Mengendalikan Naluri

Mengendalikan Naluri

Manusia diciptakan dengan naluri dan dorongan yang menjadi bagian tak terpisahkan dari fitrahnya. Namun, di balik kekuatan naluri terdapat ujian moral yang menentukan arah kehidupan. Mengendalikan Naluri membimbing pembaca untuk memahami cara Islam mengatur dan menyucikan kecenderungan alamiah manusia agar menjadi sumber kebaikan, bukan kehancuran.

Tentang Buku

Buku ini merupakan terjemahan dari karya berbahasa Arab terbitan Dar al-Mahajjah al-Baydhāʾ, Beirut–Lebanon (cetakan pertama, 1414 H/1993 M). Dalam versi Bahasa Indonesia, diterjemahkan oleh Irwan Kurniawan dan disunting oleh Muhammad Abdul Qadir Alkaf, kemudian diterbitkan oleh PT Lentera Basritama, anggota IKAPI, Jakarta.
Penulis menguraikan secara ilmiah bagaimana Islam menempatkan naluri manusia — seperti cinta, marah, makan, dan seksualitas — dalam kerangka pengendalian diri (tazkiyah al-nafs) dan keseimbangan antara jasmani dan ruhani. Dengan gaya yang argumentatif namun lembut, buku ini memperlihatkan bahwa pengendalian bukan pengekangan, melainkan penyaluran menuju kesempurnaan.

Apa yang Akan Anda Temukan

• Penjelasan filosofis dan psikologis tentang hakikat naluri manusia dalam pandangan Islam.

• Prinsip keseimbangan antara kebutuhan jasmani dan tuntutan spiritual.

• Cara Islam menuntun manusia mengubah dorongan alami menjadi amal yang bernilai ibadah.

• Pembahasan tentang peran akal, iman, dan disiplin moral dalam mengendalikan nafsu.

• Panduan praktis untuk mencapai ketenangan jiwa melalui pengendalian diri.

Tentang Penulis

Husain Mazhahir adalah cendekiawan Muslim dan penulis bidang etika Islam yang dikenal karena kemampuannya menggabungkan pendekatan ilmiah dan moral. Dalam karya-karyanya, ia menyoroti pentingnya membangun kepribadian yang seimbang antara akal, perasaan, dan spiritualitas. Gaya tulisnya jernih, sistematis, dan menuntun pembaca pada kesadaran bahwa kendali diri adalah inti kebahagiaan sejati.

Untuk Siapa Buku Ini

Buku ini ditujukan bagi pembaca yang ingin memahami hakikat manusia secara utuh — para pelajar, pendidik, dan pencari hikmah yang berusaha menata kehidupan batin di tengah dunia modern yang sarat godaan.