Dimensi Surat Terbuka Rahbar kepada Pemuda Barat
Dimensi Surat Terbuka Rahbar kepada Pemuda Barat
Author :
Irib
0 Vote
108 View
Pada 21 Januari 2015, di antara jutaan berita dan informasi dari berbagai belahan dunia yang menyita perhatian audiens, mayoritasnya berkaitan dengan serangan terhadap dunia Islam serta isu-isu Muslim. Berita yang menempati halaman pertama setiap situs dan laman kantor berita ini telah menarik mayoritas warga dunia. Ketika setiap hari serangan media Barat terhadap Islam dan Muslim semakin gencar, pesan dan surat terbuka Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei kepada para pemuda Eropa dan Amerika telah memberikan goncangan besar kepada atmosfer Islamphobia di Barat serta memaksa audiens untuk serius memikirkan Islam dan umat Muslim yang dipropagandakan di media Barat selama ini. Dewasa ini, jarang terjadi di pentas internasional seorang pemimpin atau presiden sebuah negara memberikan arahan dan pesan kepada pemuda dari negara lain. Pesan Rahbar kepada pemuda Barat ini dirilis menyusul peristiwa terbaru di Perancis dan publikasi gambar menghina kesucian Islam oleh majalah Perancis tersebut serta eskalasi gerakan Islamphobia oleh petinggi dan media Barat. Pesan Rahbar ini sejatinya ditujukan untuk mencerahkan para pemuda dan pencari kebenaran di dunia. Ayatullah Khamenei secara khusus membidik pemuda Eropa dan Amerika dalam pesannya. Dalam suratnya ini beliau menyeru pemuda yang mayoritasnya non Muslim tersebut untuk mempelajari al-Quran, merujuk sumber-sumber utama Islam dan membaca sejarah Nabi Muhammad Saw. Mereka yang mengenal Islam murni dengan baik menyadari bahwa seruan Ayatullah Khamenei kepada pemuda didasari oleh sabda Imam Sadiq as yang berkata kepada pengikutnya, “Rangkullah para pemuda, karena mereka cepat menerima kebenaran dan siap bergerak ke arah kebaikan.” (Usul al-Kafi/Jilid 8) Ayatullah Khamenei dalam menjelaskan dan alasan suratnya kepada pemuda Barat menulis, “Saya berbicara kepada kalian (para pemuda), bukan berarti saya mengabaikan orang tua kalian, melainkan karena masa depan bangsa dan negara kalian berada di tangan kalian sendiri; dan juga saya menemukan bahwa rasa untuk mencari kebenaran di hati kalian lebih hidup, kuat dan waspada.” Di saat peristiwa terbaru di Paris, Perancis terjadi dan sejumlah kejadian lain tengah digalakkan untuk merusak citra Islam, Rahbar menyeru pemuda Eropa dan Amerika yang memiliki semangat mencari kebenaran untuk menyelidiki motif utama seluruh upaya busuk media dan elit politik Barat melancarkan Islamphobia. Beliau meminta para pemuda Barat merujuk sumber utama Islam yakni al-Quran dan ajaran Nabi Muhammad Saw. Pastinya jika pemuda Barat benar-benar melakukan seruan Rahbar dan merujuk pada sumber utama Islam, maka berbagai realita akan terungkap. Di bagian suratnya kepada pemuda Eropa dan Amerika, Rahbar menulis, “Jangan biarkan orang-orang munafik menggunakan para teroris yang mereka rekrut sebagai wakil Islam untuk memperkenalkan agama ini kepada kalian. Kenalilah Islam dari sumber-sumber primer dan aslinya. Kenalilah Islam melalui al-Quran dan kehidupan Nabi Besar Muhammad Saw. Di sini, saya ingin menanyakan apakah kalian hingga sekarang telah langsung membaca al-Quran kaum Muslimin?...” Lebih lanjut Rahbar menulis, “...Apakah kalian telah mempelajari ajaran Nabi Islam (Muhammad Saw) dan doktrin kemanusiaan dan akhlaknya? Selain media, apakah hingga sekarang kalian pernah menerima pesan Islam dari sumber lain? Pernahkah kalian bertanya pada diri sendiri bagaimana dan atas dasar nilai-nilai apa selama berabad-abad Islam telah mengembangkan peradaban ilmiah dan intelektual terbesar dunia dan membimbing para ilmuwan dan pemikir paling terkemuka?” Ayat-ayat al-Quran penuh dengan ajaran yang memiliki daya tarik besar bagi pemuda pencari kebenaran. Pemuda pencari kebenaran jika bersedia merujuk kepada al-Quran, pasti akan terpesona oleh wahyu Ilahi ini. Allah Swt di surat al-Maidah ayat 8 berfirman, “...Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” Fitrah pemuda pasti memahami pesan al-Quran surat Al-i-Imran ayat 64 ini, “...Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah". Pemuda seperti ini tidak akan menganggap Islam agama kekerasan dan berpaling darinya, ketika mereka membaca ayat 108 surat al-An’am, “Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan...” Pemuda pencari kebenaran jika bersedia merujuk pada al-Quran akan menemukan bahwa Islam juga memperhatikan kebebasan berpendapat seperti yang disebutkan dalam surat at-Taubah ayat 6, “Dan jika seorang diantara orang-orang musyrikin itu meminta perlindungan kepadamu, maka lindungilah ia supaya ia sempat mendengar firman Allah, kemudian antarkanlah ia ketempat yang aman baginya. Demikian itu disebabkan mereka kaum yang tidak mengetahui.” Bagaimana mungkin pemuda Barat yang masih suci akan menganggap Islam agama yang tidak selaras dengan rasio ketika mereka menyaksikan banyaknya ayat-ayat al-Quran yang menyeru untuk berpikir, mencari ilmu dan pengetahuan. Bagaimana mungkin mereka akan berpaling dari Islam dan mencari spiritualitas dari selain Islam ketika mereka mempelajari ayat-ayat al-Quran tentang moral dan kemanusiaan. Ayat-ayat al-Quran yang menyeru manusia untuk berbuat baik kepada kedua orang tua, bersikap baik dan pantas kepada istri serta puluhan sifat-sifat terpuji yang dianjurkan oleh kitab Samawi ini. Ayat al-Quran pasti akan menarik setiap pencari kebenaran dengan berbagai ajarannya yang mencakup politik, sosial, moral dan hukum yang berkaitan dengan individu. Islam juga memberikan gambaran kepada pemuda seperti ini jalan untuk sampai pada kebahagiaan. Rahbar juga termasuk seorang pemimpin spiritual dan dengan pandangan serta wejangan yang bersumber dari al-Quran menghendaki kebahagiaan manusia. Oleh karena itu, solusi bagi beragam kendala di dunia dewasa ini adalah menjalankan wasiat Rasulullah Saw. Rasul dalam wasiatnya bersabda, “Aku tinggalkan di antara kalian dua amanat yang berharga. Pertama kitab Suci al-Quran dan kedua Ahlul Baitku. Selama kalian berpegang teguh kepada keduanya, maka kalian tidak akan tersesat.” Yang terpenting bagi Rasulullah dalam dakwahnya adalah menghapus debu-debu kelalaian dari fitrah suci manusia. Hal ini dapat ditemukan dalam sabda-sabda nabi besar Islam ini. Rasulullah adalah pribadi yang sangat simpati kepada manusia dan dalam dakwahnya sangat menekankan hakikat kesadaran. Untuk merealisasikan misinya, Rasulullah memanfaatkan berbagai sarana seperti hikmah, nasehat dan debat yang baik. Metode yang digunakan beliau tersebut dikarenakan risalah yang diembannya adalah untuk membangkitkan pemikiran dan mengembangkan intelektualitas manusia. Urgensitas pesan Ayatullah Khamenei terletak pada beliau dalam suratnya tidak memberikan interpretasinya terkait Islam kepada pemuda Eropa, namun beliau berkata, “Saya tidak memaksa bahwa kalian harus menerima penafsiran saya atau interpretasi lain tentang Islam. Namun yang ingin saya katakan adalah jangan biarkan realitas-realitas yang dinamis dan efektif di dunia saat ini diperkenalkan kepada kalian dengan kepentingan dan tujuan-tujuan yang telah terkontaminasi.” Bahkan dalam pesannya, Rahbar tidak menyinggung atau menjelaskan tentang Islam, namun yang beliau lakukan adalah menyeru pemuda Barat untuk melakukan penelitian guna mengenal kebenaran. Dalam hal ini Rahbar telah memanfaatkan sifat alami setiap manusia, yakni dorongan mencari kebenaran dan pengetahuan. Rasa untuk mencari kebenaran terdapat pada fitrah setiap manusia. Seruan Rahbar kepada pemuda Barat mengungkap realita bahwa setiap hati pencari kebenaran mampu mengenal realita, ajaran dan kebahagiaan yang diajarkan oleh Islam. Oleh karena itu, jika pemuda Eropa dan Amerika Utara memperhatikan seruan ini, pasti mereka akan menemukan realita ini bahwa kelompok Takfiri seperti Wahabi, ISIS, al-Nusra dan Boko Haram tidak ada kesamaan sama sekali dengan Islam. Dengan sedikit perenungan, pemuda Eropa dan Amerika Utara akan dengan mudah mengenal wajah serta niat oknum yang menyelewengkan al-Quran serta mereka menampilkan para teroris, orang-orang bayaran dan mereka yang tertipu sebagai wakil dari umat Muslim. Surat terbuka Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei kepada para pemuda Eropa dan Amerika Utara menimbulkan sensasi aneh pada audiensnya. Ayatullah Khamenei pasca peristiwa serangan terhadap majalah Charlie Hebdo di Paris, Perancis dan ulah pencitraan buruk negara-negara Barat terkait Islam, secara lembut menyeru pemuda Barat untuk bersikap positif dan berpandangan realistis tentang Islam. Rahbar menyeru mereka mempelajari agama Islam dari sumber-sumber utama seperti al-Quran dan merujuk pada sirah Rasulullah Saw. Surat terbuka Rahbar ini telah diterjemahkan lebih dari 20 bahasa dunia dan sejak dirilis, menuai banyak reaksi di dunia maya. Sementara itu, para cendikiawan, pakar dan pemuda Eropa Barat dan Amerika Utara juga menunjukkan tanggapannya yang menarik dan patut dicermati. Prof. Kevin Barrett, pengamat dan cendikiawan Amerika saat menanggapi pesan Rahbar kepada pemuda Eropa dan Amerika Utara menjelaskan, “Hari ini saya bangga dapat menyebarkan pesan Ayatullah Khamenei, pemimpin besar revolusi Islam Iran kepada pemuda Barat yang menyeru pemuda untuk tidak terseret pada arus Islamphobia, namun mereka harus independen dalam berpikir. Mungkin bagi sebagian orang, seorang pemimpin Islam menyerukan kebebasan berpikir merupakan sesuatu hal yang aneh. Di Barat, biasanya mereka yang menghendaki berfikir bebas, menolak agama.” Prof. Kevin Barrett kemudian mengisyaratkan poin menarik di budaya Barat dan dengan penuh penyesalan menambahkan, “Doktrin Barat dewasa ini bertumpu pada kontradiksi antara agama dan kebebasan berpikir. Ideologi tersebut saat ini mulai membayangi sekolah dan universitas kami. Di sana, tokoh-tokoh seperti Galileo Galilei, Voltaire dan Charles Darwin dijadikan pahlawan karena menentang Gereja.” Padahal agama dan pemikiran tidak pernah dapat dipisahkan dan ini adalah pandangan dangkal, picik serta menyesatkan. Cendikiawan Amerika ini dengan mencermati surat terbuka Ayatullah Khamenei menilai mental siap menerima hakikat Islam, di mana mental tersebut kosong dari gagasan dan asumsi apa pun terkait agama samawi ini. Kevin Barrett meyakini bahwa warga Barat yang mampu mengesampingkan asumsi mentalnya dan melangkah bebas di luar pengaruh propaganda media serta memandang Islam dengan benak yang jernih, kemungkinan besar mereka akan tercengang dengan apa yang dijejalkan oleh media selama 24 jam selama satu pekan dan satu tahun penuh ke otak mereka. Dan betapa jauh kesemuanya tersebut dari realita yang sebenarnya. Di akhir tulisannya ia mengungkapkan, pesan Rahbar ini juga meminta mereka yang menerimanya untuk menyebarkan kepada setiap pemuda yang mereka kenal. Yavuz Ozaguz, ilmuwan terkemuka lain yang mereaksi surat terbuka Rahbar. Cendikiawan Jerman keturunan Turki ini dalam wawancaranya dengan Kantor Berita IRNA di Berlin mengatakan, “Yang menonjol di surat ini adalah penyampaian Rahbar yang lugas, langsung dan tanpa perantara kepada pemuda di negara-negara Barat. Oleh karena itu, hal tersebut surat ini setelah dimuat di laman kantor Rahbar, dengan cepat dimuat pula di berbagai laman internasional termasuk di Jerman.” Ia menyebut surat Rahbar ini sebagai seruan kebangkitan dan mengakui bahwa di kondisi saat ini, mayoritas pemuda Barat tidak memiliki rasa positif terhadap kehidupan sehari-hari mereka dan sejatinya mereka putus asa terhadap kebijakan para pemimpin. Ia menyebut sisi unggul lain dari surat terbuka Rahbar adalah seruan kepada pemuda untuk memperdalam dialog agama di antara mereka dan memahami arti sebenarnya dari Islam. Ia berpendapat bahwa pemuda, dengan bantuan surat ini, mampu memperdalam diskursus antar agama dan wacana internal agama yang pada akhirnya akan berujung pada perdamaian, persahabatan dan keadilan di antara bangsa dunia. Sementara itu, Stefan Landman mengatakan, pemahaman dan pengetahuan dimulai dengan belajar keras. Ia menganjurkan seluruh lapisan warga Eropa, bukan hanya kaum mudanya untuk membaca pesan Rahbar guna memahami Islam dengan benar serta menyelami kebenarannya. Landman juga meyakini tujuan Barat menebarkan Islamphobia dengan memanfaatkan peristiwa serangan teror serta memanipulasi berbagai peristiwa lain, sekedar upaya memperbesar ketakutan demi memajukan kebijakan anti Islam serta justifikasi untuk melanjutkan perang di pentas internasional dan menerapkan undang-undang arogan di dalam negeri. Landman menjelaskan pemuda dan orang dewasa Barat perlu mempelajari pesan Rahbar, supaya mereka menyadari bahwa seluruh agama Samawi memiliki akar yang sama. Menurutnya pengikut agama Islam seperti pengikut agama Samawi lainnya, seperti Kristen dan Yahudi, merupakan manusia yang taat hukum. Jika hal ini diajarkan di sekolah-sekolah Barat, menurutnya dewasa ini kita akan menyaksikan kasih sayang dan kecintaan, serta bukannya kebencian. Prof. Charles Taliaferro, dosen dan filsuf Amerika Serikat dalam wawancaranya dengan salah satu media Republik Islam Iran, surat Rahbar ini fokus pada upaya menjegal mereka yang ingin menampilkan Islam sebagai agama berbahaya dan pelanggar hak orang lain. Dalam analisanya atas surat ini, ia mengatakan, “Interpretasi Ayatullah Khamenei terkait Islam dan Kristen sangat dalam dan cerdas.” Ia menambahkan, “Di surat ini ada pengecaman terhadap aksi-aksi keliru dan menyimpang, mereka yang mengatasnamakan Islam dan Nabi Muhammad serta melakukan kekerasan. Aksi seperti ini jelas-jelas bertentangan dengan ajaran al-Quran.” Prof. Charles Taliaferro mengungkapkan, “Banyak warga Barat yang siap menerima dan menyambut budaya serta pemikiran Islam. Oleh karena itu, saat ini kita menyaksikan laju masyarakat Muslim di negara-negara Barat. Dan Muslim semakin banyak yang mencalonkan diri di pusat-pusat lembaga peradilan dan parlemen. Oleh karena itu, tidak ada kekhawatiran terhadap Islam, karena jika demikian, umat Muslim tidak akan mampu meraih prestasi ini satu pun. Kekhawatiran yang ada adalah terhadap maraknya radikalisme yang mengatasnamakan Islam dan melakukan kekerasan dengan menggunakan senjata serta bom, ketimbang memilih jalan damai.” Surat penting Rahbar kepada pemuda Barat dan Eropa juga menuai reaksi luas di antara elit politik Barat dan Eropa. Misalnya, Dai Havard, anggota Majelis Rendah Inggris meyakini pesan ini sebagai simbol perang anti radikalisme dan ISIS. Ia menambahkan, “Yang penting menurut Saya adalah pemimpin Iran dalam suratnya mengisyaratkan isu bersama yang menjadi kekhawatiran kita bersama. Ini sebuah ide cemerlang di mana para pemuda langsung merujuk literatur utama Islam ketimbang mempelajari agama ini dari sumber yang tidak dapat dipercaya.” David Paul, anggota minoritas Kristen Mennonite AS-Kanada seraya mengisyaratkan surat terbaru Rahbar yang ditujukan kepada pemuda Barat, mengingatkan, “Menurut Saya, pemimpin Iran menghendaki kaum muda Barat memahami bahwa mayoritas pengikut Islam berbeda dengan sekelompok kecil yang radikal dan berbagai berita mengenai mereka yang dirilis di media. Beliau menginginkan pemuda Barat mencari informasi mengenai Islam melalui pihak netral.” Sepertinya mengingat bahwa pesan Rahbar mendapat perlakuan tak menyenangkan dari media Barat dan Israel, dan dengan selera mereka, hanya mengutip bagian tertentu dari surat tersebut, namun media raksasa ini juga tidak mampu mencegah refleksi pesan agung ini. Bahkan berdasarkan data statistik, selama satu pekan dari perilisan surat terbuka Rahbar, lebih dari 16 juta kali pesan ini dipublikasikan di Twitter. Berita ini di laman Press TV dilihat sebanyak 500 ribu kali dan 80 laman internasional ramai mempublikasikannya. Uniknya pembaca terbesar dari Amerika Utara dan berhasil mengendalikan gelombang Islamphobia, meski tidak penuh. Oleh karena itu, majalah mingguan Amerika “Week” dengan transparan mengakui prakarsa cerdas Ayatullah Khamenei. Mingguan ini menulis, “Pemimpin Iran dengan baik mampu mengidentifikasi waktu. Ia telah benar menentukan waktu, bahwa perilisan surat ini pasca serangan Paris, sepenuhnya sangat urgen. Ini menunjukkan kesadaran tinggi Rahbar atas transformasi yang berlaku saat ini.” Sekarang sebagian besar masyarakat paling tidak memiliki akses ke jejaring sosial tersebut dan oleh karena itu setiap orang dapat berperan sebagai selaku sebuah media, terlepas dari bentuk-bentuk media yang telah didefinisikan. Di antara sisi positif dari dunia maya adalah kemampuan, kemudahan, analisa, produksi kreatifnya. Produksi kreatif itu berarti penawaran sesuatu kepada masyarakat yang mampu memberikan pengaruh besar dan selain itu mengenalkan kepada masyarakat apa saja yang mereka perlukan. Contohnya adalah penyebaran surat Rahbar, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei kepada para pemuda Eropa dan Amerika Utara di jejaring Twitter. Surat yang di dalamnya ditekankan bahwa pemuda adalah para penentu masa depan umat manusia, serta disampaikan dengan bahasa kasih sayang, ditujukan langsung kepada para pemuda non-Muslim yang mencari kebenaran untuk mengenal agama Islam tanpa perantara. Kandungan surat Rahbar itu adalah bahwa meski beliau tidak menyalahkan para pemuda yang pandangan mereka tentang Islam dan umat Muslim telah teracuni akibat jejaring sosial dan politik Barat, akan tetapi sebagai seorang ulama, Rahbar menilai dirinya berkewajiban untuk menyeru mereka menuju jalan lurus dan jalan hakikat yang bercahaya. Bagi mereka yang memahami makna diplomasi publik, mereka akan mengerti bahwa surat tersebut merupakan sebuah diplomasi khusus dan pemanfaatan efektif dari jejaring sosial. Mengingat cepatnya penyebar-luasan surat Rahbar di Twitter dan juga pembagian ulang oleh selain warga Iran, merupakan bukti nyata kekuatan besar pengaruh surat tersebut di tingkat global. Mengingat puncak penggunaan jejaring sosial adalah menjelang malam, publikasi surat Rahbar pada saat tersebut dan juga upaya ribuan pengguna jejaring sosial untuk menyebar-luaskannya, membuktikan pemahaman benar terhadap kapasitas jejaring ini. Apa yang dapat dikatakan setelah 10 hari publikasinya adalah bahwa surat tersebut telah disebar-luaskan sebanyak puluhan juta kali di jejaring sosial dan pesannya telah diterima oleh para audiens. Bersamaan dengan publikasi surat itu, situs Khamenei.ir telah menyiapkan tagar khusus memuat beberapa kata yang berkaitan dengan sejumlah pertanyaan di sisi surat. Bahkan telah disiapkan aplikasi Letter4U untuk ponsel dengan sistem operasi Android. Selain memang ditujukan kepada para pemuda Barat, para pemuda Iran juga bergerak cepat untuk menyampaikan pesan Rahbar tanpa perantaraan dan langsung kepada para pemuda seusia mereka. Para pemuda Iran yang aktif di jejaring sosial dan dunia internet, terjun ke medan dengan tingkat kemampuan masing-masing untuk menciptakan gelombang kedua dari pesan dalam surat Rahbar. Termasuk di antaranya adalah penyebaran berbagai desain poster dan infografik, video klip, artikel, serta berbagai analisa dalam banyak bahasa. Akan tetapi yang paling menonjol dalam aktivitas di jejaring sosial itu kesiapan para pemuda revolusioner Iran dan bahkan para pemuda Muslim non-Iran, dalam menyebar-luaskan pesan Rahbar kepada para pengguna media sosial. Sedemikian besar gelombang pembagian surat Rahbar itu, sehingga muncul tagar #letter4umovement. Konklusi reaksi dari para audiens di internet dan jejaring sosial dapat merefleksikan tanggapan mereka terhadap pesan Rahbar. Reaksi mereka dapat dibagi menjadi beberapa kelompok: kelompok pertama adalah mereka yang memahami dengan benar inti pesan dalam surat tersebut. Di antara sekian banyak komentar, banyak pula orang yang mampu menalar dengan baik usulan-usulan Rahbar. Sebagai contoh G. David dari New York Magazine mengatakan, “Perspektif pemimpin Iran sungguh mengesankan saya. Pesannya tepat dan lugas... ketika saya melihat pesan ini di Twitter, saya menitikkan air mata, karena saya berpikir ini adalah pesan indah dan tulus... saya berterima kasih kepada Ayatullah Khamenei atas tantangan tepat bagi para pemuda dunia ini.” Kelompok lain adalah mereka yang terpengaruh oleh propaganda media Barat dan dengan mindset negatif terhadap Islam dan ajarannya, mereka mengemukakan berbagai pertanyaan tentang Islam. Dalam menjawab seruan Rahbar untuk menelaah kitab samawi, mereka mengemukakan berbagai persoalan yang ada di benak mereka pada bagian komentar surat Ayatullah Khamenei. Yang pasti pertanyaan-pertanyaan tersebut memulai perdebatan panjang di antara masyarakat Barat dan Muslim. Adapun kelompok ketiga adalah para Muslim dan cendikiawan yang menyambut baik pesan Rahbar. Asef Husein, mantan profesor Universitas Lancaster, Inggris, yang telah menulis banyak buku tentang Iran berpendapat bahwa pesan tersebut adalah ungkapan sebagian besar umat Islam dan harus disebar-luaskan kepada semua orang. Disebutkan pula bahwa pesan ini akan mengubah pandangan sebagian besar masyarakat Barat terhadap Iran karena muatan pesan itu bertentangan dengan apa yang dibayangkan oleh masyarakat Eropa dan Amerika. Sementara kelompok terakhir, seperti biasa, adalah kelompok media mainstream dan corong propaganda pemerintah yang dipengaruhi oleh rezim Zionis, yang sejak awal publikasi surat Rahbar, langsung menunjukkan reaksi negatif dan sikap frontal. Media massa tersebut menggunakan berbagai trik penistaan dan menyebarkan keraguan, serta pandangan sepihak untuk menyoal inti pesan Rahbar yaitu seruan untuk menelaah agama Islam dengan benar. Pada akhirnya dapat dikatakan bahwa terlepas dari isi surat Rahbar yaitu seruan kepada para pemuda Eropa untuk merenungkan dan menelaah Islam secara langsung dan tanpa perantara, penulisan surat oleh seorang tokoh itu sendiri merupakan sebuah sarana informasi yang memiliki pengaruh cukup siginifikan. Di sisi lain, pengarahan audiens kepada para pemuda yang dinilai sebagai sumber transformasi sosial, merupakan poin penting lain dalam surat Rahbar. Apalagi Rahbar menekankan bahwa semangat memperjuangkan idealisme, tujuan, kebenaran dan keadilan merupakan salah satu kriteria positif manusia di masa muda. Namun yang lebih penting adalah kejelian dan kecerdikan diplomasi Rahbar menggunakan jejaring sosial sebagai sarana efisien untuk menyampaikan pesan penting sekaligus mematahkan makar dan propaganda musuh.