Pancaran Cahaya Shalat

Pancaran Cahaya Shalat

Shalat bukan sekadar gerakan lahiriah, tetapi dialog batin antara hamba dan Penciptanya. Pancaran Cahaya Shalat mengajak pembaca menembus makna terdalam dari ibadah yang menjadi tiang agama ini — menyingkap rahasia spiritual di balik setiap bacaan, gerakan, dan suasana hati dalam shalat. Buku ini menuntun jiwa agar beranjak dari kebiasaan menuju kesadaran, dari kewajiban menuju kelezatan ruhani.

Tentang Buku Ini

Buku ini diterjemahkan dari karya berbahasa Persia Partoʾī az Asrār-e Namāz (Setitik Cahaya dari Rahasia Shalat), tulisan ulama dan pendakwah terkemuka Iran, Muḥsin Qirāʾatī. Diterbitkan pertama kali oleh Chāb va Tarḥ Iqāmat Namāz di Iran tahun 1990, dan diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Fāruq bin Ḍiyā dan Mūsā al-Kāẓim. Edisi revisi dan hard-cover ini diterbitkan oleh Pustaka Hidayah (Bandung) pada tahun 2006.
Dengan bahasa yang sederhana namun penuh makna, penulis menguraikan rahasia shalat dari perspektif Qur’ani, filosofis, dan moral. Ia menjelaskan bagaimana setiap elemen shalat — dari takbir hingga salam — mengandung dimensi pendidikan spiritual dan pembentukan karakter.

Yang Akan Anda Temukan

• Penjelasan makna batin di balik bacaan dan gerakan shalat.

• Hubungan antara shalat dan penyucian jiwa (tazkiyah al-nafs).

• Fungsi shalat sebagai sarana pendidikan akhlak dan pengendalian diri.

• Kiat menghadirkan kekhusyukan dan kesadaran Ilahi dalam ibadah sehari-hari.

• Refleksi tentang keindahan shalat sebagai jalan menuju ketenangan dan cinta kepada Allah.

Tentang Penulis

Muḥsin Qirāʾatī adalah ulama dan pendidik Muslim Iran yang dikenal luas melalui program dakwah dan tulisannya mengenai spiritualitas praktis. Ia berperan besar dalam gerakan revitalisasi shalat di Iran dan menulis banyak karya populer tentang etika, ibadah, dan akhlak Islam. Pemikirannya menekankan keseimbangan antara pengetahuan, iman, dan amal sebagai inti kehidupan beragama.

Untuk Siapa Buku Ini?

Buku ini diperuntukkan bagi semua Muslim yang ingin memperdalam pemahaman dan penghayatan terhadap shalat, serta bagi pendidik dan pembimbing ruhani yang menekankan pentingnya dimensi batin dalam ibadah.