Kondisi Manusia di Alam Barzakh

Kita menyadari, jika sampai saat ini saja, dengan kemajuan peradaban, ilmu pengetahuan, dan teknologi yang canggih, kita masih belum mampu mengungkap rahasia alam dunia yang terbatas oleh ruang dan waktu. Lantas, bagaimana kita dapat mengungkap rahasia alam barzakh, yang luasnya tidak terhingga? Untuk itulah, dalam menyingkap rahasia alam di balik kematian, kita membutuhkan bantuan wahyu. Barzakh secara bahasa berarti batas, dinding, atau jarak antara dua hal yang menghalangi keduanya bertemu secara langsung.Hal ini seperti disebutkan Alquran : “Antara keduanya ada batas (barzakh) yang tidak dilampaui oleh masing-masing.” (Q.S. al-Rahman: 20). Secara istilah barzakh berarti batas dan pemisah antara kehidupan dunia  dan akhirat. Yakni, alam yang dimulai sesaat setelah kematian dan berakhir begitu tiba hari kiamat.Imam Ja’far Shadiq berkata, “Barzakh adalah kubur (dimulai) dari hari kematian sampai hari kiamat.Ini berarti, selain alam dunia dan alam akhirat ada alam ketiga yang disebut dengan alam barzakh, yaitu alam di mana ruh manusia bersemayam di sana sesudah kematian hingga datang hari kiamat, “Hingga apabila datang kematian kepada seorang dari mereka, ia berkata, ”Ya Tuhanku, kembalikanlah aku (ke dunia) agar aku berbuat amal saleh terhadap yang telah aku tinggalkan”. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding (barzakh) sampai hari mereka dibangkitkan. (QS. Al-Mukminûn: 99-100). Alam barzakh adalah gerbang atau stasiun yang mesti dilalui oleh setiap manusia yang meninggal dunia, baik dia dikubur dalam tanah maupun tidak. Artinya, meskipun jasad seseorang hilang lenyap, hangus terbakar menjadi abu, dimakan binatang buas maupun tenggelam di dasar lautan, akan tetapi ruhnya tetap hidup dan mendapatkan kenikmatan dari Allah, ataupun siksaan sebagai sebuah azab, atau juga tak mendapatkan apa-apa. Semuanya tergantung pada amalnya selama hidup di dunia. Nabi bersabda, “Kuburan dapat merupakan taman dari taman-taman surga atau jurang dari jurangnya neraka” (H.R. Turmudzi). Jadi, jika manusia mati, ia tidak akan memasuki alam akhirat langsung. Namun, ia akan singgah di alam antara dunia dan akhirat yang bernama Barzakh. Perlu diperhatikan, meskipun manusia telah mati, bukan berati ia terputus total dengan alam dunia. Karenanya ruh yang di alam barzakh masih dapat berhubungan dengan alam dunia, seperti pertemuan para penghuni alam barzakh di antara mereka dan pertemuan mereka dengan sanak keluarganya, mendengar berbagai pembicaraan atau perbuatan manusia dan melihat peristiwa-peristiwa di dunia (Q.S. Ali Imran : 169-171). Begitu pula, orang-orang yang memiliki kemuliaan dan masih hidup dapat berhubungan dengan ruh-ruh yang di alam barzakh (lihat Q.S. Ali Imran 77-79; Al-A’raf: 93; Zukhruf: 45; Al-Shaffat: 79, 109, 120, 130, 181). Dengan demikian, kehidupan barzakh adalah pengalaman yang disadari. Artinya, kehidupan barzakh merupakan sejenis proses pemurnian yang manamanusia yang memasuki alam barzakh ini dibersihkan dari kotoran-kotoran (dosa). Kehidupan barzakh merupakan tahap awal untuk melihat dan memetik hasil-hasil amal yang ditanam selama hidup di dunia. Hanya saja ada perbedaan kesadaran antara orang yang soleh dengan orang yang salah (lihat Q.S. al-Rum : 55-56). Jadi, di alam barzakh, manusia akan mendapatkan pertanyaan, kesenangan atau kesulitan sesuai dengan derajat keimanannya. Alam barzakh merupakan tempat penyucian bagi orang-orang yang beriman untuk meringankan perhitungan mereka di akhirat (tasfiyah). Ada tiga jenis kondisi manusia di alam barzakh, yaitu :
  1. Mendapatkan nikmat dan kebahagiaan. Inilah kondisi orang-orang yang soleh, “Jangan kamu kira orang-orang yang terbunuh di jalan Allah itu mati, tapi sesungguhnya mereka hidup di sisi tuhan mereka dan mendapat rezeki.”(QS. Ali Imran: 169).
  2. Mendapatkan siksaan dan kesengsaraan. Inilah kondisi orang-orang kafir, durhaka, berdosa, zalim, para tiran, dan pendukung-pendukungnya, “Kepada mereka ditayangkan neraka pagi dan petang, dan pada saat datangnya hari kiamat (ia berkata): “Masukkan keluarga Firaun dalam siksa yang paling berat.” (QS. Al-Mukmin: 46)
  3. Dibiarkan saja tanpa kenikmatan dan tanpa siksaan. Mereka seperti tertidur saja, dan tersentak ketika hari kiamat tiba. Inilah kondisi orang-orang yang dosanya tidak sebesar kelompok kedua. “Dan pada saat datangya hari kiamat, orang-orang berdosa bersumpah bahwa mereka tidak tinggal dalam kubur kecuali sebentar. Dan orang-orang yang diberi ilmu dan inian berkata (kepada para pendosa): “Kamu telah tingga! (di dalam kubur) atas ketetapan Allah hingsa hari kebangkitan. Dan ini adalah hari kebangkitan, tapi kamu tidak tahu.” (QS. Al-Rum: 55-56)
Bedasarkan Alquran dan hadis-hadis nabi, disebutkan malaikat akan mendatangi orang yang meninggal, dan mengutarakan pertanyaan-pertanyaan, memberi kenikmatan bagi orang beriman dan siksaan bagi orang kafir. Namun, pertanyaan dalam kubur hanya khusus bagi Mukminin dan kaum zalim, dan tidak akan mencakup orang-orang lemah dan yang berada pada posisi tengah-tengah antara kedua kelompok tersebut.