Sebelum mendirikan suatu bangunan, siapapun akan memylainya dengan membangun fondasi yang kokoh. Semakin fondasi itu kokoh dengan menyertakan berbagai variable seperti batu yang dipakai, pemakaian dan adukan semen tertentu, sehingga penambahan beberapa elemen lain maka semakin kuat pula bangunan itu berdiri. Demikian pula, bangunan agama pun harus didasarkan pada fondasi yang kokoh sehingga celah- celah yang mungkin rawan untuk diserang, ditutup dengan fondasi yang tangguh. Persoalan relevansi agama terhadap kehidupan dunia modern, misalnya, semakin dipertanyakan mengingat fenomena dunia yang karut marut ini. Jika fondasi agama tidak kokoh, maka bersiap-siaplah untuk mengucapkan wasalam pada agama.

Berangkat dari kesadaran akan pentingnya fondasi inilah, Prof. Muhammad Taqi Mishbah Yazdi mengeluarkan karyanya Iman Semesta: Merancang Piramida Keyakinan. Penulis mengawali pembahasannya dari persoalan agama dan relevansinya dengan kehidupan (Bab 1), seputar persoalan ketuhanan (Bab 2), keadilan Tuhan (Bab 3), kenabian dan persoalan al-Quran (Bab 4), kepemimpinan Ilahi atau imamah (Bab 5), eskatologi atau hari akhirat (Bab 6), dan berbagai masalah seperti syafaat, niat (Bab 7).

Pembahasan yang semula cukup pelik, di tangan ulama-filsuf muslim kontemporer ini menjadi sesuatu yang renyah dicerna. Untuk mereka yang ingin menginginkan senam otak, buku ini adalah jawabannya. Bacalah, niscaya pemikiran Anda akan tetap sehat dan waras dalam menghadapi berbagai gempuran pemikiran yang menyesatkan!

Author

Editor

Interpreter

Common title

Number of volumes

Persian Title

Publish location

Publication year

Publish number

Publisher

Qr Code

Sect

Scholar

ISBN

Source

Translated

Is this post suggested?

Rate

View

Votes

Iman Semesta: Merancang Piramida Keyakinan

Seberapa dekat jarak antara jihad dan jahat? Mengapa kata jihad begitu menyeramkan bagi sebagian orang? Mestikah jihad dianggap sebagai kekerasan atas nama agama (teror)? Benarkah jihad bisa dilakukan oleh siapa saja, kapan saja dan terhadap siapa saja?

Mengapa kata jihad dalam Al-Quran disandingkan dengan kata di jalan Allah? Apa jihad ruhani dan jihad jasmani itu? Apa jihad agresif dan jihad defensif itu? Siapakah mujahid sejati?

Masalah-masalah itu terlalu rumit untuk dijawab ala kadarnya tanpa dasar dalil yang cukup. Dapatkan semua jawabannya dalam buku ini, lalu lenyapkan salah paham Anda tentang jihad.

Perlukah Jihad: <eluruskan Salah Paham tentang Jihad dan Terorisme

Buku ini menegaskan bahwa Tauhid bukanlah sekadar pengakuan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan selesai. Tauhid adalah sistem nilai dan akidah Islam. Untuk itu, Tauhid harus termanifestasikan ke dalam sejumlah sikap dan tindakan, rohaniah maupun jasmaniah, batiniah maupun lahiriah. Tauhid adalah rasa sekaligus aksi. Tetapi, tauhid juga tidak meniscayakan manusia untuk tercerabut dari akar kemanusiaannya, sehingga ia bahkan tidak boleh menghormati atau memuliakan sesama manusia.

Bisa dibilang, inilah buku yang mengupas tauhid secara tuntas dan ga,blang. Itu semua disajikan penulisnya dengan merujuk langsung ke Al-Quran dan, sesekali, hadis sahih dan, harus diakui, dalam hal menarik dalil dari Al-Quran ini, penulis memperlihatkan kecakapan yang luar biasa.

&nbsp;

Monoteisme: Tauhid sebagai Sistem Nilai dan Akidah Islam

Meniru Tuhan? Adakah baik dan buruk itu? Apa baik dan buruk itu? Relatifkah? Apakah yang membedakan etika yang disuguhkan dari taman wahyu dengan etika yang didasarkan pada teori-teori non ilahi? Apa yang dimaksud dengan ke-universal-an moralitas? Apa yangt semestinya menjadi landasan seseorang untuk berprilaku etis?

Begitu banyak kesalahpahaman tentang etika dan akhlak yang harus diluruskan sesuai dengan wahyu yang suci dan nalar yang paripurna. Begitu banyak buku yang serta merta mengajarkan cara berakhlak tanpa mengajarkan cara merancang akhlak yang selaras dengan hakikat kemanusiaan.

BUku ini terasa luar biasa karena mempersilakan Anda untuk mendesain akhlak Anda sendiri, bukan karena rayuan surga dan ancaman neraka, namun karena ia merupakan intisari dari ke-insan-an yang utuh, "Berakhlaklah dengan akhlak Tuhan." (hadis)

Mari meniru Tuhan!

Meniru Tuhan: Antara 'Yang Terjadi' & 'Yang Mesti Terjadi'

Ia terlalu dekat untuk dikenali dan terlalu kuat untuk dikendalikan. Ia adalah sebuah jagad mini penuh misteri, teka-teki dan kejutan. Ia adalah perngkat lunak di balik daging dan kulit. Ia bisa terbang bak rajawali dan menyelam laksana pari. Ia telah memberikan sebuah pengakuan di hadapan Tuhan sebelum bermigrasi ke jagad raya.

"Sesiapa yang telah mengenali dirinya, maka telah mengenali Tuhannya." (Hadis)

Buku ini menawarkan kepada Anda an exciting adventure (sebuah penjelajahan yang menggairahkan) dalam sebuah jagad mini yang hanya dapat ditembus dengan perenungan dan kesadaran yang maksimum.

Jagad Diri

Mitoskah 'kebebasan'? Apa arti kebebasan bagi manusia yang harus mengikuti aturan-aturan? Harmoniskah kebebasan dengan agama? Benarkah manusia dapat menggunakan hak pilih, termasuk nasib dan jalan hidupnya? Kebebasan sering didambakan, namun ia sampai sekarang masih simpang siur. DIpaksa untuk bebas ataukah dibebaskan untuk terpaksa?

Mari kita temukan jawabannya di dalam buku ini!

Freedom: Bebas Terpaksa atau Terpaksa Bebas

Buku ini berisi tentang nasihat-nasihat dan pesan-pesan penting Imam Ali bin Abi Thalib as dalam aspek moral dan pendidikan yang dapat menjadi petunjuk dan penuntun bagi para salik yang haus akan pencerahan rohani dan mencari hakikat-hakikat yang murni  dalam menempuh perjalanan mereka.

Buku ini, tidak lain adalah wasiat imam Ali as kepada putrnya imam Hasan as yang sarat akan makna dan kandungan yang sangat tinggi.

&nbsp;

22 Nasihat Abadi Penghalus Budi Jilid 1

Nama lengkap: 

Ayatullah Muhammad Taqi Misbah Yazdi

Keluarga:

Muhammad Taqi Misbah Yazdi berasal dari keluarga Ulama.

Pendidikan:

Pada umur 7 tahun, beliau mulai memasuki pendidikan dasar dan menyelesaikannya pada tahun 1947 sebagai pelajar teladan. Kemudian beliau melanjutkan pendidikannya di Hauzah Ilmiyah Yazd, di bawah bimbingan Syeikh Muhammad Ali Nahwi. Pendidikan dasar hauzah beliau tamatkan dalam waktu 4 tahun hingga selesai membaca kitab Rasa`il dan Makasib. Dengan dukungan keluarga, beliau melanjutkan pendidikan ke Najaf Asyraf pada tahun 1952. Setahun kemudian, beliau kembali ke kota Qom dan mengikuti pendidikan tingkat Bahtsul kharij yang disampaikan oleh Imam Khomeini. Dengan menghadiri pelajaran tafsir dan filsafat Allamah Thabathaba’i, beliau tidak hanya menimba ilmu dari Allamah, akan tetapi juga menjalin hubungan spritual-akhlaqi tersendiri dengan Allamah. Begitu pula dengan Ayatullah Anshari dan Ayatullah Bahjat. Beliaupun aktif dalam Yayasan Pendidikan Imam Khomeini. Beliau sekarang menjabat sebagai anggota Majlis Tinggi Revolusi Kebudayaan, ketua Yayasan Imam Khomeini, anggota Jami’atul Mudarrisin Hauzah Ilmiah Qom.

Guru-guru: 

Di antara guru-guru beliau adalah Imam Khomeini, Ayatullah Burujerdi, Allamah Thabathabai, Ayatullah Bahjat, Ayatullah Syaikh Murtadha Haeri

Karya-karya:

Di antara karya-karyanya: Amuzeshe Aqaid (Belajar Akidah), Amuzeshe Falsafe (Belajar Filsafat), Akhlak Islami, Insan Shenasi dar Quran (Manusia dalam al-Quran), Syarh ilahiyat Shifa (Syarah Ilahiyat Syifa Ibnu Sina), Syarh Asfar Arbaah (Syarah Asfar Mulla Sadra) dll.

Muhammad Taqi Mishbah Yazdi

Born:

Muhammad Taqi Mishbah Yazdi

Author Books