RI Dukung Palestina Politik dan Ekonomi

RI Dukung Palestina Politik dan Ekonomi

  Indonesia mendukung Palestina tidak hanya di bidang politik, namun juga ekonomi. Demikian pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat membuka pertemuan negara-negara Asia Timur untuk Pembangunan Palestina (CEAPAD) Gedung Pancasila, Kemenlu RI, Jakarta Pusat, Sabtu (1/3).   Dalam acara yang bertajuk “The 2nd Conference on Cooperation Among East Asian Countries for Palestinian Development (CEAPAD)” itu, hadir pula PM Palestina Rami Hamdallah serta beberapa Menlu dari negara yang berpartisipasi.   SBY menekankan dukungannya kepada Palestina untuk mencapai mimpi kemerdekaannya yang sudah ada sejak 5 dekade lalu, yaitu sejak Konferensi Asia Afrika tahun 1955. Kini lewat CEAPAD II, Palestina diharapkan bisa memastikan bahwa mereka mampu menyediakan kebutuhan untuk masyarakatnya dan menjalankan “good government”.   “Hari ini, melalui usaha kolektif kita di CEAPAD, kita punya momentum untuk memperbaharui kerja sama di seluruh dunia untuk mendukung Palestina. Ini adalah usaha yang meliputi Asia dan Afrika, dalam konteks kerja sama strategis baru Asia dan Afrika,” kata SBY.   Dalam memberikan dukungan, Indonesia tetap akan menghormati mekanisme dan nilai-nilai yang sudah berjalan di Palestina. Peran sektor swasta juga harus ditingkatkan untuk menyokong ekonomi Palestina. SBY lalu menegaskan akan melipatgandakan usahanya di PBB agar Palestina dapat dinyatakan sebagai negara merdeka.   “Kami menunggu pengajuan universal atas Palestina sebagai negara yang merdeka dan berkedaulatan. Dan sebagai anggota tetap PBB, kita bisa membuat ini nyata jika melipatgandakan usaha dan dukungan kita,” tegasnya.   Indonesia sudah menyediakan program pembangunan kapasitas bagi 1.200 warga Palestina. Di saat yg sama, Indonesia juga mencoba mencari peluang bersama dengan otorita Palestina untuk mengembangkan investasi asing dan mengembangkan bidang usaha kecil dan menengah.   “Kami terus mendukung Palestina, tidak hanya dalam politik, tetapi juga ekonomi dan pengembangan kapasitas. Itulah mengapa CEAPAD ini sangat penting untuk diadakan,” kata SBY.   Dalam laporannya, Menlu Marty Natalegawa menyebutkan bahwa CEAPAD II dihadiri oleh 27 delegasi yang terdiri dari 22 negara dan 5 organisasi internasional. Selain bersama-sama mengadakan CEAPAD II dengan Jepang, Indonesia juga bekerjasama dengan Afrika Selatan dalan New Asian-African Strategic Partnership (NAASP).   Pada tahun 2014, Indonesia berkomitmen untuk melanjutkan dukunang dalam bentuk dana maupun program pengembangan kapasitas bagi Palestina. Dalam kerangka CEAPAD, Indonesia fokus di bidang infrastruktur, teknologi informasi dan komunikasi, pariwisata, light manufacturing, dan pertanian. Nilai bantuan untuk tahun 2014 diperkirakan senilai kurang lebih $ 1,5 juta.   Bersamaan dengan konferensi ini, CEAPAD Business Meeting and Trade Expo juga diselenggarakan di Hotel Borobudur, Jakarta bekerjasama dengan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN). Sebanyak 30 perusahaan Palestina dari berbagai bidang akan berpartisipasi.   Forum ini bertujuan untuk semakin meningkatkan kontribusi negara-negara peserta terhadap upaya pembangunan nasional Palestina, terutama melalui program-program peningkatan kapasitas. Dalam pelaksanaannya kali ini, CEAPAD diketuai bersama oleh Palestina, Jepang dan Indonesia. CEAPAD ke-1 sendiri sudah diselenggarakan tahun lalu di Tokyo, Jepang. [Islamic-sources/Liputan Islam]