirakan tersebut, sehingga dengan bantuan Allah Swt, Iran akan sampai ke puncak ilmu dan menjadi rujukan serta berdirilah peradaban Islam yang baru."       Meski selama tiga dekade lalu Iran berada di bawah tekanan dan sanksi Barat, namun negara itu mampu meraih kemajuan besar di bidang sains dan teknologi. Dewan Intelijen Nasional Amerika Serikat dalam perspektif dunia selama 20 tahun terakhir, telah menganggap Iran sebagai salah satu dari 10 negara berpengaruh dunia, bahkan hingga dua dekade mendatang. Penilaian itu didasarkan pada kemajuan menakjubkan Iran di bidang sains dan teknologi. Saat ini, Iran memiliki tingkat pertumbuhan prestasi ilmiah tertinggi di dunia dan bahkan 11 kali lebih tinggi dari rata-rata indeks global.       Secara umum, prestasi-prestasi ilmiah Iran di bidang teknologi nuklir, aerospace, nanoteknologi, produksi Sel Punca (stem cell), medis dan farmasi, dan produksi berbagai persenjataan militer seperti rudal, dianggap sangat signifikan. Meskipun ada sanksi ekonomi yang berkepanjangan dari negara-negara Barat terhadap Iran, namun para ahli dan ilmuwan negara itu mampu mencapai teknologi siklus bahan bakar nuklir, pengayaan uranium secara sempurna, dan memproduksi bahan bakar nuklir untuk instalasi-instalasi pembangkit listrik.       Selain itu, Iran juga mencapai prestasi-prestasi gemilang di bidang antariksa dan industri astronomi. Pada tahun 2009, negara itu berhasil meluncurkan sebuah satelit riset dan komunikasi "Omid"ke luar angkasa. Tahun 2011, Iran juga meluncurkan satelit "Rasd-1"dan setahun kemudian mengirimkan satelit baru buatan dalam negeri "Navid"ke luar angkasa. Berdasarkan indek pertumbuhan ilmiah di bidang aktivitas satelit dan peluncuran rudal pembawa satelit, Iran pada tahun-tahun terakhir telah bergabung dengan 11 anggota klub antariksa dunia.       Iran telah mencapai pertumbuhan signifikan di bidang penggunaan nanoteknologi. Negara itu menduduki peringkat pertama di antara negara-negara Islam dan berada di peringkat ke-12 dunia dari sisi perkembangan teknologi tersebut. Hal itu tidak mengejutkan, sebab Iran dari sisi tingkat prioritas nanoteknologi berada di peringkat ke-4 di daftar dunia. Berdasarkan informasi Universitas California, 12 persen artikel ilmiah orang-orang Iran khusus membahas nanoteknologi.       Di Iran, terdapat sedikitnya 150 perusahaan yang bekerja di bidang nanoteknologi, dan jurusan-jurusan yang terkait dengan industri nano diajarkan di 17 universitas di negara itu. Sebagian sampel dari produksi Iran hasil nanoteknologi telah diekspor ke berbagai negara lain atau dalam waktu dekat akan diekspor.       Iran juga menggapai kemajuan signifikan di bidang ilmu kedokteran nano (Nanomedicine) yang menghasilkan obat-obat pintar seperti "Energy Pars"untuk mengobati luka-luka akibat diabetes, dan obat "IMOD"untuk memperkuat ketahanan tubuh pasien yang menderita AIDS. Di bidang teknologi dan riset Sel Punca (stem cell), Iran masuk sebagai salah satu dari 10 negara terbaik dunia. Para ahli dan peneliti Iran telah mampu menggunakan Sel Punca untuk  mencangkok tulang otak, kulit dan memperbaiki jaringan jantung yang rusak. Selain itu, Iran juga mengkloning Sel Punca di institut riset Royan dan Isfahan.       Para ahli Iran juga menggunakan Sel Punca untuk transplantasi kornea. Sel Punca juga diperbanyak untuk mengobati kanker atau kerusakan jaringan jantung, saraf, dan sel-sel tulang serta perbaikan tulang belakang yang cedera. Produksi dan kloning Sel Punca Embrio adalah bagian dari prestasi besar Iran di bidang teknologi modern. Sekarang di Iran, Sel Punca Embrio dan kloning telah berubah menjadi ilmu pengetahunan lokal. Kloning hewan seperti kambing, domba, sapi dalam beberapa tahun terakhir, telah mengantarkan Iran menjadi bagian dari negara-negara yang aktif di bidang Sel Punca.       Berdasarkan laporan PBB terkait peringkat negara-negara dari sisi perkembangan indikator kesehatan, Iran telah mampu mencapai tujuan-tujuan penting di bidang kesehatan bagi masyarakatnya. Saham 30 persen ilmu medis dari produksi ilmiah Iran merupakan bukti klaim bahwa negara itu terhitung sebagai bagian dari kekuatan-kekuatan yang baru muncul di dunia di bidang medis. Keberhasilan Iran dalam memproduksi obat-obatan dan layanan medis selama satu dekade terakhir adalah bagian lain dari kemajuan Iran di bidang ilmu kedokteran. Kemajuan-kemajuan tersebut adalah hasil dari upaya, bakat, kreativitas danpengembangan kapasitas keilmuan dan keahlian dalam berbagai bidang sains dan teknologi.       Selama beberapa tahun terakhir, Iran telah memperkenalkan enam obat baru bioteknologi yang meliputi dua jenis obat rekombinan dan empat jenis bahan mentah (baku) farmasi. Obat-obat tersebut terdiri dari Salmeterole untuk mengobati penyakit asma dan pernafasan, Riluzole untuk aplikasi dalam pengobatan Amyotrophic Lateral Sclerosis/ALS (jenis penyakit sistem saraf), Letrozol untuk mengobati kanker payudara, Zoledronic Acid untuk osteoporosis, Coagulation Factor VIIa untuk pengobatan hemofilia danBotulinum Toxin-A untuk mengobati jenis penyakit kulit. [Islamic-sources/IRIB Indonesia/RA/NA]