Mengungkap Keajaiban Doa

Mengungkap Keajaiban Doa
Author :
Editor :
Interpreter :
Publisher :
Publish number :
Pertama
Publication year :
2002
Publish location :
Jakarta
Number of volumes :
1
(1 Votes)

(1 Votes)
Mengungkap Keajaiban Doa
Doa bukan sekadar permohonan, melainkan percakapan antara hamba dan Sang Pencipta. Mengungkap Keajaiban Doa mengajak pembaca menembus lapisan makna terdalam dari ibadah yang paling intim ini — menunjukkan bahwa di balik setiap ungkapan doa tersimpan kekuatan yang mampu mengubah hati, nasib, bahkan arah hidup manusia.
Tentang Buku
Buku ini merupakan terjemahan dari karya berbahasa Persia yang diterbitkan oleh Dār al-Balāgh, Iran, pada tahun 1411 H/1991 M. Dalam edisi Bahasa Indonesia, diterjemahkan oleh Ahmad Subandi, Salman al-Farisi, dan Hasan Mawardi, serta disunting oleh Ahmad Subandi.
Diterbitkan oleh Penerbit Al-Huda, buku ini menyingkap hakikat doa dalam perspektif Qur’ani dan sufistik, menjelaskan hubungan antara ikhlas, keyakinan, dan penerimaan Ilahi. Dasteghib menunjukkan bahwa doa sejati bukanlah sekadar ucapan, melainkan ekspresi cinta dan penyerahan diri total kepada Allah.
Apa yang Akan Anda Temukan
-
Penjelasan mendalam tentang makna spiritual dan psikologis dari doa.
-
Hubungan antara doa, takdir, dan usaha manusia dalam pandangan Islam.
-
Syarat-syarat dikabulkannya doa dan faktor-faktor yang menghalanginya.
-
Kisah dan renungan tentang kekuatan doa para nabi dan wali.
-
Panduan praktis untuk menghidupkan hati melalui dzikir dan munajat.
Tentang Penulis
Syahid Ayatullah ʿAbd al-Ḥusain Dasteghib (1913–1981) adalah ulama, orator, dan penulis spiritual terkemuka asal Shiraz, Iran. Ia dikenal melalui karya-karya etika dan renungan ruhani seperti Gunahān-i Kabīrah (Dosa-Dosa Besar) dan Mihrāb-i ʿIbādat (Mihrab Ibadah). Sebagai sosok yang hidup dalam kesederhanaan, ia menekankan bahwa doa adalah jantung kehidupan spiritual dan sarana penyucian jiwa menuju kedekatan dengan Allah.
Untuk Siapa Buku Ini
Buku ini diperuntukkan bagi pembaca yang ingin memahami doa bukan hanya sebagai ritual, tetapi sebagai perjalanan batin menuju Tuhan — bagi pencinta ilmu, penempuh jalan spiritual, dan siapa saja yang ingin menemukan ketenangan melalui komunikasi dengan Sang Maha Pengasih.







