Muhammad saaw Penebar Rahmat

Muhammad saaw Penebar Rahmat

    Dalam pandangan-dunia Islam, semua keberadaan merupakan ayat-ayat Allah (âyâtullah) dan ayat Allah yang paling sempurna adalah Muhammad Rasulullah Saw. Ada firman Allah Swt yang mengatakan apabila seluruh pohon dijadikan pena dan lautan sebagai tintanya, niscaya itu tidak akan mampu untuk menuliskan keagungan Allah Swt. Demikian pula, ketika kita ingin menuliskan keagungan Rasulullah Saw, sebagaimana manifestasi paling sempurna dari keagungan Allah, semuanya itu hanya akan menyinggung sisi tertentu dari keberadaan dan kepribadian Nabi Terakhir ini. Tak heran, hampir setiap tahun senantiasa ada buku yang menggambarkan Rasulullah Saw. Mulai yang ditulis untuk anak-anak hingga orang tua, ditulis oleh non-muslim hingga muslim sendiri.   Penulisan biografi Muhammad Saw pun bermacam-macam pendekatannya, Annemarie Schimmel menggunakan pendekatan fenomenologis ketika menulis buku Dan Muhammad Utusan Allah, Syekh Ja`far Subhani dalam paparannya menggunakan pendekatan kritik historis saat mengeluarkan karya yang berjudul The Message (Risalah), Syekh Jawadi Amuli menggunakan pendekatan filosofis-teologis dalam karyanya yang berjudul Nabi dalam Al-Quran, belum lagi Seyyed Hossein Nasr serta beberapa penulis prolitik lainnya. Semuanya itu membenarkan bahwa berbicara tentang Muhammad Saw senantiasa memiliki keunikan masing-masing.   Bagaimana halnya dengan buku ini?   Pemimpin Spiritual Tertinggi Iran Sayyid Ali Khamenei mengajak seluruh lapisan masyarakat Islam untuk memperkenalkan pribadi teragung ini kepada Dunia Islam secara khusus dan masyarakat dunia secara umum. Sangat disayangkan Tahun-tahun sebelumnya masyarakat Barat (khususnya) berusaha mendevaluasi keagungan Rasulullah Saw sampai-sampai pribadi termulia dijadikan sebagai olok-olok dalam bentuk kartun dan lainnya.   Muhammad Rey Syahri mengatakan, “Untuk menghadapi konspirasi dan perang budaya, kita harus bisa menggunakan kesempatan yang bernilai ini untuk memperkenalkan berbagai dimensi dari kepribadian Rasulullah Saw secara benar…”   Rahmat atau kasih sayang sesungguhnya merupakan bagian dari akhlak sementara kesempurnaan akhlak merupakan misi kenabian dari Muhammad Saw. Karenanya, buku Penebar Rahmat diawali dengan kesaksian al-Quran terhadap kenabian Rasulullah, kesaksian para ahli ilmu hingga hikmah dan falsafah kenabian.   Mengetahui hikmah yang terkandung di balik pengutusan Rasulullah saw dipandang sebagai tema terpenting yang berkaitan dengan pengetahuan terhadap kepribadian Nabi saw. Hikmah yang terkandung di balik pengutusan Nabi saw pada dasarnya tidak berbeda dengan pengutusan para nabi yang lain. Perbedaan satu-satunya adalah penutup para nabi ini menyempurnakan risalah-risalah nabi-nabi yang terdahulu. Oleh karena itu, kenabiannya merupakan penutup kenabian.”   Dalam falsafah kenabian itu sendiri, menurut pandangan Tuhan, ada tiga pilar yang harus diperhatikan: (1) falsafah penciptaan manusia, yaitu membawanya menuju kesempurnaan; (2) dalil penyempurnaan tidak ada dalam eksistensi manusia; (3) hanya Pencipta alam semesta ini yang mampu memberikan program penyempurnaan manusia karena Dia yang benar-benar mengetahui kesiapan dan kebutuhan manusia.   Turunnya Rasul Saw disertai dengan al-Quran, yang salah satu kandungannya merupakan sekumpulan titah akhlak dan petunjuk moralitas. Dalam al-Quranlah, manusia akan mendapatkan banyak penjelasan tentang hikmah pengutusan para nabi di antaranya membebaskan manusia dari belenggu-belenggu internal dan eksternal, mengeluarkan manusia dari kegelapan (kebodohan), mengajarkan al-Quran dan Hikmah (Sunnah), menerangi alam semesta ini dengan cahaya ilmu, membangun moral masyarakat, dan mewujudkan keadilan sosial. Kesemuanya ini merupakan fondasi penting dalam membangun sebuah masyarakat dan penerapan program penyempurnaan yang dilakukan para beliau.   Karenanya, adalah tepat bagi kita sebagai pembaca untuk membaca kembali karya-karya terkait dengan Rasulullah Saw ini, khususnya di bulan-bulan kelahirannya, Rabiul Awal. Apabila pembaca menemukan kemuskilan-kemuskilan dalam buku biografi Muhammad yang ditulis oleh para pemikir Barat, terutama yang terkait dengan akhlaknya, segeralah merujuk ke rujukan lain yang lebih terpercaya dari ulama besar islam. Buku yang terdiri enam bab plus pengantar ini, insya Allah akan menjawab masalah-masalah tersebut termasuk falsafah kenabian yang semakin hari semakin mendapat tantangan yang keras. (Dari Ringkasan Arif Mulyadi dengan sedikit edit) [Islamic-sources/liputan Islam]