Menelusuri Makna Jihad: Dari Sudut Pandang Akhlak sampai Sufistik

Dalam pandangan Islam, jihad bukan semata perjuangan bersenjata, melainkan perjuangan menyeluruh untuk menaklukkan hawa nafsu, menegakkan kebenaran, dan memperbaiki diri. Dalam Menelusuri Makna Jihad, Ḥusain Mazhahiri menguraikan hakikat jihad dari perspektif etika dan tasawuf, menjelaskan bahwa jihad terbesar adalah melawan diri sendiri — jihad al-nafs — yang menjadi dasar bagi semua bentuk perjuangan lahiriah.

Tentang Buku

Buku ini merupakan salah satu karya penting Ḥusain Mazhahiri, seorang ulama dan pendidik spiritual terkemuka dari Iran. Diterbitkan oleh Penerbit Lentera (Jakarta, 2000), dan diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh Muhammad Abdul Qadir Alkaf dengan penyuntingan oleh Syarif Alwi, buku ini menjembatani antara akhlak dan tasawuf.
Penulis membahas jihad sebagai perjalanan moral dan spiritual yang menuntut disiplin, kesabaran, dan keikhlasan. Ia juga menyoroti hubungan jihad dengan penyucian jiwa (tazkiyah al-nafs), pembentukan karakter, dan tanggung jawab sosial seorang mukmin.

Apa yang Akan Anda Temukan

Makna komprehensif jihad dalam ajaran Islam.
Penjelasan tentang jihad melawan hawa nafsu sebagai jihad terbesar.
Hubungan antara jihad, akhlak, dan kesucian batin.
Kajian sufistik tentang perjuangan spiritual menuju kedekatan dengan Allah.
Prinsip moral dan etika dalam berjuang di jalan Tuhan.

Tentang Penulis

Ḥusain Mazhahiri adalah ulama dan cendekiawan Muslim yang dikenal karena karya-karyanya di bidang akhlak dan pendidikan spiritual. Pemikirannya banyak terinspirasi oleh ajaran Ahl al-Bayt (ʿa, an honorific meaning ʿalayhim al-salām — “peace be upon them”) dan tradisi tasawuf Islam yang menekankan keseimbangan antara ilmu, amal, dan kesadaran batin. Karya-karyanya sering digunakan sebagai referensi dalam pengajaran akhlak dan pembinaan moral di lembaga keagamaan di Iran dan dunia Islam.

Untuk Siapa Buku Ini

Buku ini ditujukan bagi para pelajar, pendidik, dan pencari spiritual yang ingin memahami jihad dalam makna yang lebih luas — bukan hanya sebagai perjuangan lahiriah, tetapi juga sebagai perjalanan menuju pembebasan batin dan penyempurnaan akhlak.