Menghindari Pelecehan Seksual di Angkutan Umum
Menghindari Pelecehan Seksual di Angkutan Umum
0 Vote
81 View
by Peni Puji Lestari Menjadi wanita di Jakarta tidaklah mudah, kita harus selalu waspada terhadap berbagai ancaman. Di balik karakteristik wanita yang “lemah”, wanita harus menyimpan ketangguhan dalam dirinya untuk menyelamatkan diri dari berbagai ancaman tersebut. Bagaimana tidak, jumlah laporan kasus dan tindakan pelecehan seksual yang dialami wanita di Jakarta sudah sangat banyak. Menakutkan, kasus terbaru, yakni kisah kematian seorang mahasiswi UI yang melompat dari angkutan umum karena ketakutan menjadi korban merupakan satu indikasi serius rentannya wanita mengalami pelecehan seksual. Keselamatan wanita merupakan momok bersama bagi seluruh penduduk di negara ini, terlebih lagi bagi penduduk wilayah urban, seperti Jakarta, dengan mobilitas yang tinggi dan keseteraan peran antara pria dan wanita di semua bidang. Menjaga kehormatan wanita merupakan tugas bersama, karena dari segi moral maupun agama, wanita adalah mahluk yang seharusnya dilindungi dan dihormati. Pemerintah harus bisa meberikan transportasi umum yang aman bagi wanita, serta memberikan sanksi hukum tegas bagi para pelaku pelecehan seksual terhadap wanita di sarana umum. Meskipun ini tugas bersama, yang memiliki andil terbesar dalam menjaga kehormatan adalah wanita itu sendiri. Memang di Negara Iran Pemerintah sengaja menyiapkan taksi khusus untuk wanita, kereta pun dikelompokkan gerbong satu dengan yang lain dipisahkan untuk kelompok laki-laki dan perempuan. masalahnya hal ini tidak bisa kita harapkan secara langsung untuk disiapkan oleh pemerintah kita. Dalam Islam, wanita diperintahkan untuk menutup aurat untuk menghindari pandangan dari mata orang-orang yang berpikiran kotor dan jelek, menghindari keburukan yang muncul karena nafsu syahwat. Begitulah salah satu cara Islam memuliakan wanita, menjaganya agar tidak mudah ternoda. Menutup aurat dan tidak menampakkan perhiasan kecuali yang sewajarnya merupakan langkah pertama mencegah keburukan atau ancaman pelecehan seksual maupun ancaman keamanan yang lain. Langkah pertama tersebut merupakan cara yang ampuh, namun belum cukup sepenuhnya. Kenyataannya, pelecehan seksual bisa terjadi pada siapa saja. Saya merupakan pengguna jasa angkutan umum selama belasan tahun. Keamanan merupakan hal pertama yang paling saya risaukan di angkutan umum selain kenyamanan. Beberapa kali saya pernah memiliki pengalaman yang tidak menyenangkan di dalam angkutan, padahal saya berjilbab dan berprilaku sopan. Pengalaman-pengalaman itu membuat saya menyadari bahwa pelecehan seksual tidak hanya bisa dialami oleh wanita dengan rok mini, namun bisa juga terjadi wanita berjilbab sekali pun. Ironis memang menyadari bahwa pelaku pelecehan seksual seakan tidak pandang bulu memilih korbannya. Asalkan ada kesempatan, mereka akan melancarkan aksinya. Pengalaman-pengalaman tersebut juga membuat saya belajar bagaimana menjaga diri di dalam angkutan umum. Alhamdulillah, pengalaman-pengalaman semacam itu tidak pernah lagi saya alami. Berikut beberapa tips yang mudah-mudahan membantu bagi wanita yang memanfaatkan fasilitas transportasi umum. 1. Selalu berdoa kepada ALLAH SWT., agar mendapat perlindungan dari kejahatan. 2. Jangan pernah naik angkutan umum seperti mikrolet yang kosong sendirian. Jika terpaksa naik, sebaiknya pilih kursi dekat dengan sopir. 3. Perhatikan dengan saksama tingkah laku setiap orang di dalam angkutan itu, bahkan sopir dan kondekturnya. Para pelaku umumnya menunjukkan tingkah yang kurang wajar. Misalnya, selalu tengok kanan-kiri, memandangi penumpang yang lain cukup lama dari atas ke bawah, mengaruk-garuk celana dekat bagian kemaluannya, bergerak terlalu rapat (menempel) pada penumpang lain yang wanita, dll. Pokoknya, jika ada yang menunjukkan perilaku aneh, kita harus waspada teradapnya. 4. Jangan asik main hape atau BBM-an di dalam angkutan umum. Pelaku sengaja memilih korban yang lengah. Begitu melihat Anda sibuk main hape, BBM-an, atau bengong, maka dia dengan sengaja mulai mendekat kemudian merapat ke tubuh Anda. 5. Selalu sediakan senjata pribadi. Saya selalu menyediakan payung dan peniti besar dalam tas saya. Setiap ada penumpang laki-laki yang bertindak tidak wajar, misalnya menempel ke tubuh saya padahal angkotnya masih cukup lega, saya segera mengeluarkan peniti besar untuk menakutinya. 6. Jangan tunjukkan kepanikan. Tetap tenang, bahkan kalau perlu tunjukkan wajah Garang.. hehehe. susah sih memang kalau ini, tapi percayalah, jika Anda panik persepsi Anda akan menyempit dan malah bisa memperburuk keadaan. Anda harus bisa berpikir jernih tentang tindakan apa yang bisa Anda lakukan. 7. Jangan senggan meminta tolong kepada penumpang lain, misalnya meminta untuk bertukar tempat, atau jika terpojok, lebih baik Anda turun tanpa menunjukkan kepanikan. Usahakan ingat betul dengan wajah pelaku dan ciri khasnya, sehingga Anda bisa melaporkan dia ke petugas keamanan atau paling tidak, berhati-hati jika bertemu dengan orng itu kembali. 8. Jika Anda melihat seorang wanita yang menjadi korban tanpa dia sadari, segera peringatkan wanita itu untuk berhati-hati dan menghindar. Banyak wanita yang tidak menyadari mereka telah menjadi salah satu korban karena alasan tidak mau berburuk sangka padahal jelas-jelas mereka menyadari ada kejanggalan. Mengutip perkataan bang Napi, “Kejahatan bukan hanya karena niat si pelaku, tapi karena ada kesempatan. Waspadalah! Waspadalah!”. Semoga bermanfaat dan semoga wanita di seluruh negeri ini keselamatannya terjamin, terhindar dari segala macam bentuk pelecehan. [islamic-sources/kompasiana/PeniPujiLestari]