Kebebasan Berfikir dan Berpendapat dalam Islam

Kebebasan Berfikir dan Berpendapat dalam Islam

Kebebasan Berfikir dan Berpendapat dalam Islam

Interpreter :

Afif Muhammad

Publisher :

Risalah Masa

Publish number :

1

Publication year :

1990

Publish location :

Jakarta

Number of volumes :

1

(0 Votes)

QRCode

(0 Votes)

Kebebasan Berfikir dan Berpendapat dalam Islam

Kebebasan Individual dan masyarakat demokrasi adalah dua konsep yang amat menentukan sejak dahulu, apalagi di zaman serba boleh (permisif) seperti sekarang ini. Masalah ini tidak hanya melulu masalah kebebasan manusia, tetapi menembusi sosiologi, filsafat, sains, system dan budaya. Di tengah kebebasan berfikir dan berpendapat dalam Islam yang ditawarkan para pemikir masa kini, Murtadha Muthahhari berupaya menggugat persoalan ini, dan sudah merupakan ciri khas untuk menyajikannya dalam perspektif yang baru. Sebagai seorang ulama pemikir yang akrab dengan informasi-informasi dan problem-problem kontemporer, Muthahhari meninjau persoalan ini dalam berbagai dimensi. Meski demikian penguasaan mendalam atas ilmu-ilmu keislamannya, seperti biasa membuat kukuh dan tegar atas bobot karyanya ini. Lebih dari itu, Muthahhari juga berhasilo memberikan jawaban atas berbagai pertanyaan dalam masalah-masalah praktis, yaitu dalam suatu forum dialog terbuka di TV dengan seorang Profesor dan Dr. Sorousy. Misalnya saja cuplikan keyika ia menjawab pertanyaan sang Profesor tentang kritik rapuhnya kebebasan ala barat. Ia mengetengahkan kisah mulla Nashiruddin yang ketika suatu hari saat ia menunggang keledai, dia ditanya orang, "Hendak kemana engkau hai Nashiruddin?", dan dia menjawab, "Ya...kemana keledai ini berjalan!". Kalau kita bertanya, kemana masyarakat yang dibangun atas nilai-nilai demokrasi barat itu berjalan? jawabannya tentu: Kemana saja yang diinginkan suara mayoritas!.