Mengenal Kelompok ISIS dan Sepak Terjangnya (1)

 

Kejahatan kelompok teroris ISIS di Suriah dan Irak serta serangan udara Koalisi Internasional Anti-ISIS telah menghiasi lembaran media-media dunia dalam beberapa bulan terakhir.Sejumlah negara Barat dan Arab di bawah pimpinan Amerika Serikat mengeluarkan sesumbar ingin menghancurkan militan ISIS. Di tengah kampanye udara koalisi, ISIS tetap melanjutkan serangannya ke beberapa wilayah di Suriah dan Irak. Mereka bahkan mulai melengkapi diri dengan senjata-senjata canggih dan modern serta semi berat.
    Di sini muncul pertanyaan, apakah Koalisi Internasional Anti-ISIS pimpinan AS benar-benar ingin memusnahkan ISIS?Mengapa koalisi itu baru terbentuk sekarang?ApakahISIS sudah sangat besar sehingga40 negara terpanggil untuk menghancurkan mereka?Mengapa para pejabat Washington selalu menekankan bahwa penumpasan ISIS membutuhkan waktu lama?Apakah kita bisa percaya bahwa koalisi benar-benar ingin memusnahkan ISIS? Apakah kelompok teroris yang selalu berpindah-pindah tempat bisa dihancurkan melalui kampanye udara? Mengapa kelompok ISIS yang mengusung slogan-slogan Islami tidak terbilang berbahaya bagi rezim Zionis Israel?   Rangkaian acara berseri ini akan menjawab pertanyaan tersebut dan isu-isu lain seputar sejarah kemunculan teroris ISIS, tindakan brutal dan kejahatan kelompok itu, respon negara-negara Barat terutama AS terhadap petualangan ISIS dalam beberapa tahun terakhir, serta motivasi dan tujuan pembentukan Koalisi Internasional Anti-ISIS.   Meski wilayah Timur Tengah menghadapi tantantan terorisme selama bertahun-tahun. Namun, fenomena ISIS dan kejahatan mereka dalam beberapa bulan terakhir telah menjadi salah satu krisis dan tantangan utama kawasan. Sekarang hampir tidak ada negara di Timur Tengah yang terbebas dari ancaman ISIS. Padahal, jejak dan peran beberapa negara regional dan internasional dalam membentuk dan mengarahkan kegiatan kelompok-kelompok teroris dengan mudah dapat ditelusuri.   Kelompok ISIS merupakan salah satu front yang paling kejam sekaligus paling tunduk kepada majikannya, yang pernah disaksikan dunia sampai sekarang. Kejahatan yang dilakukan ISIS biasanya terjadi dalam perang-perang yang bertujuan untuk membumihanguskan sebuah etnis atau genosida.Namun, dunia sama sekali tidak menyaksikan tindakan yang begitu kejam dan itupun atas nama Islam, sebuah agama yang melambangkan kasih sayang dan sikap lemah lembut bahkan terhadap non-Muslim.   Sejarah mencatat bahwa akhlak mulia dan kasih sayang Rasulullah Saw memainkan peran utama dalam menyebarluaskan agama Islam. Pada dasarnya, Nabi Muhammad Saw adalah simbol dan teladan sempurna dari seorang pribadi Mukmin. Kebenaran agama Islam dan risalah kerasulan Nabi Muhammad Saw dapat dibuktikan dengan melihat sosok mulia ini. Dengan cara itu, dalam waktu singkat dan itupun dengan pertumpahan darah yang paling sedikit, sebagian besar wilayah Jazirah Arab menerima Islam dengan lapang dada.   Lalu, apakah agama Islamdengan seorang Nabi Saw yang penuh kasih sayang bisa memiliki para pengikut yang dungu dan buas seperti ISIS, di mana praktek memenggal kepala manusia sudah menjadi rutinitas dan hiburan buat mereka. Mereka adalah orang-orang yang tidak memiliki aroma kemanusiaan.Sayangnya, sebagian besar para pengikut nabi-nabi besar menjadikan interpretasi personal terhadap ajaran agama sebagai pengganti ajaran Ilahi setelah wafatnya para nabi. Mereka mendirikan sebuah tiang yang bengkok dalam sejarah agama langit.   Ajaran Musa, Isa, dan beberapa nabi laindirubah dan didistorsi oleh golongan masyarakat awam dan pemuja hawa nafsu. Jika penyimpangan itu tidak menggerogoti agama Tuhan, tentu saja umat manusia akan memiliki nasib yang berbeda. Agama Islam pasca wafat Rasulullah Saw juga didera penyimpangan dan penafsiran-penafsiran personal dan golongan.Pada masa kekhalifahan Imam Ali as, muncul tiga kelompok di tengah masyarakat muslim yang mendeklarasikan perang dengan beliau. Salah satu dari golongan itu adalah kelompok Khawarij. Mereka melakukan penafsiran sepihak terhadap al-Quran dan ajaran Nabi Saw. Kesalahan interpretasi membuat kelompok Khawarij menyatakan perang dengan Imam Ali as.   Khawarij yang muncul pada masa Imam Ali as dapat dianggap sebagai ujung pangkal gerakan Takfiri modern. Akar kedua kelompok Khawarij dan Takfiri bersumber dari pemahaman yang dangkal dan sikap ekstrim mereka dalam menafsirkan ajaran agama. Orang-orang Muslim yang tidak sejalan dengan pemikiran mereka akan dianggap kafir dan wajib dibunuh. Fanatisme kesukuan di tengah kelompok Khawarij dan Takfiri juga mendorong lahirnya perilaku konfrontatif terhadap bangsa-bangsa lain dan bahkan terhadap orang-orang dekat mereka.   Dapat dikatakan bahwa teladan perilaku kelompok Khawarij dan Takfiri dikecam oleh semua mazhab-mazhab Islam.Ekstrimisme dan fanatisme di era modern juga memiliki dampak serupa seperti perilaku Khawarij di era permulaan Islam yaitu, memperlemah kekuatan kaum Muslimin.   ISIS adalah sebuah gerakan Takfiri-Salafi, di mana ideologi mereka berakar dari pemikiran Ibnu Taimiyah dan Muhammad ibn Abdul Wahab. Kelompok tersebut didukung oleh beberapa negara regional di Timur Tengah dan Barat. Mereka adalah kelompok negara yang sekarang meluncurkan kampanye udara terhadap teroris ISIS di kawasan. Peran Arab Saudi dan beberapa negara Arab lainnya dan Barat akan terlihat begitu kentara ketika kita menelusuri sejarah terbentuknya ISIS. ISIS merupakan sebuah kelompok bersenjata yang mengadopsi pemikiran-pemikiran ekstrim Takfiri. Mereka berada di barisan kelompok Salafi-Jihadi dan sedang berupaya untuk mendirikan sebuah kekhalifahan Islam di Irak dan Suriah.   ISIS muncul pada 15 Oktober 2006 setelah pertemuan sejumlahkelompok bersenjata di Irak. Dalam pertemuan itu, Abu Omar al-Baghdadi diangkat sebagai pemimpin ISIS. Embrio terbentuknya ISIS kembali pada pergolakan pasca invasi AS ke Irak pada tahun 2003. Serangan AS telah menciptakan atmosfir yang tepat bagi terbentuknya dan aktivitas sebagian besar kelompok-kelompok bersenjata di Irak seperti, kelompok Takfiri-Jihadi yang berafiliasi dengan Al Qaeda dan anasir-anasir Partai Baath, yang menentang kondisi baru di Irak.   Kelompok tersebut gencar mengumpulkan dana dan anggota untuk berperang melawan pasukan AS dan Irak. Salah satu front utama di barisan mereka adalah Jamaat al-Tawhid wal-Jihadyang lahir pada 2004 dan dipimpin oleh Abu Musab al-Zarqawi. Dia telah berbaiat dengan pentolan Al Qaeda, Osama bin Laden dan mendirikan organisasi Tanzim Qaidat al-Jihad fi Bilad al-Rafidayn (Al Qaeda di wilayahRafidain). Kelompok ini melancarkan aksi terorisme secara besar-besaran dan tak kenal belas kasihan seperti, peledakan bom di pasar dan tempat-tempat keramaian di Irak, perusakan masjid-masjid dan Makam Imam Hadi dan Imam Askari as.   Kelompok Zarqawi sangat agresif dalam melancarkan aksinya sehingga membuat mereka menjadi salah satu organisasi teroris terkuat di Irak. Mereka juga sukses menyebarluaskan pengaruhnya di negara-negara regional. Pada2006, Zarqawi mendirikan Syura Mujahidin yang dipimpin oleh Abu Abdullah al-Rashid al-Baghdadi. Setelah tewasnya Zarqawi di tangan pasukan AS, Abu Hamza al-Muhajir ditunjuk untuk menggantikannya dan pada akhir 2006, kelompok ISIS yang dipimpin oleh Abu Omar al-Baghdadi dibentuk.   Salah satu misi utama ISIS di Irak adalah membentuk sebuah koalisi yang gemuk dan merangkul pasukan penentang pemerintah Baghdad. Kelompok penentang pemerintah itu terdiri dari anasir Partai Baath dan kroni-kroni Saddam Hussein serta beberapa milisi suku. Setelah menggalang kekuatan besar, ISIS memulai aksi-aksi terornya dan berusaha untuk menciptakan konflik sektarian dan perang saudara di Irak. Seiring meningkatnya ketidakpuasan publik, pemerintah Baghdad pada akhirnyamembentuk pasukan suku untuk mengurangi pengaruh teroris.   Kematian Abu Omar al-Baghdadi pada 2010 telah menurunkan kekuatan ISIS secara signifikan. Namun, pengangkatan Abu Bakr al-Baghdadi sebagai pemimpin ISIS telah menciptakan gelombang baru aksi terorisme di Negeri Kisah 1001 Malam itu. (/RM)