Kehidupan Teladan Seorang Faqih
MUKADIMAH
Semenjak seribu tahun yang silam kota Najaf terhitung sebagai kota ilmu, kefaqihan, serta ijtihad. Dan sepanjang masa yang panjang itu telah muncul ribuah ulama’ yang telah memberikan khidmah kepada seluruh manusia dan khususnya kepada dunia Islam, di mana pendirian para ulama’ tersebut bagaikan karang yang kokoh untuk menjaga Islam sepanjang sepuluh abad yang lampau dari penyimpangan-penyimpangan fitrah yang sehat menuju pelataran eksistensi dan kesempurnaan. Para ulama' yang mulia itu telah berusaha keras dan terus-menerus sepanjang perjalanan sejarah demi mengisi kekosongan dan mempertahankan Hawzah Islam dari berbagai tipu daya yang dilancarkan oleh para musuh agama ini yang terdiri dari syaitan-syaitan, jin serta manusia, secara serentak. Mereka adalah orang-orang yang berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mematikan cahaya Allah melalui lisan-lisan mereka.
Disini kita harus mengisyaratkan pada sesuatu yang fital, bahwasannya hal-hal yang kita peroleh sekarang ini yang berupa perluasan tujuan-tujuan islam, tidak lain kecuali berkat jasa para pembesar-pembesar tadi, yang mana mereka terjaga di malam harinya demi untuk menukil hadits dan riwayat serta do’a yang
ma’tsur, atau menjaga unsur-unsur terpenting yang punya andil dalam menjaga agama ini, yaitu kecintaan terhadap Keluarga Suci Rasullah (Ahlul Bait As). Dan sekarang hasil kerja para ulama’ tersebut telah sampai kepada kita, kendatipun segala macam jenis kezaliman dan penindasan historis ditimpakan kepada para Ulama’ Syi’ah Imamiyyah Ra.
Sesunguhnya setiap amal di sisi Allah itu tidak dilihat dari ukuran lahiriahnya akan tetapi dilihat dari kadar ketakwaannya.
Di antara para 'ulama yang agung itu adalah seorang
marja’ agama dan pemimpin spiritual Âyatullâh al-U
zma Sayyid Mu
hammad
Husain al-Husaini al-Mar’asyi an-Najafi (
Quddisa sirruhu As-syarif) yang bergelar
Syihabuddin.